Resensi Film "Please Stand By (2017)"

Wendy (Dakota Fanning) seorang gadis cantik pengidap autis tinggal di sebuah pengasuhan yang dikelola oleh Scottie (Toni Collette). Wendy sangat menggemari serial televisi Star Trek, bahkan ia hanya mengikuti satu acara televisi yaitu serial Star Strek sehingga ia menghapal setiap detail yang berkaitan dengan Star Trek.

Wendy berhasil membuat sebuah cerita skenario yang akan ia ikut sertakan ke lomba cerita tentang Star Trek ia berharap Audrey (Alice Eve) kakaknya bisa mengantarkan Wendy ke kantor pos untuk mengirim karyanya namun karena sedikit kesalah pahaman rencana itu batal sehingga membuat Wendy histeris. Wendy melihat jadwal penutupan lomba akan segera berakhir dan jika ia mengirimkan karyanya lewat pos maka hitungannya paket itu tidak akan sampai sebelum hari penutupan, Wendy kemudian memutuskan untuk mendatangi sendiri tempat perlombaan itu yang berada di kota Los Angeles.

Dengan ditemani anjing kecilnya Wendy memulai petualangannya menuju ke Los Angeles, Wendy pun harus mengatasi rasa panik dan cemasnya yang terkadang membuat Wendy ragu untuk melangkah. Berbagai ketidak beruntungan membuat perjalanan Wendy sedikit terhambat bahkan ia harus mengalami kecelakaan yang membuatnya harus tinggal di rumah sakit untuk beberapa saat.

Scottie dan Audrey yang dikejutkan dengan hilangnya Wendy berusaha mencari info keberadaan gadis tersebut. Keduanya merasa bersalah atas hilangnya Wendy sehingga mereka bahu membahu untuk menemukan kembali Wendy. Wendy sendiri yang tidak mau kehilangan kesempatan untuk ikut lomba di Los Angeles kabur dari rumah sakit untuk mewujudkan keinginannya sekaligus melawan keterbatasannya.

Dakota Fanning sebagai Wendy (sumber: www.nerdist.com)

Film bertemakan autis bisa dibilang tema familiar di Hollywood, beberapa kali cerita yang berpusat pada pengidap autis difilmkan dengan beragam perspektif cerita. Di film arahan Ben Lewin ini ceritanya tentang gadis autis penggemar Star Trek, kombinasi cerita yang unik. Ben Lewin mampu mengadaptasi skenario karya Michael Golamco menjadi sebuah tontonan penuh warna, meskipun dari segi cerita ada beberapa hal yang belum tergali dengan baik.

Dakota Fanning tampil baik sebagai pengidap autis dengan gestur dan tatapan mata yang tidak pernah menatap lawan bicaranya, melihat akting Fanning di film ini saya jadi teringat sewaktu Fanning jadi anak dari ayah pengidap autis yang diperankan Sean Penn lewat film I Am Sam (2001). Toni Collette dan Alice Eve juga sudah tampil baik meskipun secara emosional karakter mereka kurang  kuat, mungkin karena penggalian cerita terhadap karakter mereka yang belum maksimal sehingga membatasi ruang untuk eksplorasi akting mereka berdua.