Mohon tunggu...
Mirza Gemilang Gemilang
Mirza Gemilang Gemilang Mohon Tunggu... -

Berteman dengan pena dan kertas..

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

TNI Tegaskan Kembali Netralitasnya, Ketika Prajurit Dari Kongo Tiba

6 Januari 2014   20:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_304413" align="alignnone" width="640" caption="Panglima TNI menerima kedatangan prajurit TNI dari Kongo di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta"][/caption] Kontingen Garuda selama setahun masa penugasan di Kongo telah menunjukkan profesionalitasnya dengan mengukir berbagai prestasi, para prajurit pilihan TNi itu telah berhasil membangun jembatan bailley yang menghubungkan Desa Durba dengan Desa Nzopi, kemudian mampu memperbaiki Jalan Duru-Bitima dan Jembatan Moke sepanjang 25 Km. Tak hanya itu, prajurit TNI berhasil memperbaiki bangunan penjara yang terletak di Dungu Town, dan membangun jalan antara Dungu-Ngilima sepanjang 40 Km.

Kini tugas mereka telah usai, dan sudah kembali ke tanah air, serta digantikan prajurit TNi lain. Kedatangan mereka disambut Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko. Orang nomor satu dijajaran TNI ini menerima kedatangan 175 personel Kontingen Garuda (Konga) XX-J/MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique du Congo) dari Republik Demokratik Kongo.

Para prajurit baret biru itu baru saja selesai melaksanakan misi pemeliharaan perdamaian dunia, selama satu tahun di Kongo. Kedatangan mereka disambut dalam suatu upacara militer di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin, 6 Januari.

“Kontingen Garuda XX-J tersebut berjumlah 175 personel, terdiri dari  151 personel TNI Angkatan Darat, 19 personel TNI Angkatan Laut dan lima dari TNI Angkatan Udara,” kata Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Robert.

International  Peacekeeping  Operations merupakan flagship enterprise PBB. Dalam menjalankan misi tersebut, PBB menghadapi tantangan menutup gap antara supply dan demand untuk memenuhi kebutuhan personel dan materiil pada berbagai misi pemeliharaan perdamaian.

Peran PBB, awalnya hanya terbatas pada pemeliharaan gencatan senjata dan stabilisasi  dalam rangka mendukung usaha-usaha politik untuk penyelesaian konflik. Namun seiring perkembangan jaman, konteks gelar misi PBB telah berubah dari misi tradisional yang mengedepankan tugas-tugas militer, menjadi misi yang lebih multidimensional dengan pelibatan sipil dan militer.

Hal itu dilakukan dalam rangka menciptakan perdamaian yang komprehensif berkelanjutan dan membantu rehabilitasi pasca konflik, yang salah satu tugas tersebut telah dilaksanakan oleh Satgas Kompi Zeni TNI Konga XX-J/Monusco di Kongo.

Indonesia akan berupaya melakukan penguatan komitmen dan peran dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia. Hal ini didasari oleh prinsip-prinsip yang telah disepakati seluruh anggota PBB, yakni pertama, adanya persetujuan dari pihak-pihak yang bertikai. Kedua, memiliki mandat yang jelas. Ketiga, keadilan. Keempat, non-use of force, kecuali untuk membela diri dan mempertahankan mandat yang diembankan PBB, dan yang kelima, bagi Indonesia misi tersebut memiliki dimensi politis dan strategis untuk kepentingan negara dan bangsa.

Sebagai salah satu negara yang menyetujui pelaksanaan Global Peace Operations Initiative (GPOI), Indonesia telah memiliki visi untuk lebih mengembangkan peran dan partisipasinya dalam peacekeeping operations, khususnya meningkatkan peran ketiga komponen (PKO) yakni militer, polisi dan sipil.

Negara kita memiliki Indonesia Peace and Security Center (IPSC) yang berada di Sentul, Jawa Barat, merupakan bagian strategis yang sekarang memiliki kapasitas eight in one common use, khususnya dalam upaya memperbesar kapasitas TNI sejalan dengan evolusi dan mengemukanya fenomena multidimensional peacekeeping operations dan isu pembentukan rapid deployment standard and ‘on-call’ military and civilian expertise.

Keberadaan IPSC perlu dioptimalkan sebesar-besarnya melalui pengembangan pemikiran dan langkah-langkah kreatif yang inovatif, guna memperbesar kapasitas dan kualitas misi Kontingen Garuda TNI di masa yang akan datang.

“Disamping itu, perlu digunakan catatan keberhasilan dan hasil evaluasi misi Satgas Zeni Konga XX-J Monusco sebagai referensi penguatan PMPP TNI dan satuan terkait lainnya, khususnya pada civic mission,” ujar Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.

Panglima TNI menyampaikan empat penekanan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas pasca melaksanakan misi PBB tersebut. Pertama, pelihara dan jaga prestasi itu, melalui pelaksanaan tugas berikutnya di kesatuan masing-masing dengan lebih berdisiplin, kreatif dan dedikatif.

Kedua, syukuri para prajurit sekalian telah kembali dengan sehat dan selamat. Jangan sia-siakan setiap pengalaman tugas yang telah dimiliki, sekecil apapun itu, adalah pelajaran hidup ke depan, dengan menjadikan setiap pengalaman untuk menempa dan meningkatkan kualitas diri.

Ketiga, segera adaptasikan diri, baik fisik maupun mental dengan keluarga, satuan maupun lingkungan sosial, agar dapat melaksanakan tugas berikutnya secara berkualitas. Keempat, harus diingat bahwa dalam waktu dekat bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan nasional.

“Untuk itu kepada segenap prajurit agar senantiasa berpedoman pada komitmen netralitas TNI dan menjaga kesiapsiagaan satuan,” tandasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun