Mohon tunggu...
Ahmad Faturrahman
Ahmad Faturrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

i like social reality.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berbeda di Tengah Kegembiraan

17 Juli 2023   05:13 Diperbarui: 17 Juli 2023   06:43 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pngtree.com

Perayaan ulang tahun wilayah telah menipu pandangan rakyatnya dalam waktu yang singkat, realitas sosial tercipta setiap waktunya menimbulkan suatu fakta yang menarik dan menyayat, sangat cukup untuk menjadi dua gambaran yang berlawanan.

ANTARA YANG GEMBIRA DAN YANG BEDA.

Antusias rakyat sangat tinggi pasca mengetahui berbagai baris urutan perayaan yang akan terlaksana, setiap waktu yang telah ditetapkan untuk dimulainya perayaan telah menimbulkan kemacetan kendaraan. Sampai pada puncak acara, kehebohan rakyat dalam merayakannya sungguh luar biasa, muda-mudi saling memamerkan kharismanya, sanak keluarga menghabiskan waktunya untuk menikmati perayaan dengan santai. Acara yang memukau telah menyelimuti hati serta pikiran rakyat yang menjadi majikan dari pihak penyelenggara, suara menggelegar yang kian menutup pendengaran terdengar dari banyak arah. Sungguh kejadian yang luar biasa.

Apakah semua rakyat gembira?

Tidak, suatu perayaan tidak selalu menciptakan sebuah kegembiraan yang bulat. Tidak semua rakyat yang mengikuti perayaan bergembira secara antusias, ada banyak dari bagian masyarakat yang cemas mengenai dirinya.

Tidak bisa dihiraukan pada setiap perayaan yang terselenggara juga banyak para tulang punggung bertebaran, ialah si perjuangan yang mencari sebuah peluang dalam ombak kegembiraan. Bertebaran menawarkan suatu yang dipunya, dari langkahnya dapat terlihat sebuah keyakinan "pasti bisa". Dikala rakyat bergembira saat itulah ia mencemaskan dirinya sembari melihat yang dipunya masih banyak yang tersisa serta waktu yang kian pupus. Berkeliling dengan sandal jepit entah sudah berapa putaran yang telah tejadi tapi keyakinan "pasti bisa" menggelora dalam benak pikirnya.

Suara 5 kembang api yang menjadi penanda selesainya perayaan terdengar dengan sangat kencang, siperjuangan berakhir dengan membawa yang dipunya belum sempat habis dan iapun mulai menawarkannya kepada siapapun dengan harga yang miring, supaya dirinya bisa pulang dengan membawa hasil yang walaupun tidak sesuai ekspektasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun