Perayaan Natal tak harus dirayakan pada bulan Desember. Umat kristiani di Mabes TNI mengadakan perayaan Natal bersama bertema “Hikmah Semangat Natal 2013 Sebagai Sumber Motivasi Juang Prajurit TNI dalam Memantapkan Kebersamaan dengan Rakyat, Militansi dan Soliditas Prajurit TNI”. Perayaan dilakukan di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, 14 Januari.
Pendeta Andreas Sutono, dalam pesan natalnya mengatakan bahwa harus menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama, segala tindak tanduk perilaku dan keputusan yang dibuat di dalam hidup ini harus berpedoman dan berdasar kepada kehendak Tuhan. Tuhan mengajarkan supaya mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, artinya hidup manusia harus saling mengasihi satu dengan lainnya dan saling menghargai, saling menghormati tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan ataupun latar belakang pendidikan.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dalam sambutan yang dibacakan Kasum TNI Marsekal Madya TNI Boy Syahril Qamar, mengatakan, bahwa makna Natal yang harus diambil dan dibagikan kepada sesama adalah meneladani perilaku Yesus yang mau memberikan pengajaran-pengajaran positif yang berdampak luas bagi orang-orang di sekitarnya.
“Saudara kita yang mengalami musibah letusan gunung Sinabung di Tanah Karo misalnya. Mereka sangat membutuhkan uluran tangan untuk membagikan semangat Natal yang sebenarnya, agar mereka tetap bersemangat dan siap dalam menghadapi segala sesuatu dengan tangan terbuka,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI berharap kepada seluruh prajurit dan PNS TNI, serta keluarga besar umat kristiani Mabes TNI, pada perayaan Natal ini, tidak ada kata terlambat untuk saling menguatkan diri dalam iman dan antar sesama, guna mewujudkan semangat Natal tahun 2013 sebagai sumber motivasi juang prajurit dan PNS TNI dalam memantapkan kebersamaan dengan rakyat, militansi dan soliditas.
Perilaku hidup sehari-hari yang selama ini, mungkin tergolong sangat egois, mau menang sendiri, tidak perduli dengan kehidupan orang lain, pamer harta kekayaan merupakan perilaku yang berseberangan dengan kehendak Tuhan.
Di tengah situasi bangsa dan negara seperti sekarang ini, banyak sekali manusia yang perilaku hidupnya hedonis dan mementingkan diri sendiri.
“Padahal, di depan mata ada begitu banyak korban bencana alam yang sangat membutuhkan pertolongan,” kata Panglima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H