Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "Correspondence" (2016)

9 Mei 2019   17:14 Diperbarui: 9 Mei 2019   17:42 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ed Phoerum (Jeremy Irons) menjalin hubungan gelap dengan salah satu mahasiswinya yang bernama Amy Ryan (Olga Kurylenko). Ed dan Amy mampu merahasiakan hubungan mereka dari publik selama enam tahun, bahkan keduanya mampu saling mengisi kerinduan saat saling berpisah.

Ed yang seorang dosen sekaligus astrofisikawan terkemuka seringkali mendapatkan proyek keluar kota, sementara Amy yang sedang berjuang menyelesaikan tesisnya juga sekaligus melakoni aktifitasnya sebagai stuntman wanita berbakat. Ed selalu mengirimkan pesan ke Amy baik melalui selular maupun lewat pos, dengan beragam cara Ed mampu memberikan semangat pada Amy sekaligus menjadikan keduanya saling melepas rindu. Kejutan terjadi ketika Amy secara tak sengaja menerima kabar jika Ed telah meninggal dunia, hal yang membuat Amy begitu shock sekaligus terkejut karena pesan, surat, serta paket video dari Ed secara rutin selalu datang pada Amy.

Amy pun mulai merangkai setiap kepingan peristiwa yang mungkin terlewatkan olehnya demi menemukan kebenaran dari informasi yang ia dapatkan, ia juga menyusuri kembali jejak Ed hingga ke tempat keluarga besar Ed tinggal. Semakin jauh Amy berjalan mencari jawaban semakin membuat Amy mendapatkan sejumlah fakta mengejutkan tentang Ed, bahkan ia pun harus mengubah cara berpikirnya demi mendapatkan jawaban yang sebenarnya tentang apa yang ia cari termasuk hubungannya dengan sang ibu yang lagi bermasalah.

Film arahan sineas ternama asal Italia, Guiseppe Tornatore, ini memiliki komponen yang cukup baik. Rangkaian adegannya cukup rapi, pemandangan alam yang tersaji juga mampu memberikan kekuatan pada gambar, begitu pula track musik karya Ennio Morricone meskipun terdengar sederhana namun bisa terikat dan memperindah kisah.

Sayangnya komponen-komponen diatas terlihat mubasir ketika alur dan ritme cerita terasa tersendat-sendat mulai di pertengahan hingga ke menjelang akhir film. Terlihat beberapa adegan justru menjadikan film ini begitu timpang bahkan cenderung datar, akan menjadi sulit untuk dinikmati untuk penonton yang malas berpikir dan menerka adegan selanjutnya.

Jeremy Irons dan Olga Kurylenko sebagai tulang punggung utama mampu memberikan akting yang menawan. Point' plus untuk Olga Kurylenko karena aktris yang satu ini bisa dibilang jarang sekali memberikan performa akting yang memuaskan. Meskipun intensitas fisik karakter Ed dan Amy hanya ada di sekitar lima belas menit awal film dan selebihnya melalui perantara media komputer namun chemistry antara keduanya tetap terbangun dengan baik sehingga sedikit mengobati kekecewaan pada aspek cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun