Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film "Angela's Ashes" (1999)

22 Oktober 2018   20:06 Diperbarui: 22 Oktober 2018   20:21 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Could you tell Jesus that we're hungry?.

Setelah kematian adik bungsunya, Frank kecil (Joe Green) beserta ayahnya (Robert Carlyle), ibunya (Emily Watson), dan ketiga adiknya meninggalkan kota New York kembali ke kampung halaman ibunya di daerah Limerick, Irlandia. Meskipun mereka disambut hangat oleh keluarga ibunya namun tidak bagi ayahnya karena ayah Frank seorang Protestan sementara keluarga ibu Frank penganut Katolik fanatik.

Kehidupan Frank di Limerick masih tetap dalam keadaan miskin, ayah Frank yang bekerja serabutan lebih sering menghabiskan upah kerjanya di bar sementara ibu Frank untuk memenuhi kebutuhan Frank bersaudara lebih mengandalkan kebaikan hati keluarganya. Kemalangan keluarga semakin bertambah ketika dua adik kembar Frank meninggal dalam waktu yang berdekatan akibat sakit karena udara pemukiman mereka yang buruk.

Kehidupan keluarga Frank yang mulai memasuki fase remaja (Ciaran Owens) masih tetap dalam keterpurukan, apalagi ayahnya tidak pernah bisa diandalkan untuk menjadi tulang punggung keluarga meskipun Frank dan adiknya begitu dekat dengan ayahnya karena melalui dialah mereka bisa mendengarkan cerita-cerita yang bisa memberikan mereka semangat menjalani kehidupan. 

Ibunya kemudian melahirkan dua orang anak lagi hanya dalam beberapa tahun, hal yang kemudian membuat konflik antara ayah dan ibu Frank semakin meruncing. Ayah Frank lalu mencoba memperbaiki nasib keluarganya dengan mencari pekerjaan di kota London, namun setelah sekian lama di kota London ayah Frank tidak pernah mengirimkan sepeser uang pun untuk Frank beserta ibu dan adik--adiknya. 

Melihat beban kehidupan keluarganya yang semakin berat Frank kemudian memutuskan untuk bekerja dengan menjadi buruh pengantar batu bara untuk perapian sepulang sekolah, namun meskipun penghasilannya lumayan meringankan pengeluaran keluarganya Frank harus berhenti dari pekerjaan itu karena matanya mengalami peradangan akibat debu dari batu bara yang bisa mengakibatkan kebutaan.

 Saat ayahnya kembali ke Limerick Frank melihat seorang pria yang tidak bisa memberikan kehidupan lebih baik bahkan ibunya sudah kehilangan respek ke ayah Frank.

Dengan segudang pengalaman pahit yang Frank remaja (Michael Legge) rasakan ia mulai merasakan sebuah beban dan tanggung jawab yang harus ia pikul sebagai anak tertua, Frank beserta ibu dan adik-adiknya lagi-lagi ditimpa kemalangan saat mereka diusir dari rumah yang mereka sewa, mereka sekeluarga kemudian tinggal di rumah sepupu ibu Frank yang ternyata memperlakukan mereka seperti pembantu. 

Frank lalu merancang impian untuk merubah nasib dan baginya salah satu jalan untuk itu adalah pergi mencari pekerjaan ke Amerika, dengan tekad yang kuat ia lalu berusaha untuk mengumpulkan uang yang akan ia gunakan ke Amerika. 

Berbagai pekerjaan ia lakoni mulai dari tukang pos hingga menjadi tukang catat rentenir, namun sebelum itu ia harus menyatukan kembali keluarganya serta menyelesaikan konflik pribadi dengan ibunya.

Michael Legge, Ciaran Owens, dan Joe Breen (sumber: www.intofilm.org)
Michael Legge, Ciaran Owens, dan Joe Breen (sumber: www.intofilm.org)
Film arahan Alan Parker ini diadaptasi dari buku karya Frank McCourt tentang kisah nyata perjalanan hidupnya. Alan Parker berhasil memberikan gambaran kemiskinan disebuah kawasan pemukiman kumuh di Irlandia di tahun 1930-an, kehidupan muram penuh kesedihan juga terasa begitu memilukan dengan tampilan deras hujan yang membanjiri pemukiman ditambah lagi score musik latar dari John Williams yang begitu padu dengan cerita. 

Potret suram kehidupan yang tersaji menyelipkan beberapa humor satir namun terlihat kurang kuat sehingga tidak terlihat gaungnya dan kalah kuat dengan momen-momen perjuangan dan ketabahan seorang anak manusia.

Tiga aktor yang memerankan sosok Frank McCourt pada tiga fase usia berbeda mampu tampil meyakinkan, Joe Breen si Frank cilik memberikan performa anak kecil yang masih mencoba memahami kehidupan keluarganya dengan polos dan imut, Ciaran Owens sebagai Frank fase masa puber memberikan akting penuh semangat dan rasa ingin tahu yang besar, Michael Legge sang Frank remaja juga memaksimalkan ruang eksplorasi yang ada dengan akting penuh kesabaran, cermat, dan kadang rentan pada pengaruh lingkungan. 

Robert Carlyle dan Emily Watson juga berakting bagus sebagai orang tua yang saling bertolak belakang namun mencintai keluarganya dengan cara masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun