apakah filsafat meransang kita dengan kehendak-kehendak? apakah filsuf bercanda tentang hal-hal remeh dengan raut serius? kita mesti kembali pada lembaran yang sudah kita sudahi berpekan-pekan menamatkan sekali lagi kecintaan kita pada sesuatu yang tak mendatangkan bahagia dalam bentuk uang kita tak secerdas burung meskipun berhari-hari belajar terbang bagaimana hendak mengungguli angin jika jarang berfirasat tentang badai pulanglah dari rahasia yang pada tahun-tahun sebelumnya kita sembunyikan tunjukkan di mana alamat untuk kita titipkan berjilid-jilid gagasan maka, kita berupaya belajar untuk selalu sinis menenangkan kecamuk ketika mencurahkan pikiran pada malam-malam tenang, kita tau kita tak bisa mencipta syair tapi, dari jauh kita acapkali merindui sebaris pesan untuk melelapkan tidur tidur yang selalu terganggu dengan jadwal-jadwal tidur yang memerdekan perut kita dari keroncongan segalanya terbayarkan dengan sedikit basa-basi dan membubuhkan tandatangan kita pantas mengantongi berlembar-lembar uang mengistilahkan sesuatu seenak perut begitu meninggalkan perkantoran bagi kita, memaki dalam bentuk-bentuk catatan dapat dibenarkan meskipun tanpa tanda petik maka, untuk memastikan kita tak sekedar hidup kita mesti terus memanjangkan pikiran dalam bentuk tulisan meledakkannya di koran-koran atas jasa itu kita mendapat imbalan untuk menambal sesuatu yang koyak atau memugar apa-apa yang telah retak tapi, kita tahu beberapa potong kolor mesti diperbarui dengan uang honor 06032011. minggu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H