Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Resensi Film The King's Speech (2010)

18 April 2018   00:49 Diperbarui: 18 April 2018   01:02 1896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa jadinya jika seorang pemimpin memiliki kebiasaan gagap saat berbicara? Itulah yang dialami The Duke Of York atau kelak lebih dikenal dengan nama King George VI, ketidak mampuannya mengatasi masalah gagap membuatnya merasa jauh dari kata sukses. 

Berbagai macam metode pengobatan telah banyak dia coba dari banyak dokter dan psikiater, namun tidak bisa menyembuhkan kegagapannya. Hingga akhirnya ia dikenalkan istrinya dengan Lonal Logue, seorang psikiater yang sebenarnya tidak punya sertifikat psikiater namun berani membuka praktek dengan metode pengobatan yang ia dapatkan dari pengalaman. 

Metode yang digunakan Logue untuk menyembuhkan kegagapan The Duke Of York yang meskipun pada awalnya tidak membuat The Duke Of York nyaman dan percaya, namun lambat laun bisa mengatasi kegagapan The Duke Of York.

Film arahan Tom Hooper ini berhasil menunjukkan bagaimana seorang raja yang ternyata memiliki kekurangan akhirnya mampu mengatasi kekurangannya, juga bagaimana seorang rakyat biasa yang penuh percaya diri bisa memberikan metode pengobatan yang unik pada sang raja. 

Film ini berhasil masuk kedalam 12 kategori nominasi pada perhelatan Academy Awards tahun 2011, dan memboyong piala Oscar di empat kategori termasuk untuk Film Terbaik dan Aktor Terbaik untuk Colin Firth yang dengan prima memerankan The Duke Of York. 

Helena Bonham Carter dan Geoffrey Rush juga tampil apik. Keduanya juga masuk nominasi Oscar di kategori Best Supporting Actress dan Best Supporting Actor. Guy Pearce juga tampil baik sebagai King Edward VIII adik King George VI yang menyerahkan tahta ke adiknya hanya karena prinsipnya untuk menikahi wanita yang pernah bercerai.

Bagi saya film ini sangat layak untuk ditonton, selain untuk mengetahui fakta sejarah dibalik pergantian raja Inggris yang penuh kontroversi di tahun 1936, juga bisa menjadi inspirasi untuk melawan semua keterbatasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun