Mohon tunggu...
hansalbertimanuelwijaya
hansalbertimanuelwijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hans is a passionate, ambitious, and highly motivated undergraduate accounting student at Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Overtourism Berdampak Negatif Terhadap Pulau Bali

2 Desember 2024   13:53 Diperbarui: 2 Desember 2024   14:03 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pulau Bali, yang dikenal dengan julukan "Pulau Dewata," adalah salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia, bahkan Bali menduduki peringkat kedua teratas kategori Top Destination in the World 2024 versi Tripadvisor. Keindahan alamnya yang menakjubkan, budaya yang kaya, dan keramahan penduduk lokal, Bali telah menarik jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia untuk datang dan mengunjungi Pulau ini. Namun, popularitas yang pesat ini membawa tantangan berat, salah satunya adalah fenomena overtourism. Overtourism adalah sebuah keadaan di mana destinasi wisata mengalami kunjungan wisata melebihi kapasitas optimal, sehingga menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan, ekonomi, budaya, dan masyarakat lokal.

Dampak Lingkungan

Salah satu dampak paling mencolok dari overtourism di Bali adalah kerusakan lingkungan. Bali dikenal dengan pantai-pantainya yang indah, hutan-hutan tropis, dan sawah-sawah terasering yang menawan. Namun, jumlah wisatawan yang terus meningkat menyebabkan masalah serius pada lingkungan. Pantai-pantai populer seperti Kuta, Seminyak, dan Nusa Dua sering kali dipenuhi sampah yang dibuang sembarangan, mengancam keindahan alam serta kehidupan laut di sekitar. Disamping itu, peningkatan jumlah kendaraan, pembangunan hotel dan fasilitas wisata yang tidak terencana menyebabkan polusi udara dan pencemaran tanah yang semakin parah. Setiap harinya, ribuan ton sampah dihasilkan, tetapi sistem pengelolaan sampah yang ada tidak mampu mengatasi volume ini, sehingga menyebabkan pencemaran yang lebih parah.

Dampak Sosial 

Dampak sosial dari overtourism juga terbilang signifikan. Keramaian yang berlebihan di tempat-tempat wisata menyebabkan gangguan pada kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Penduduk lokal sering kali harus menghadapi kebisingan, kerumunan, dan perilaku wisatawan yang kurang sopan. Ketegangan antara wisatawan dan penduduk sering kali meningkat, mengganggu keharmonisan sosial di pulau ini. Kita mengetahui bahwa masyarakat Bali terkenal akan keramahannya namun, sayangnya hal tersebut terkadang dimanfaatkan oleh wisatawan yang tidak bertanggung jawab untuk melanggar norma dan budaya lokal. Selain itu, pengaruh budaya global yang dibawa oleh wisatawan dapat mengancam pelestarian budaya lokal. Budaya dan tradisi Bali yang telah ada selama berabad-abad dapat tergerus oleh perubahan yang dipicu oleh kebutuhan dan preferensi wisatawan.

Dampak Ekonomi

Meskipun industri pariwisata memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi di Bali, overtourism membawa dampak negatif juga dalam sektor ini. Kenaikan jumlah wisatawan sering kali memicu inflasi harga barang dan jasa di pulau ini. Kenaikan harga akomodasi, makanan, dan barang-barang lokal mengakibatkan tingginya biaya hidup bagi penduduk lokal. Sementara itu,. Hal diatas menyebabkan ketimpangan ekonomi, di mana penduduk lokal merasakan dampak negatif lebih besar daripada manfaat ekonominya. Sementara itu, Kualitas pengalaman wisatawan yang buruk akibat overtourism dapat merusak reputasi dan merek destinasi Kerumunan seperti, waktu tunggu yang lama, dan akses terbatas ke objek wisata dan fasilitas dapat menurunkan minat wisatawan.

Mengatasi dampak negatif dari overtourism memerlukan pendekatan yang terencana dan kerjasama antar masyarakat dan pemerintah. Beberapa langkah strategis yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Pertama, manajemen pariwisata yang berkelanjutan harus diterapkan. Hal ini mencakup pembatasan jumlah pengunjung di lokasi-lokasi tertentu yang mengalami overtourism, pengaturan waktu kunjungan, serta penerapan biaya masuk yang wajar untuk mendanai upaya konservasi lingkungan. Melibatkan wisatawan dalam pendidikan mengenai perilaku yang bertanggung jawab juga penting untuk mengurangi dampak negatif mereka terhadap lingkungan dan masyarakat.

Kedua, penting untuk melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait pengembangan pariwisata. Dengan melibatkan penduduk setempat, manfaat ekonomi dari pariwisata dapat lebih merata, dan dampak sosial serta budaya dapat diminimalkan. Hal ini juga membantu memastikan bahwa pengembangan pariwisata tidak mengabaikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat lokal.

Ketiga, promosi destinasi wisata alternatif dapat membantu mengurangi tekanan pada tempat-tempat wisata utama. Dengan mempromosikan daerah-daerah yang kurang dikenal namun juga menarik, beban wisatawan dapat disebarkan lebih merata di seluruh pulau. Ini tidak hanya membantu melindungi destinasi utama tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi di daerah-daerah lain.

Keempat, Regulasi yang ketat terhadap pembangunan infrastruktur pariwisata dan pengelolaan sumber daya alam harus ditegakkan untuk mencegah kerusakan lingkungan. Pengawasan yang lebih baik terhadap izin pembangunan dapat membantu menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan. Salah satu contoh upaya yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat lokal dalam mengendalikan overtourism dapat terlihat dari apa yang dilakukan di Kota Dubrovnik, Kroasia. Kota Dubrovnik menerapkan batas jumlah wisatawan yang dapat masuk ke kota tua setiap hari. Selain itu, pemerintah lokal juga membatasi jumlah kapal pesiar yang dapat berlabuh di pelabuhan kota. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak negatif overtourism pada lingkungan dan kualitas hidup penduduk setempat.

Fenomena overtourism di Pulau Bali adalah masalah yang harus segera ditangani karena mempengaruhi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat secara bersamaan. Sementara Bali tetap menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan, perlu ada upaya bersama antara pemerintah, industri pariwisata, dan masyarakat lokal untuk mengelola dampak negatifnya. Dengan pendekatan yang berkelanjutan dan upaya yang sudah dijabarkan diatas, Bali dapat terus menjadi tempat yang mempesona dan berkelanjutan bagi generasi mendatang dan tetap/bahkan menjadi destinasi favorit nomor satu di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun