Modern art, to me, is nothing more than the expression of the contemporary aims of the age that we're living in.
Jackson Pollock (Ed Harris) seorang pelukis abstrak diakui memiliki kemampuan unik dan langka di kalangan seniman lukis, sayangnya kecanduannya pada alkohol membuat hidupnya sedikit berantakan bahkan secara halus ia diusir dari tempat tinggal adiknya dimana selama ini ia menumpang hidup.
Pertemuannya dengan Lee Krasner (Marcia Gay-Harden) membuat hidupnya sedikit berwarrna, hubungan antara keduanya menjadi semakin erat bahkan Krasner yang juga seorang pelukis memutuskan untuk berhenti melukis agar bisa lebih total membantu Pollock menghasilkan karya sekaligus menjadi pendamping Pollock.
Melalui Howard Putzel (Bud Court) Pollock dihubungkan dengan Peggy Guggenheim (Amy Madigan) seorang kolektor seni sekaligus promotor pameran lukisan. Peggy menyanggupi untuk menjadi promotor pameran lukisan Pollock yang berarti Pollock harus menghasilkan karya lukis yang lebih menawan, sayangnya pameran tersebut gagal menarik perhatian peminat seni lukis sehingga lukisan Pollock tidak laku terjual.
Kecanduan Pollock terhadap alkohol semakin kuat bahkan beberapa kali melakukan tindakan spontan yang sangat kasar, dengan sabar Krasner terus menjaga Pollock sekaligus berupaya menghilangkan kebiasaan buruk Pollock. Keduanya kemudian pindah ke sebuah desa setelah Krasner menerima pinangan Pollock untuk menikah meskipun Krasner mengajukan syarat upacara pernikahan tanpa tamu di sebuah gereja.Â
Pollock sedikit demi sedikit berhasil melepaskan diri dari kecanduan alkohol sekaligus semakin produktif menghasilkan karya lukis, hal ini membuat Peggy kembali tertarik menjadi promotor pameran lukis Pollock dan berhasil mengangkat kembali nama Pollock sebagai pelukis berbakat apalagi beberapa media cetak tertarik untuk meliputnya. Hubungan Pollock dan Krasner mengalami goncangan ketika Krasner menolak ide Pollock untuk memiliki seorang anak, Krasner menganggap keadaan keluarga mereka masih berantakan secara finansial dan belum stabil.
Kehadiran pers dalam meliput aktifitas Pollock dalam melukis membuat Pollock merasa tertekan dan tak bisa bertindak secara spontan, konfliknya dengan Krasner juga semakin meruncing. Hal tersebut membuat Pollock kembali jatuh dalam cengkeraman alkohol sehingga perilakunya lagi-lagi menjadi tidak terkontrol, meskipun karena liputan pers lukisan karya Pollock bisa laku terjual sehingga mampu merubah kondisi finansial keluarganya namun tidak bisa merubah arah hidup Pollock ke arah yang lebih baik.
Kehadiran wanita cantik bernama Ruth (Jennifer Connelly) dalam kehidupan Pollock membuat hubungannya dengan Krasner semakin dingin, meskipun Krasner mengetahui Pollock lebih mencintai Ruth namun ia tetap teguh tidak mau bercerai. Krasner tetap memberi perhatian ke Pollock meskipun ia menyingkir sementara dari hidup Pollock, disaat Krasner tak lagi bersamanya Pollock merasakan kehampaan yang tak ia mengerti hingga tak mampu lagi mengendalikan dan mengontrol dirinya.
Film biopik ini menggambarkan liku-liku kehidupan seorang seniman lukis jenius yang tak mampu mengendalikan jalan pikirannya meskipun ia sendiri tak menginginkannya, lazimnya biopik tokoh jenius lainnya film ini juga mengangkat sisi kelam seorang Pollock yang kecanduan pada alkohol dan temperamen. Sangat menarik melihat pergumulannya saat melawan kondisi sekitarnya yang acap kali membuatnya jatuh dalam keputus asaan, meskipun alur ceritanya bisa dibilang cepat namun mampu memberikan gambaran secara utuh tentang kondisi psikologis sang tokoh.