Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film "Get A Job" (2016)

14 Desember 2018   19:21 Diperbarui: 14 Desember 2018   19:40 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anne Kendrick dan Miles Teller (sumber: www.rottentomatoes.com)

 I just need something to keep the lights on until I find my dream job.

Will (Miles Teller) baru saja menyelesaikan kuliahnya, dengan optimis ia yakin akan mampu mendapatkan pekerjaan yang bergengsi. Jillian (Anna Kendrick) yang juga pacar Will diterima bekerja di sebuah perusahaan ternama, kenyataan tersebut semakin meyakinkan Will bahwa masa depannya akan semakin cerah.

Will tinggal bersama Charlie (Nicholas Braun) guru fisika yang urakan, Luke (Brandon T. Jackson) pialang saham junior, Ethan (Christopher Mintz-Plasse) yang terobsesi menciptakan sebuah aplikasi pencarian orang. Bisa dibilang kehidupan Will bersama tiga orang temannya itu tidak sehat dan tidak positif, hal tersebut membuat khawatir Jillian apalagi Will belum juga mendapatkan pekerjaan. 

Roger (Bryan Cranston) ayah Will yang sering memberikan inspirasi kepada Will tentang pekerjaan tiba-tiba harus menerima kenyataan ia harus diberhentikan dari pekerjaannya dengan alasan efisiensi. Will tak bisa lagi mengandalkan ayahnya untuk memberinya finasial apalagi sang ayah juga tidak bisa mendapatkan pekerjaan baru.

Will mendapatkan harapan baru ketika ia berhasil mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan multimedia. Namun ia harus beradaptasi dengan cara kerja pimpinannya, Lawrence Willheimer (Bruce Davison) yang super teliti dan Katherine Dunn (Marcia Gay-Harden) yang kaku dan ketat pada panduan kerja.

Keadaan yang diharapkan Will bisa lebih baik ternyata tidak bisa berjalan mulus, ia tak mampu mengikuti ritme kerja perusahaannya, Jillian juga diberhentikan dari perusahaan tempatnya bekerja. Ketiga teman Will juga mendapatkan keadaan serupa Charlie yang dipercaya menjadi pelatih basket sekolahnya tak percaya melihat kemampuan timnya yang amburadul, Luke membuat keputusan yang salah sehingga mengalami kerugian yang cukup besar, sementara Ethan juga tidak bisa membuat aplikasi buatannya dilirik pengembang.

Dalam keadaan yang tidak menentu Will, Jillian dan ketiga temannya menemukan minat baru yang sesuai dengan hati nurani mereka. Will pun mengambil keputusan yang sangat beresiko untuk menciptakan peluang kerja untuk dirinya, ayahnya, serta teman-temannya.

Anne Kendrick dan Miles Teller (sumber: www.rottentomatoes.com)
Anne Kendrick dan Miles Teller (sumber: www.rottentomatoes.com)
Ketika seseorang telah menyelesaikan pendidikan dan merasa sudah saatnya untuk hidup mandiri maka yang terbetik di pikiran adalah menemukan pekerjaan yang baik namun sering kali pekerjaan yang baik itu tidak sejalan dengan hati, itu kira-kira wacana umum yang coba digambarkan lewat film besutan Dylan Kidd.

Wacananya menarik plus temanya juga sangat relevan dengan kehidupan para lulusan lembaga pendidikan, sang sutradara mencoba membuat tema tersebut ke dalam cerita berbalut komedi dengan memasukkan sejumlah adegan-adegan yang memancing tawa. Sayangnya ceritanya berplot-plot dan tidak hanya berpusat pada satu karakter sehingga tidak mampu memberikan ruang yang cukup untuk membuat ceritanya menemukan ritme. Hal tersebut berimbas pula pada sajian komedinya yang terkesan tidak dieksekusi dengan baik sehingga tidak menciptakan ledakan tawa.

Hanya ada dua cast yang menurut saya bermain cukup bagus di film ini yaitu Bryan Cranston yang berperan sebagai pencari kerja yang gigih dan tak kenal menyerah untuk menawarkan diri dan kemampuannya meskipun ia terkadang kehilangan percaya diri serta Marcia Gay-Harden sebagai boss yang kaku pada panduan kerja sekaligus sangat berkuasa. Miles Teller tampil monoton dengan mimik wajah yang konstan, Anna Kendrick tidak punya cukup ruang untuk mengeksplorasi aktingnya padahal pada beberapa adegan ia cukup menarik perhatian.

Acuhkan kekurangannya maka film ini bisa dijadikan pilihan untuk melepas lelah selepas kerja sekaligus menjadi pengingat saat masih mencari pencari kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun