Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Benyamin Biang Kerok (2018)

7 Februari 2019   02:03 Diperbarui: 11 April 2019   22:48 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reza Rahadian sebagai Pengki (sumber: Olahan dari tangkap layar scene film)

Pengki (Reza Rahadian) hidup dengan keadaan ekonomi serba berkecukupan, Juleha (Meriam Bellina) sang ibu merupakan seorang pengusaha sukses meskipun tidak akur dengan Sabeni (Rano Karno) suaminya. 

Meskipun kehidupannya serba mewah namun Pengki lebih senang menghabiskan waktunya bergaul di sebuah pemukiman rumah susun sambil melatih sepakbola anak-anak di situ ditemani dua sahabatnya Somad (Adjis Doaibu) yang keranjingan merakit robot dan Achie (Aci Resti) si blogger kosmetik.

Pengki bertemu dan jatuh cinta pada Aida (Delia Hussein) ketika salah satu anak didiknya kecelakaan, ternyata Aida merupakan tunangan dari Said Toni Rajim (H. Komar) seorang boss mafia yang pengawalnya cewek-cewek sexy. 

Pengki mampu meluluhkan hati Aida untuk menerima cintanya, Juleha sendiri terus memaksa Pengki untuk lebih mandiri. Belum lagi semua masalah terselesaikan Pengki harus menyelamatkan Aida yang terpaksa tunduk pada kemauan Said Toni Rajim karena kontrak yang menjeratnya.

Reza Rahadian sebagai Pengki (sumber: Olahan dari tangkap layar scene film)
Reza Rahadian sebagai Pengki (sumber: Olahan dari tangkap layar scene film)
Seperti yang dikatakan sang sutradara film ini Hanung Bramantyo bahwa film yang dirilis tahun 2018 ini bukan remake dari film legenda seniman Betawi H. Benyamin Sueb yang berjudul sama dan dirilis tahun 1972. Karena ini bukan remake maka ceritanya pun berbeda jauh dari film Benyamin Biang Kerok versi awal, meskipun nama karakter utamanya tetap sama. 

Cerita yang berbeda dengan konsep lebih futuristik ternyata membuat film ini kehilangan nyawa Betawi-nya, meskipun logat serta visual ondel ondel sudah terlihat Betawi namun tetap saja semua hal tersebut terasa cuma tempelan. 

Hanung Bramantyo bisa dibilang berhasil membuat film versi teranyar ini penuh dengan balutan sci-fi dan mungkin itu menjadi poin plus film ini, sayangnya alur cerita yang dibawakan seperti kehilangan arah sehingga membuat film ini kurang istimewa.

Reza Rahadian mampu menjadikan karakter Pengki terlihat konyol dan lucu, namun tidak kelihatan kecerdikan serta kepolosan Pengki ala anak Betawi seperti di film Benyamin Biang Kerok besutan Nawi Ismail. 

Eksekusi komedi serta celetukan humornya pun tidak cukup banyak yang berhasil mengundang tawa padahal kehadiran Adjis Doaibu, Aci Resti, dan H. Komar seharusnya bisa membuat adegan komedinya lebih baik. Saya justru lebih tertarik pada akting Meriam Bellina sebagai ibu Pengki yang arogan plus keras pada anak dan Lydia Kandou yang jadi mantan rocker wanita bijak sekaligus tegas pada prinsip.

Saya tetap berharap sekuel film ini sesuai yang dikatakan di ending film bisa lebih baik dan menghidupkan kembali karakter Pengki si anak Betawi yang lucu dan pembuat masalah tanpa kehilangan nyawa Betawi-nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun