Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Spider-Man: Homecoming (2017)

25 Mei 2019   00:03 Diperbarui: 13 Juni 2019   07:35 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: https://www.digitalspy.com)

Can't you just be a friendly neighborhood Spider-Man?

Setelah turut membantu tim Iron Man berjibaku melawan tim Captain America, Peter Parker/Spider-Man (Tom Holland) kemudian kembali ke Queens dimana ia tinggal. Tony Stark (Robert Downey Jr) berpesan pada Peter agar tetap menjalani hari seperti biasa sambil menunggu panggilan misi dari Mr. Stark, Peter juga diawasi oleh Happy Hogan (Jon Favreau) asisten Tony Stark yang lagi sibuk mengurusi kepindahan kantor The Avengers.

Pesan Tony tersebut selalu diingat oleh Peter, namun jiwa mudanya selalu mengharapkan ada petualangan yang menantang. Peter masih tetap beraktifitas sebagai Spider-Man dengan membantu warga setempat, namun itu tak mampu meredam ambisi besar Peter. Meskipun Peter berusaha menjaga kerahasiaan dirinya sebagai Spider-Man namun secara tak sengaja identitasnya diketahui oleh sahabat karibnya si perakit lego Ned (Jacob Batalon), padahal ia sudah beraksi serapi mungkin demi kerahasiaan tersebut bahkan sang bibi May Parker (Marissa Tomei) juga tak tahu soal tersebut.

Suatu malam Spider-Man memergoki sekelompok orang bertopeng Avengers membobol ATM dengan senjata aneh, setelah melihat dampak kerusakan yang diakibatkan oleh senjata tersebut Peter merasa itu adalah petualangan yang ia cari. Ia berusaha menginfokan hal tersebut ke Tony Stark dan Happy Hogan namun sayangnya kurang direspon baik, Peter memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh kasus tersebut.

Melalui serangkaian penyelidikan Peter mendapatkan sejumlah info tentang tim dan asal senjata aneh tersebut, pada saat yang bersamaan ia harus mewakili sekolahnya mengikuti lomba Decathlon sehingga fokus Peter sedikit terpecah. Dengan dibantu Ned sang Spider-Man melakukan aksi sendiri untuk masuk lebih jauh ke kasus tersebut yang mengarahkan dirinya bertemu dengan Adrian Toomes (Michael Keaton) seorang pengusaha yang punya dendam terhadap Tony Stark.

Keadaan menjadi kurang mendukung bagi aktifitas Peter ketika Tony Stark kecewa pada keputusan Peter yang bertindak tanpa strategi matang yang membuat Tony mengambil kembali kostum Spider-Man yang ia buat untuk Peter, di saat yang sama ia juga mengetahui jika Adrian Toomes punya hubungan dengan teman sekolah Peter yang sudah lama ia kagumi. Keputusan besar harus diambil oleh Peter apakah harus menghentikan aksi Adrian Toomes dan geng nya dengan menggunakan kostum sederhana yang ia buat atau melupakan semua kasus tersebut.

Film arahan Jon Watts ini merupakan adaptasi terbaru dari kisah sang superhero manusia laba-laba, meskipun sebelumnya sudah ada sekitar 6 film tentang Spider-Man jika dihitung dari film Spider-Man yang dirilis tahun 1966 namun film ini bukan seri lanjutannya. 

Karena ini kisah yang diperbaharui kembali maka kisahnya tidak punya hubungan dengan film-film terdahulu, kali ini dibuat dengan gaya bercerita yang lebih lugas, kekinian, dan khas anak muda mengikuti karakter Peter Parker yang masih remaja. Ritme cerita yang dikembangkan dari skenario karya Jonathan Goldstein, Dkk berjalan dengan baik sehingga mudah dipahami arah ceritanya, diselipi dengan humor yang cukup menghibur alhasil membuat film ini cukup memberikan tontonan yang menarik. Meskipun adegan pertarungannya belum begitu istimewa namun bukan itu yang ditonjolkan film ini melainkan pada perkembangan karakter Peter Parker baik saat menjadi remaja maupun ketika berkostum Spider-Man.

Dua aktor pemeran Peter Parker/Spider-Man sebelumnya yaitu Tobey Maguire dan Andrew Garfield punya ciri khas sendiri saat memerankan karakter tersebut dan cukup punya pengagum tersendiri, hal tersebut mau tidak mau membuat Tom Holland sebagai pemeran terbaru cukup punya beban. Untung saja ia berhasil membuat karakter Spider-Man lebih remaja dengan penuh spirit dan kesenangan saat beraksi, ia mampu menjadikan Peter Parker lebih punya rasa percaya diri dan Spider-Man lebih menghibur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun