Mohon tunggu...
Bagus Haryo Prasojo
Bagus Haryo Prasojo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisa D4 Teknik Informatika, Universitas Airlangga

Tertarik pada pemrograman Website

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Klik Tanpa Pikir Panjang: Bahaya Phising di Tengah Transformasi Digital

28 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 28 Desember 2024   01:22 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Phising (Sumber: pngtree)

Transformasi digital telah mengubah cara hidup kita secara signifikan. Dari belanja online hingga transaksi perbankan, hampir semua aktivitas kini bisa dilakukan hanya dengan beberapa klik. Namun, di balik kemudahan ini, ancaman baru muncul, salah satunya adalah phishing. Phishing adalah bentuk kejahatan siber di mana penipu mencoba mencuri informasi pribadi, seperti kata sandi atau data perbankan, dengan menyamar sebagai pihak yang tepercaya. Di tengah transformasi digital yang pesat, phishing menjadi masalah serius yang tak bisa diabaikan, terutama oleh generasi muda yang aktif di dunia maya.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Phishing bukan hanya sekadar "email palsu" yang tampak mencurigakan. Taktik ini semakin canggih, dengan desain pesan yang terlihat profesional dan sering kali menyasar emosi korban, seperti rasa takut kehilangan akun atau kesempatan mendapatkan hadiah besar. Dalam beberapa tahun terakhir, serangan phishing terus meningkat. Setiap tahun, 83% organisasi menjadi korban setidaknya satu serangan phishing, dan kerugian akibat serangan ini mencapai miliaran dolar setiap tahunnya.

Serangan phishing pernah terjadi pada awal tahun 2024, ketika 219 nasabah Bank DBS di Singapura menjadi korban penipuan melalui SMS phishing. Para penyerang berpura-pura menjadi pegawai bank dan mengirimkan pesan yang menginformasikan adanya upaya akses tidak sah ke rekening nasabah. Pesan tersebut berisi tautan yang mengarahkan korban ke situs web palsu yang menyerupai portal resmi Bank DBS. Di situs tersebut, nasabah diminta untuk memasukkan rincian internet banking dan One-Time Password (OTP) mereka. Akibatnya, para pelaku berhasil mencuri informasi sensitif dan menguras rekening nasabah, dengan total kerugian mencapai USD335.000 dalam waktu singkat.

Ilustrasi: Bank DBS (Sumber: infobanknews)
Ilustrasi: Bank DBS (Sumber: infobanknews)

Generasi muda menjadi salah satu target utama karena sering menggunakan platform digital tanpa memerhatikan keamanan secara mendalam. Sebuah tautan dari "bank" atau pesan "urgent" dari akun media sosial palsu sering kali cukup untuk membuat pengguna lengah. Dalam era serba cepat ini, kebiasaan "klik tanpa pikir panjang" menjadi pintu masuk utama bagi pelaku phishing.

Dampak Phishing Tidak Sekadar Kehilangan Uang

Dampak dari serangan phishing bisa jauh melampaui sekadar kehilangan uang. Data pribadi yang dicuri bisa digunakan untuk pencurian identitas, pembelian ilegal, atau bahkan pemerasan. Selain kerugian finansial, korban phishing juga sering mengalami stres, kecemasan, dan rasa tidak aman saat menggunakan teknologi.

Kasus serangan phising kepada nasabah Bank DBS di Singapura memberikan gambaran yang lebih besar tentang bagaimana phishing dan serangan siber lainnya dapat berdampak sistemik. Tidak hanya individu, tetapi institusi besar pun dapat mengalami gangguan operasional yang signifikan. Ketika layanan publik seperti sistem imigrasi terganggu, masyarakat luas ikut terkena dampaknya. Hal ini memperkuat urgensi untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih serius.

Phishing adalah ancaman yang nyata dan semakin canggih di era transformasi digital. Generasi muda, sebagai pengguna aktif teknologi, memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran dan mengadopsi langkah-langkah keamanan. Dengan edukasi, kesadaran, dan teknologi yang tepat, kita tidak hanya bisa melindungi diri sendiri tetapi juga membantu menciptakan ekosistem digital yang lebih aman untuk semua. Transformasi digital memang membawa risiko, tetapi dengan sikap yang proaktif, kita dapat menjadikannya peluang untuk tumbuh lebih bijak dan tangguh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun