Mohon tunggu...
Idrus Bin Harun
Idrus Bin Harun Mohon Tunggu... lainnya -

Jama'ah Komunitas Kanot Bu.numpang di Bivak Emperom Banda Aceh\r\n\r\n\r\n\r\nhttp://www.idrusbinharun.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Laporan Akhir Tahun Tentang Kesia-siaan (Jangan Baca)

5 April 2011   17:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:06 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(ini bukan laporan akhir  tahun  tentang kesia-siaan, atau tentang tumpukan map berisi laporan keuangan) catat baik-baik, jika tahun telah memutar haluannya untuk kesekian kali meninggalkan kita dengan secarik almanak dan kompas rusak, kembalilah ke sekolah untuk kembali belajar berlayar . tak ada yang berani memastikan samudera bakal teduh seperti angin tepi pantai di akhir pekan. tahun lalu, kita tak berkontemplasi untuk mencari-cari esensi dan subtansi kehidupan. tak berusaha mempuitikkan setiap kalimat biar kelihatan ‘dalam’. lupakan niat untuk  memilah-milah diksi. semua bisa jadi tak penting. kalau kau sebut kenangan sebagai hukum  alam. yang  menempatkan sesuatu  tidak  seperti penyair  yang belakangan ini  malah membingungkan kita  yang tak lulus sekolah formal. kenangan yang selalu kau agung-agungkan kala menikmati libur akhir pekan, bagiku hanya usahamu memberat-beratkan kepala. mengapa tak kau sajakkan saja kala bersendiri di kamar, agar Koran-koran besoknya dapat mengabarkan kehidupan tetap proporsional. kalau tak sudi tahun berlalu, kembalilah ke masalalumu dengan tetap memakai pakaian kebesaran saat kau menghadiri acara-acara seremonial, atau  berikanlah tanganmu  untuk kutitipkan  pesan singkat tentang  beberapa bandit yang kerap hadir dalam mimpi kita; dengan memakai dasi mahal, acapkali ia robohkan cita-cita kita. sibaklah tirai, akan ada sesuatu menggoda kita dengan lagu-lagu lama yang sedikit melankolis. tapi kaset-kaset yang kau putarkan tengah malam, tak pernah memastikan wujud perasaanmu yang sebenarnya. pulanglah dengan sebakul rindu, tahun lalu sudah menutup layar, ia kehabisan adegan, minim nestapa untuk melarutkan kita dalam sedihnya yang pura-pura,tak berguna menyiapkan airmata buat kisah picis itu. aku hanya bisa menyisipkan selembar kertas berisi puisi-puisi yang kata seorang sastrawan lokal; puisi tolol. selebihnya hanya permainan kata-kata, mengakrobatkan suasana agar kelihatan serius. seperti keluhmu  juga, rata-rata omong kosong. 13 januari 2011 blang Oi- banda aceh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun