Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film Suffragette (2015)

30 Juli 2018   19:50 Diperbarui: 30 Juli 2018   20:02 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: www.en.wikipedia.org)

We do not want to be law breakers. We want to be law makers.

Pada akhir abad 19 di Inggris muncul sebuah gerakan bernama "Suffragette", gerakan ini bertujuan untuk menuntut persamaan hak antara kaum pria dan kaum wanita terutama dalam hal pemungutan suara yang kala itu hanya kaum pria yang boleh berpatisipasi dalam pemungutan suara.

Maud Watts (Carey Mulligan) bekerja di sebuah usaha binatu, ditempat kerjanya itu dia telah merasakan berbagai kepahitan dan ketidakadilan terutama pada porsi jam kerja dan upah antara pekerja pria dan pekerja wanita. Bahkan Maud sempat melihat pelecehan seksual yang dilakukan pimpinan usaha binatu tersebut terhadap seorang pekerja wanita muda.

Maud akrab dengan Violet Miller (Anne-Marie Duff) pekerja yang sering beradu argumen dengan pimpinan, dari Violet lah Maud mendapatkan informasi tentang gerakan Suffragette yang sedang ramai diperbincangkan. Melalui Violet pula Maud bisa menjalin hubungan dengan Alice Haughton (Romola Garai) istri dari anggota parlemen Inggris yang ikut aktif di gerakan perempuan, serta Edith Ellyn (Helena Bonham Carter) seorang apoteker yang dipercaya menjadi pemimpin lokal gerakan tersebut.

Suatu ketika Maud harus menggantikan Violet untuk memberikan pernyataan di hadapan anggota parlemen, alhasil sosok dan nama Maud masuk dalam daftar aktifis perempuan yang harus diamankan. Pada aksi didepan gedung parlemen terjadi kericuhan antara peserta aksi dengan pihak kepolisian, akibatnya beberapa peserta aksi ditangkap termasuk Maud.

Pasca penangkapan itu Maud harus menerima intimidasi dari Sonny (Ben Whishaw) suaminya, bahkan ditempat kerjanya ia pun diberikan ultimatum untuk tidak ikut kedalam gerakan tersebut. Meskipun mendapat tekanan Maud yang selalu dimotivasi oleh Violet dan Edith untuk tidak menyerah tetap ikut gerakan tersebut secara rahasia, namun saat ikut mendengarkan orasi dari Emmeline Pankhurst (Meryl Streep) yang merupakan tokoh kunci dari gerakan Suffragette lagi-lagi ia harus ikut diamankan oleh pihak kepolisian.

Sonny kemudian melarang Maud untuk kembali ke rumah bahkan tidak memberikan kesempatan pada Maud untuk bertemu dengan anaknya. Dalam keadaaan tidak punya tempat tinggal ia dibantu oleh teman-teman gerakannya untuk tinggal di sebuah gereja.

Gerakan Suffragette terus berlanjut meskipun intimidasi dan penangkapan tetap terjadi, bahkan pers pun memberitakan gerakan ini secara tidak seimbang dan terkesan menyudutkan. Kondisi ini mengakibatkan beberapa teman Maud di gerakan mulai mundur, namun Maud yang sudah memiliki pemahaman baru tentang posisi wanita dan motivasi yang kuat dalam gerakan terus aktif melakukan perlawanan, hingga kematian Emily Wilding (Natalie Press) salah satu teman Maud di gerakan berhasil membuka perhatian dunia dan pemerintah pada eksistensi gerakan Suffragette.

Carey Mulligan sebagai Maud Watts (sumber: www.bob-the-movie-man.com)
Carey Mulligan sebagai Maud Watts (sumber: www.bob-the-movie-man.com)
Gerakan perempuan memang selalu memantik banyak peristiwa bersejarah peran mereka yang dahulu kala masih menjadi pelengkap belaka saat ini sudah banyak berubah, namun perjuangan untuk meraih hal tersebut tidak mudah karena banyak aktifis wanita yang merasakan penjara dan siksaan untuk meraih kesetaraan peran wanita seperti saat ini.

Secara plot cerita film besutan sutradara wanita Sarah Gavron ini berhasil menyajikan drama yang cukup menyentuh. Kekuatan dialog yang sederhana namun pas menjadi terasa mudah dicerna untuk memahami kondisi setiap karakter, mungkin kekurangannya hanya pada pengambilan gambarnya belum terlalu luas untuk menggambarkan keadaan Inggris pada awal-awal abad 20.

Carey Mulligan, Anne-Marie Duff, dan Helena Bonham Carter mampu tampil baik memerankan karakter aktifis wanita yang dihimpit permasalahan pribadi, kehadiran Meryl Streep yang meskipun singkat namun mampu memberikan performa menawan sehingga membuat penampilannya tidak sekedar menjadi bintang tamu. 

Film ini meskipun tokoh utamanya hanyalah karakter fiktif, namun beberapa peristiwa merupakan fakta sejarah gerakan perempuan di Inggris termasuk sosok Emmeline Pankhurst yang menjadi pimpinan utama dari gerakan Suffragette dan kematian Emily Wilding yang menjadi martir untuk membuka jalan pada perjuangan wanita di Inggris.

Ironisnya meskipun film ini banyak meraih review positif namun tidak mendapatkan penghargaan atau nominasi dari dua ajang penghargaan bergengsi di Hollywood yaitu Golden Globe Awards dan Academy Awards, hal ini kemudian banyak disayangkan oleh pemerhati film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun