Mohon tunggu...
1130022125 WULAN NYSA S
1130022125 WULAN NYSA S Mohon Tunggu... Perawat - Universitas Nahdlatul ulama surabaya keperawatan

Tetap semngat have fun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyelamat yang Mati

22 Oktober 2022   15:05 Diperbarui: 22 Oktober 2022   15:06 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari zulaikha tidak dapat tidur. Menjelang pagi, ia pergi menggunakan perahu kecil di atas permukaan Nil. Ia bersama dua orang ceria dan seorang pengemudi perahu berpengalaman. Mereka bergerak sepanjang tepian di antara bayangan kuil yang dicuci dengan cahaya, hantu-hantu kota hilang yang diriwayatkan tenggelam dalam air, dan pantulan patung-patung besar yang memiliki suara misterius masih terdengar. Mereka melewati kapal-kapal besar, para pelayar yang elegan, perahu-perahu nelayan, dan rakit-rakit yang membawa beban.

      Mereka sampai pada sebuah tempat titik sulaiha memberi isyarat kepada pengemudi perahu untuk berhenti titik-titik ia sedikit ingin istirahat dan menyambut matahari di titik terdalam, yang disana ufuk akan terlihat. Beberapa saat setelah itu, matahari menghamburkan cahayanya ke permukaan bumi yang tua.

        Ada perahu yang ringan dan kuat di sampingnya. Nelayan-nelayan yang mudah dan kuat sedang melemparkan jala untuk mengumpulkan rezeki dari perut air yang penuh keberkahan. Mereka menyanyikan lagu secara bersamaan.

          Seorang pemuda dan paling tidak berpengalaman dari para nelayan yang mendekati ujung perahu lalu memandang ke arah zulaikha.

       "Wahai Zulaikha ,"katanya."wahai mutiara hitam Mesir sekarang tumbuh dan lihat. Aku akan menemukan mutiara paling indah dari sungai Nil untukmu."

       Yang meletakkan berlatih di mulut dan melompat ke dalam air tanpa memberikan kesempatan kepada nelayan nelayan lain menghalanginya.

       Orang-orang di belakangnya berkata, "aduh, harusnya ia tidak melakukan hal itu."

     Salah satu dari mereka berkata, "orang yang melompat ke dalam air memang pemuda yang tidak berpengalaman.Namun, biarkanlah! Ia adalah penyelam yang handal titik yang dilarang menyelam adalah mereka yang tidak tahu cara berenang, bukan untuk para penyelam andal."

     Sesaat..... Beberapa saat......tambah beberapa saat lagi. Nelayan muda itu tak tampak. Tidak juga dengan mutiara hitam.

      Akhirnya, dalam kecemasan yang ramai, teman-teman pemuda yang menyilang ke dalam lintas memiliki rasa kasihan mulai mengangkat tubuh nelayan muda itu yang berada dalam keadaan pingsan mendekati mati. Darah bercucuran dari mulut, hidung, dan telinganya.

      "Ia kehabisan nafas," kata mereka. "Ia tidak akan selamat. Kalaupun selamat, ia tidak akan seperti semula," kata mereka dengan nada putus asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun