Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film Miss Sloane (2016)

17 Februari 2019   13:09 Diperbarui: 17 Februari 2019   13:22 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: www.en.wikipedia.org)

Lobbying is about foresight. About anticipating your opponent's moves and devising counter measures. The winner plots one step ahead of the opposition. And plays her trump card just after they play theirs. It's about making sure you surprise them. And they don't surprise you.

Reputasi Elizabeth Sloane (Jessica Chastain) sebagai pelobi ulung di dunia politik sangat cemerlang, ia dikenal memiliki banyak taktik dan strategi untuk memuluskan sebuah kesepakatan politik dan terbukti ia selalu menang.

Sloane yang tampak tahu banyak hal, cerdas menganalisa situasi, sekaligus arogan dan angkuh memang mengagumkan dari luar namun dalam kehidupan sehari-hari ia adalah pribadi yang kesepian bahkan untuk melampiaskan hasratnya ia harus menyewa gigolo.

Sloane mendapatkan proyek untuk melakukan lobi-lobi politik ke sejumlah senator untuk meloloskan RUU penggunaan senjata, namun ia kemudian beralih tujuan setelah mendapatkan tawaran menggiurkan dari Rodolfo Schmidt (Mark Strong) untuk mencegah lolosnya RUU tersebut. Ia kemudian mengajak anggota tim nya untuk pindah haluan, sayangnya tidak semua anggota tim yang selama ini membantunya ikut ke Sloane termasuk Jane (Alison Pill) yang selama ini menjadi asisten pribadinya.

Di tempatnya yang baru Sloane berhasil membuat kelompok penentang RUU penggunaan senjata semakin menguat posisinya, ia juga berhasil membuat sejumlah politisi mendukung usahanya menentang RUU tersebut.

Strategi yang digunakan oleh Sloane memang sangat aneh dan kurang bisa dipahami oleh Schmidt, terlihat Sloane memanfaatkan dan mengeksploitasi kisah korban penggunaan senjata api termasuk cerita Esme (Gugu Mbatha-Raw) salah satu anggota timnya yang merupakan saksi yang selamat dari peristiwa penembakan membabi buta di sebuah sekolah.

Strategi Sloane membuahkan banyak kemajuan plus membuat tim pendukung RUU penggunaan senjata terancam, mereka lalu menyusun sejumlah rencana untuk menghambat sekaligus menggagalkan usaha Sloane.

Di saat bersamaan sebuah peristiwa penembakan menimpa Esme yang kemudian membuat publik beralih dukungan, Sloane pun terjebak dalam rasa bersalah kepada Esme namun ia tak mau menyurutkan langkahnya untuk membuat RUU penggunaan senjata gagal disahkan.

Sloane semakin dihimpit persoalan ketika ia dilaporkan oleh tim lawannya atas tuduhan penyuapan serta tindakan ilegal lainnya saat menangani lobi-lobi politik, mereka juga menyerang kehidupan pribadi Sloane yang dianggap kurang bermoral.

Sloane yang memiliki segudang rencana kini harus memainkan strategi pamungkasnya untuk melawan semua itu meskipun berarti ia harus mengorbankan karier dan kehidupannya.

Jessica Chastain sebagai Elizabeth Sloane (sumber: Dok. Pribadi)
Jessica Chastain sebagai Elizabeth Sloane (sumber: Dok. Pribadi)
Cerita bertema politik dan sisi kelamnya sudah bukan barang baru untuk difilmkan, namun selalu ada hal-hal unik dan segar untuk dikisahkan. Film arahan John Madden ini mengangkat kisah seorang pelobi politik sebuah profesi yang mungkin tidak banyak orang tahu, meskipun menggunakan alur maju-mundur namun rentetan ceritanya mengalun dengan baik dan memberikan gambaran tentang profesi tersebut.

Yang paling saya suka adalah twist pada saat ending yang cukup mengagetkan, bahkan tidak terpikirkan akan menjadi seperti itu, kekuatan pada bagian ending menjadi point' penting yang cukup menguatkan film ini.

Jessica Chastain memang menjadi tulang punggung untuk menghidupkan cerita, karakter Elizabeth Sloane yang angkuh namun cerdas berhasil dihidupkan dengan menawan oleh Sloane bahkan ia memanfaatkan ruang eksplorasi akting yang cukup luas untuknya dengan baik.

Dari tatapan mata, gaya bicara, serta senyum sinis Sloane seolah membius sehingga sangat sulit untuk memasukkan karakter ini ke protagonis atau antagonis. Performa Jessica Chastain di film ini diganjar nominasi Best Performance by any Actress ini a Motion Pictures - Drama pada ajang Golden Globes Awards tahun 2017.

Saya kira film ini harus ditonton bagi para penggemar film bertema politik, film ini meskipun secara cerita utuh belum kuat namun mampu memberikan gambaran tentang dunia perpolitikan. Salah satu yang menarik di film ini adalah nama pemerintah Republik Indonesia berulang kali disebutkan sebagai salah satu klien politik Sloane.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun