Aktivitas yang itu-itu saja, terkadang membuat jenuh, ingin jalan-jalan sekadar refreshing. Itulah yang tengah aku dan kedua teman serumahku. Kami pun merencanakan sebuah perjalanan.
Rencana pertama, ingin jalan-jalan ke Yogyakarta. Berbelanja batik dan souvenir di Malioboro. Mulailah kami mengumpulkan duit. Pagi kerja, dan siang berjualan. Ya, yang jualan Kak Rahma, sedangkan aku dan Lisa menemani, demi impian itu.
Terdengarlah berita jika Ibukota akan dipindahkan. Kak Rahma pun berkata, "Pokoknya kita usahakan memijakkan kaki di Monas sebelum dipindahkan ke Kalimantan."
"Iyakan," jawab Lisa.
Kami pun berubah rute perjalanan, naik pesawat dari Kuala Namu dan turun di Soekarno-Hatta, lalu ke Monas dan setelah itu ke Yogyakarta. Pulang naik Bus supaya bisa meresakan naik Kapal dan melewati Lampung, Bengkulu, Palembang, Jambi dan Pekan Baru. Rencananya, hanya bawa baju dua, satu untuk pergi dan satu untuk pulang. Di sana nanti bisa beli baju yang murah-murah. Yang kami dengar, beli di Tanah Abang murah. Selain itu, menghindari biaya koper.
"Adakah kalian yang punya teman di Jakarta?" tanya Kak Rahma.
"Kak Rohana ada tuh. Dia kan punya teman penulis di sana," ujar Lisa.
Aku pun menghubungi seseorang. Katanya dia akan bawa kami jalan-jalan jika sampai di sana.
Impian mulai redup. Biaya ke Jawa terlalu mahal untuk ukuran orang seperti kami. Rencana pun diubah.
Kami ingin ke Malaysia. Tiket lebih murah dibanding ke Jawa. Urus pasport sekitar tiga ratus ribu. Kak Rahma berkata, "Kita urus dulu pasport-nya sembari ngumpul duit."
Kami pun membicarakan tata cara pengurusan pasport. Nama harus tiga kata.