"Teng..! teng...!" bel tanda masuk kelas berbunyi, kau sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun tertahan.Â
"Pulang sekolah bareng ya, awas kalau ditinggal!" kau mengancam sambil mengepalkan tinjumu di depan wajahku dan berlalu pergi.Â
Saat sosokmu tak lagi dapat di tangkap mata, aku kembali membuka buku, buku yang sudah cukup lama menemaniku, buku yang disampul kertas hitam untuk menyembunyikan judulnya, buku yang akan membuatku sangat malu jika kau tahu aku membacanya, buku yang mengarahkan bola mataku pada tulisan:
"Jurus selanjutnya adalah biarkan wanita idaman anda merasa penasaran, teruslah buat kejutan yang membuatnya menerka-nerka siapa anda sebenarnya, sehingga ia akan tahu seberapa besar perhatian anda saat semuanya terungkap. Untuk menjaga rasa bosannya, gantilah kejutan dengan benda lain yang disukainya."
Aku membacanya dengan hati-hati, sepenuh hati, di dalam hati.Â
Baiklah, minggu depan akan kuganti mawar dengan cokelat kesukaannya.Â