Mohon tunggu...
Natalia E V
Natalia E V Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar bang

Sehat bahagia jasmani rohani

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjuang orang tuaku

15 Desember 2024   19:55 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:50 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Sejak kecil, aku sudah tahu betapa    kerasnya perjuangan orang tua-ku. Ayah dan Ibu bukan berasal dari keluarga kaya. Mereka hidup dengan penuh keterbatasan, namun tak pernah merasa kekurangan. Setiap hari, aku melihat mereka bekerja tanpa kenal lelah, berusaha memberikan yang terbaik untukku.
     Ayah-ku selalu bekerja dari pagi hingga malam, dengan hanya sedikit waktu untuk beristirahat. Aku sering mendengar Ibu mengingatkan Ayah untuk tidak terlalu keras bekerja, namun Ayah selalu tersenyum dan berkata, "Ini semua untuk masa depan anak kita."
      Ibu, meski hanya seorang ibu rumah tangga, tak pernah berhenti memberikan perhatian. Ia  bangun sebelum fajar, menyiapkan sarapan, dan mengurus segala keperluan di rumah. Setiap malam, Ia duduk bersamaku, membantu mengerjakan PR, dan mendengarkan keluh kesahku tentang sekolah.
Namun, perjuangan mereka tak hanya terlihat dari kerja keras mereka. Ada hal lain yang lebih mendalam, yaitu pengorbanan mereka yang tak terucap. Aku ingat,"
Di sekolah, aku selalu merasa cemas jika mendapat nilai buruk. Aku khawatir membuat mereka kecewa. Tapi, setiap kali aku pulang dengan wajah muram karena nilai ulangan yang jelek, Ibu selalu berkata, "Tidak apa-apa, Nak tetap semangat ya sayang. Yang penting kamu sudah berusaha. Kami bangga padamu."
Aku tahu, mereka tidak pernah mengeluh. Mereka bekerja keras, meski tubuh mereka lelah, demi memastikan aku mendapatkan kesempatan yang lebih baik daripada yang mereka miliki. Aku juga tahu, perjuangan mereka bukan hanya untuk memberi materi, tetapi juga untuk membentuk karakter dan masa depan yang lebih cerah untukku.
Kini, saat aku semakin dewasa, aku mengerti lebih banyak. Perjuangan orang tuaku bukanlah sesuatu yang bisa diukur dengan uang atau harta. Itu adalah cinta tanpa syarat, pengorbanan yang tak pernah mereka minta balasan. Aku selalu berusaha untuk membuat mereka bangga, untuk membalas semua yang telah mereka lakukan dengan cara terbaik yang aku bisa.
     Aku tidak pernah meminta mereka berjuang keras seperti itu. Tapi mereka melakukannya, karena mereka percaya padaku. Dan aku, dengan segala yang aku miliki, akan terus berjuang untuk mewujudkan impian mereka, karena aku tahu, segala perjuangan mereka tidak akan pernah sia-sia. Dan karena perjuangan dan pengorbanan mereka yang tidak pernah lelah.
     Sekarang Aku sudah selesai dalam bangku pendidikan , perjuangan mereka dalam mendidik, mengasu ku  tidak sia-sia  dan kini aku  menjadi lulusan terbaik di UNIVERSITAS KEDOKTERAN. Aku Menagis haruh dan berkata ”Ibu ku  ayah ku Trimakasih untuk semua perjuangan yang kalian kasih buatku”
 Dengan peluh tangis  ibu ku berkata  “Anakku  ibu sangat bangga” dengan penuh haruh ibu ku bersujud dan berdoa “ Tuhan trimaksih engaku sunggu baik teramat baik bagi ku, aku amat mencintai mu” . Ibu ku menangis di pelukan ku, Ayah ku tersenyum dan melihat ke langit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun