Aku tak tahu
Kapan badai ini akan reda
Jika saja harapan telah sirna
Semoga jiwa tidak cepat menyerah
Kota ini seakan mati
Melawan hampa penuh pedih
Meresapkan sedih dalam sunyi
Gelap dan dingin menyelubungi
Bila esok hari badai ini pergi
Kenanglah sebuah peristiwa yang memilukan hati
Jangan kembali menjadi insan yang mementingkan pribadi
Karena hidup selalu punya waktu untuk berhenti
*. Puisi ini saya dedikasikan buat kampung halamanku Kota Jeneponto yang dilanda banjir bandang pada tanggal 22 Januari 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H