Mohon tunggu...
12201280 AWALLIA YUNI PALUPY
12201280 AWALLIA YUNI PALUPY Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

D3 Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemerataan Pendidikan sebagai Gerbang Awal Merdeka Belajar

12 Mei 2022   20:28 Diperbarui: 12 Mei 2022   20:30 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepatkah Kebijakan Pemerataan Pendidikan Melalui Merdeka Belajar

Oleh: Awallia Yuni Palupy

Pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia melalui pemerataan pendidikan. Mengingat wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari kepulauan perlu dibuat sebuah sistem pendidikan yang baik dan dapat mengakomodir kebutuhan pendidikan di seluruh pelosok negeri.

Menurut aceforeducation.id (2021), sistem pendidikan merupakan sekumpulan organisasi yang berada dalam suatu wilayah tertentu dan dipimpin seorang pejabat eksekutif yang bertanggung jawab akan keberlangsungan pendidikan tersebut. Komponen sistem pendidikan terdiri dari: prioritas pendidikan, peserta didiknya, manajemen dan pengelolaan, struktur organisasi, waktu, guru, fasilitas, pengawasan, teknologi, penelitian dan biaya. Kerjasama dari keseluruhan komponen inilah yang dapat membuat sistem pendidikan yang dibuat dapat berjalan sesuai harapan.

Apakah pendidikan di Indonesia saat ini sudah merata?

Sumber Ilustrasi : https://baladena.id/pemerataan-pendidikan-di-daerah-pelosok-apakah-berlaku/
Sumber Ilustrasi : https://baladena.id/pemerataan-pendidikan-di-daerah-pelosok-apakah-berlaku/

Kita tahu, bahwasannya negara Indonesia ini sangatlah luas dan terdiri dari banyak pulau baik pulau besar maupun pulau kecil yang rata-rata memiliki pemukiman penduduk. Tentunya hal ini menyebabkan PR besar bagi Pemerintah untuk melakukan pemerataan fasilitas Pendidikan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya atupun satu pulau dengan pulau yang lainnya. Keterbatasan fasilitas Pendidikan ini seringkali terjadi pada daerah-daerah yang terpencil, khususnya daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

Sebagai contoh di daerah tempat saya berdomisili, dimana terlihat perbedaan yang jelas sekali untuk fasilitas-fasilitas Pendidikan yang dapat kita temui di Kota Pontianak lebih mumpuni dibandingkan dengan wilayah Kubu Raya yang langsung berbatasan dengan kota Pontianak. Hal ini terlihat Sarana Prasarana berupa gedung-gedung sekolah dan fasilitas pendukung pembelajaran lebih baik dan lengkap.

Sarana Prasarana Pendidikan yang bagus akan dapat memajukan Pendidikan di suatu daerah dengan meningkatkan kualitas pendidik dan peserta didik. Menurut Martinus Tukiran (2020:133) semakin tinggi kualitas Pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan dan mengharumkan negaranya.

Beberapa peserta didik di wilayah Kubu Raya, jangankan untuk mendapat akses belajar di dalam kelas, akses jalan menuju ke sekolahpun terkadang sulit dan harus menyeberang sungai. Faktor biaya Pendidikan juga menjadi salah satau penghambat pemerataan Pendidikan di Indonesia, apalagi saat masa pandemi ini, dimana sekolah diharuskan secara online dan tatap muka secara daring.
Banyak peserta didik yang bisa sekolah tatap muka saja sudah bersyukur, apalagi di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yang kondisi internet juga sangat minim.

Apakah efektif kebijakan  merdeka belajar di Indonesia selama pandemi?

Banyaknya orang tua yang kehilangan pekerjaan akibat pandemic covid 19, sehingga terpaksa anak-anaknya harus berhenti mengenyam Pendidikan ditingkat yang lebih tinggi ataupun diminta untuk tidak melanjutkan sekolah terlebih dahulu guna membantu ekonomi keluarga. Pandemi saat ini juga telah merubah tatanan sistem pembelajaran di Indonesia.

Kebijakan yang dirumuskan untuk membantu Pendidikan selama masa pandemic, justru membuat sistem pembelajaran menjadi tidak stabil. Dimana peserta didik kita terbiasa untuk melakukan proses belajar secara langsung, kemudian diharuskan untuk bertatap muka melalui layar melalui media zoom, gmeet, classroom, whatapps, dlsb. Dampaknya kepada peserta didik lebih banyak ketinggalan informasi dikarenakan keterbatasan sinyal internet dan mahalnya kuota, meskipun adanya bantuan kuota oleh pemerintah.

Mereka yang tinggal di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) tentunya merasakan berbagai kesulitan dalam mengakses internet didaerahnya. Mengingat beberapa daerah infrastruktur jaringan internetnya sangat terbatas dan minim. Beberapa daerah di Kubu Raya juga sangat minim sekali untuk mendapatkan jaringan yang stabil. Mereka harus menemukan daerah di dekat tower penyedia jaringan agar dapat mengakses internet, belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk kuota bisa internetan. Bahkan beberapa mahasiswa seperti saya merasa sangat kekurangan kuota saat meskipun sudah mendapat bantuan kuota dari pemerintah karena dalam satu minggu bisa terdapat 3-4 kali pertemuan tatap layar.

Banyak anak-anak yang tinggal dipedesaan kemampuannya sangat luar biasa, mereka bisa saja mengasah dan mempelajari kemampuannya itu, tapi terhalang ekonomi keluarga. Hal ini juga yang didapati oleh beberapa mahasiswa dari kalangan ekonomi kurang mampu yang turut serta dalam program merdeka belajar kampus merdeka. Dimana pada salah satu program yang bernama kampus mengajar yang telah dinyatakan lulus kemudian harus mengundurkan diri.

Alasan untuk mengikuti kegiatan ini sebenarnya untuk mendapatkan bantuan uang saku bulanan sebesar 1,2 juta/bulan dan bantuan UKT satu semester yang tentunya dapat membantu meringankan ekonomi keluarganya karena tidak perlu mengeluarkan biaya hidup dan biaya semesteran. Namun dikarenakan penempatan yang berbeda wilayah dan cukup jauh masuk ke pedalaman yang mengharuskan perjalanan darat kurang lebih tiga jam ditambah dengan perjalanan menyeberangi sungai hamper 1 jam, mahasiswa tersebut yang seorang perempuan mendapat larangan dari orang tuanya.

Pemerataan pendidikan ialah hal yang sepatutnya diperhatikan oleh para pemerintah setempat, karena dapat berpengaruh besar terhadap generasi anak muda sekarang. Generasi yang cerdas ialah generasi yang sudah merdeka dalam pendidikan.

Dua Sisi Kebijakan yang Harus Dipenuhi Sebelum Implementasi Merdeka Belajar Diterapkan Sepenuhnya.

Satu sisi kebijakan pemerintah yang terus menerus ingin meningkatkan pedesaan dalam hal pembangunan gedung dan lain sebagainya. Tapi pada pembangunan infrastruktur sekolah-sekolah belum cukup memadai, peserta didik maupun pendidik pun masih kesulitan dalam hal belajar mengajar terlebih lagi tenaga pendidik yang ada mau ditempatkan di pedesaan. 

Mereka harus memutar otak bagaimana caranya agar peserta didik bisa layak mendapatkan pendidikan yang sama seperti di kota-kota besar. Padahal, generasi saat ini yang dibutuhkan adalah anak-anak yang cerdas sebagai penerus bangsa, generasi saat ini adalah generasi yang lagi semangat-semangat nya dalam meraih pendidikan. Sudah sepatutnya pemerintah dalam hal ini lebih mengutamakan infrastruktur pendidikan bagi pelosok-pelosok daerah. Termasuk Pembangunan jalan menuju sekolah juga, di daerah-daerah pedalaman jalan yang ditempuh cukup jauh dan bahkan ada jalan yang rusak, berlubang, becek dan lain sebagainya.

Disisi lain kebijakan untuk kesejahteraan tenaga pendidik, seperti guru dan dosen masih terus menjadi PR pemerintah.  Termasuk diantaranya kebijakan Permasalahan guru sebagai garda terdepan dalam Pendidikan saat ini sering sekali menjadi dilema terutama guru-guru honorer yang perjuangannya sungguh luar biasa namun imbalannya belum sesuai. Namun, dalam hal ini tentunya pemerintah tidak berpangku tangan, melalui seleksi PPPTK 2022 nasib guru honorer diperjuangkan.

Para guru di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) tentunya juga harus mendapatkan perhatian lebih terutama dari pemerintah daerah, dikarenakan perjuangannya akan lebih berat dibandikan dengan daerah-daerah di perkotaan dan sudah berkembang. Banyak juga guru yang belum terbiasa untuk perjalanan jauh seperti di daerah-daerah pedalaman. Mereka harus melewati medan yang sulit untuk mengajar anak-anak disana. Harus pulang pergi dengan keadaan jalan yang rusak, dan jarak yang jauh. Kesejahteraan mereka adalah salah satu yang harus diperjuangkan dalam rangka meningkatkan pemerataan Pendidikan dan peningkatan kualitas peserta didik.

Untuk itu, mari kita upayakan kebijakaan pemerataan agar terciptanya Program Merdeka Belajar yang merata diseluruh wilayah yang ada di Indonesia.

Referensi :

Tukiran, Martinus. 2020. Filsafat Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

acerforeducation. 2021. Sistem Pendidikan di Indonesia, Perkembangan, Masalah dan Masa Depannya. https://acerforeducation.id/blog-kami/edukasi/sistem-pendidikan-di-indonesia-perkembangan-masalah-dan-masa-depannya/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun