Mohon tunggu...
Putu Ariantini
Putu Ariantini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa semester 1 dari Universitas Pendidikan Ganesha yang memiliki hobi dalam membuat mahakarya tulisan dan membaca cerita novel. Saya merupakan pribadi mahasiswa yang tekun dan memiliki daya juang yang tinggi. Topik konten favorit yang yaitu berhubungan tentang budaya dan tradisi yang menekankan tentang keberagaraman multikultur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sampi Gerumbungan: Tradisi yang Hampir Punah di Tengah Arus Zaman Globalisasi dan Minimnya Event sebagai Wadah Pelestaria

18 Desember 2024   22:50 Diperbarui: 18 Desember 2024   22:27 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Sampi Gerumbungan sudah tidak asing lagi di telinga  masyarakat Bali. Tradisi ini berasal dari Desa Kaliasem, Kabupaten Buleleng, Bali. Sampi Gerumbungan sangat menonjolkan keindahan dari sapi dalam ajang atraksinya. Sampai sekarang tradisi Sampi Gerumbungan ini sangatlah berperan penting dalam mewujudkan rasa puji syukur para petani akan permohonan atau sesangi sudah mereka lakukan yang membuahkan hasil  panen  melimpah. Tradisi Sampi Gerumbungan ini sudah berlangsung sejak lama yang memiliki tujuan khusus untuk memperkuat komunitas petani.

Pada awalnya Sampi Gerumbungan merupakan tradisi masyarakat yang digunakan sebagai ajang permainan  namun lambat laun tradisi ini berubah digunakan menjadi tardisi yang dipertandingan. Tradisi Sampi Gerumbungan ini bukanlah tradisi yang bersifat sakral seperti kebanyakan tradisi pada umumnya akan tetapi tradisi ini bersifat sekuler ( duniawi / kebendaan).

Perlengkapan yang digunakan dalam permainan Sampi Gerumbungan yaitu;

  • Lampit: alat yang ditarik sapi berupa kayu
  • Uga : alat yang berada di leher sapi
  • Penanggu: komponen uga yang diletakan  di ujung kiri-kanan
  • Keroncongan: aksesoris pelengkap
  • Penyelah: komponen dari uga yang berada di tengah-tengah
  • Pot: umbul-umbul kecil yang bersifat meramaikan uga
  • Rumbing: aksesoris pendukung
  • Kober : umbul-umbul kecil yang bersifat meramaikan uga
  • Badong : aksesoris pelengkap
  • Gongseng  : gelang Sapi

Pada zaman Globalisasi ini banyak tradisi yang mulai ditinggalkan oleh masyarakatnya sehingga hampir terancam punah salah satunya yaitu sampi gerumbungan. Para anak muda yang seharusnya menjadi penerus tradisi mulai kehilangan minat karena sudah terlena akan budaya asing yang dianggap lebih menarik dan memukau. Hal ini bisa ditunjukan dengan beberapa tantangan nyata yang melatarbelakanginya yaitu;

  • Generasi muda di zaman sekarang lebih menyukai budaya asing dibandingkan budaya lokal dan  mereka  juga mulai kehilangan minat untuk melestarikan tradisi Sampi Gerumbungan.
  • Minimnya even dan program perlombaan yang menjadi wadah bagi petani untuk melestarikan tradisi ini
  • Hilangnya nilai autentik dari tradisi ini karena sudah zaman sekarang sudah mengalami modernisasi

Namun para masyarakat Buleleng dapat mencegah dan mempertahankan tradisi ini dengan cara tetap melaksanakan lomba setiap satu tahun sekali di dalam acara Lovina festival yang diadakan di lapangan kaliasem. Dengan dilestarikannya tradisi ini akan semakin mengundang para wisatawan untuk berbondong- bondong menyaksikan secara langsung proses pertandingan Sampi Gerumbungan dan hal ini tentu juga berdampak bagi harga penjualan sapi yang akan melambung tinggi.

Sebagai upaya melestarikan tradisi ini seharusnya dimulai dari sekolah. Sekolah seharunya bisa mengenalkan tradisi yang ada di wilayah tersebut kepada anak muridnya dan didukung dengan pemberian sumber materi  IPS / IPAS yang memiliki sangkut pautnya dengan tradisi selain itu dengan menonton tradisi ini juga termasuk melestarikannya.

Para penduduk kaliasem juga turut aktif dalam mempertahankan  tradisi ini dengan cara menyebarluaskan tradisi mereka dan mengenalkannya ke berbagai wilayah serta mereka juga menjadi petani Sampi Gerumbungan. Sampi Gerumbungan merupakan tradisi yang sangat berharga bagi masyarakat Buleleng namun eksistensi dadi tradisi ini semakin lama semakin terkikis. Kita sebagai generasi muda sepatutnya bisa menjaga dan melestarikan tradisi ini hingga bisa di wariskan ke generasi selanjutnya. Salah satunya kita bisa menonton adanya lomba Sampi Gerumbungan di lapangan kaliasem dan berdiskusi dengan pihak berwenang mengenai event Sampi Gerumbungan yang lebih luas lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun