Janji bukanlah sebuah sekedar ucapan tanpa makna dan tanpa pertanggungjawaban. Lebih-lebih lagi jikalau si pengucap janji itu adalah seorang yang mengaku sebagai ahli tata perkotaan dan seorang gubernur. Ya! Gubernur DKI Jakarta pernah menjanjikan tersedianya jalur sepeda di Jakarta. Tapi apa lacur, janji tinggallah janji.
Sejak didengung-dengungkan sejak Desember 2009 lalu, janji akan dibuatkan jalur sepeda di Jakarta sudah terucap pada saat pertemuan komunitas Bike To Work bertandang ke gedung pemkot DKI yang digawangi oleh oom kumis. Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tapi apa lacur, janji tinggallah janji. Strategi dan rencana sudah dibuat. Mulai dari pembuatan rute jalur sepeda hingga pembicaraan untuk merubah trotoar menjadi jalur sepeda. Siasat mulai dijalankan. Rencana awal adalah jalan-jalan utama kota Jakarta akan punya jalur sepeda namun kemudian dialihkan hanya untuk Jakarta Selatan. Angin surga pun ditiupkan: gedung perkantoran diharuskan menyediakan fasilitas khusus sepeda. Engkau pun mengatakan sebuah keharusan tentang adanya tempat parkir untuk sepeda. Tapi apa lacur, janji tinggallah janji. Usaha menagih janji sudah digaungkan. Tapi apa lacur, janji tinggallah janji. Kini, janji tinggallah janji. Pemda DKI mengurungkan niat untuk membuat jalur sepeda. alasannya? karena pengguna sepeda di Jakarta masih sedikit. kepada oom Kumis, berapakah ukuran banyak itu? Alangkah rendahnya argumentasimu dengan mengatakan jumlah pengguna sepeda masih sedikit? Tidakkah Anda pernah melihat pengendara sepeda berjibaku di jalanan ibukota (sementara dirimu duduk manis dalam sedan mewahmu?) Tidakkah Anda pernah melihat rombongan pengendara sepeda di hari kerja? Tidakkah Anda pernah melihat banyaknya pengendara sepeda di hari Minggu? Tidakkah Anda pernah menggunakan sepeda? betapa rendahnya analisanya jika bawahanmu berkata seperti ini:
Wali Kota Jakarta Selatan Syahrul Effendi di tempat yang sama, mengatakan, saat ini akan dilakukan pembangunan jalur sepeda untuk lingkungan. Karena, masih melakukan sosialisasi untuk penambahan pengguna."Seperti kata Pak Gubernur, kalau mau membuat jalur sepeda maka harus ada komunitas yang menggunakan," ujarnya.
Tak cukupkah label sebagai ahli tata perkotaan anda sandang? Hingga akhirnya anda menyerah pada kenyataan: tidak sanggup mengatasi masalah transportasi kota Jakarta. Kemanakah suaramu yang lantang itu? Janji tinggallah janji. Kemanakah rencana-rencana jangka panjangmu itu? Apakah hanya sebagai bagian dari proyek mercusuarmu semata? Apakah hanya sebagai bagian dari bagi2 uang dalam kerangka proyek? Apakah hanya sebagai isapan jempol semata?
Foke, janjimu janji palsu !! catatan bawah banget: maaf, lagi kesel dengan pernyataan si oom kumis ttg rencana jalur sepeda dan alasannya yang terlalu lemah itu. mungkin label ahli tata perkotaan itu sudah selayaknya dicabut dari oom kumis karena oom kumis sudah gagal mengatur sisi transportasi kota Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H