Jam menunjukkan angka 04.00 WIB ketika saya harus berangkat dari penginapan menuju tempat berlangsungnya Mandiri Jogja Marathon 2019 di Prambanan, DI Yogyakarta. Di jalan desa yang saya lewati, terlihat bus medium bersiap membawa pelari yang menginap di beberapa homestay. Tak biasanya sekitaran Prambanan ramai sepagi itu, homestay dan hotel sudah dipesan dari sebulan sebelumnya.Â
Saya masih beruntung mendapatkan penginapan meskipun tidak ber-AC, cukup lumayan untuk beristirahat semalam. Cuma kasihan dengan teman sekamar tidak bisa tidur, padahal dia ikut Half Marathon atau 21K. Keinginan saya ikut lari 5K dikubur dulu, ada tugas mengirim konten di acara yang diadakan hari Ahad, 28 April 2019 lalu.
Sampai di komplek Candi Prambanan, sudah masuk waktu Shubuh. Umat muslim menunaikan kewajiban menunaikan saalat wajib di beberapa tempat salat yang telah disediakan panitia. Tidak terlihat antrian wudhu dan shalat, saya ikut shalat berjamaah di tempat salat dekat venue utama. Menarik juga, pihak sponsor juga menyediakan tempat salat di truk seperti musala berjalan.
Sebelum pelepasan pelari Full Marathon 42K, semua warga Indonesia yang hadir di garis star menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lomba ini diikuti 670 pelari Indonesia maupun manca negara. Start FM dilakukan pada pukul 04.45 WIB. Selang 15 menit kemudian yaitu pukul 05.00 WIB, bendera start HM 21K dikibarkan. Untuk HM ini diikuti 1.530 peserta. 2 lomba ini jadi daya tarik pelari manca negara dengan hadiahnya yang menggiurkan. Juara pertama FM 42K mendapatkan 50 juta rupiah, sedangkan HM 21K juaranya berhak atas 25 juta rupiah. Pelari dalam negeri tak mau kalah berpartisipasi, apalagi juara tiap kategori dibagi 2 kelas yaitu kelas Open dan National. Total ada 24 pelari manca negara mengikuti Mandiri Jogja Marathon 2019.
Jeda waktu pelepasan HM dengan kategori 10K cukup lama, lomba 10K baru akan dilepas pada pukul 06.30 WIB. Jeda tersebut saya gunakan melihat-lihat sekeliling garis start. Tak disangka, saya melihat fotografer kondang Om Arbain Rambey baru saja menurunkan drone. Kami tak sempat bercakap waktu itu, karena saya harus beranjak ke venue utama. Setelah lomba selesai, kami baru sempat berbincang di media sosial. Ohiya, beliau masih sering nulis di Klinik Foto Kompas.
Saat menuju ke venue utama, terlihat pacer 10K melakukan pemanasan, bersiap membimbing pelari menentukan waktu finish. 3 Pace disiapkan panitia membimbing pelari di setiap kategori. Untuk 10K, Pace A 0.30.00-0.59.50, Pace B 1.00.00-1.19.50, dan Pace C 1.20.00-1.40.00. Pelari tinggal mengikuti balon para pacer untuk mencapai target finish yang diinginkan.
Matahari mulai menampakkan diri, pelari 10K dan 5K yang menunggu masuk area start memanfaatkan waktu berfoto ria, mumpung antriannya belum banyak dan wajah masih terlihat fresh.
Duo pembawa acara di venue utama selalu memberikan semangat dan informasi kepada pelari perihal lomba, dan mengajak semua yang hadir berpartisipasi meramaikan media sosial dengan tagar #MandiriJogjaMarathon2019.
Satu kehormatan tersendiri ketika Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubawana X hadir dan berkenan mengibarkan bendera start 10K, didampingi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut Bank Mandiri Kartika WirjoAtmodjo, dan Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri. Setelah itu Ibu menteri, dirut Bank Mandiri, Kapolda DIY, serta Bupati Sleman Sri Purnomo turut serta lari 5K.
Untuk mengabadikan momen istimewa ini, semua ingin swafoto. Foto di bawah memperlihatkan pembawa acara Ibnu Jamil dan Conchita Caroline berswafoto bersama pelari di garis start, sebelum bendera start dikibarkan. Saya malah sama sekali tidak melakukan swafoto.
Beberapa meter setelah garis start, punakawan sebagai salah ikon pewayangan berdiri memberi semangat kepada pelari. Di garis finish, ikon pewayangan yang merentangkan garis finish adalah Rama dan Shinta, didampingi Anoman, si kethek putih.
Peserta lari 10K lebih banyak daripada FM dan HM, tercatat ada 2.280 pelari ikut serta. Sedangkan kategori 5K mencapai 3.000 peserta. Kategori 5K didominasi oleh pelari pemula dan keluarga yang ingin lari-lari gemes sambil menikmati sekitar Candi Prambanan. Data panitia menyebutkan 46 komunitas mengikuti lomba yang sudah memasuki gelaran tahun ke 3, dimana 85,31% peserta berasal dari luar DIY.
Mandiri Jogja Marathon dirancang tidak hanya sebuah lomba lari, unsur wisata dan budaya dimasukkan di dalamnya. Di beberapa titik yang dilewati pelari, kesenian daerah turut menyemarakkan lomba.
Perhatikan foto di atas, anak yang melesat sendirian di depan kelak menjadi juara 2 kategori 5K Woman National. Zahra Amalia namanya, dan masih berusia 13 tahun. Dia fokus lari dan tidak peduli dengan pemandangan sekeliling yang membuat hati berhasrat untuk berswafoto.
Bagi yang jarang menonton lomba lari mungkin agak terkejut, kategori 10K dan 5K belum dilepas tapi sudah ada pelari HM 21K yang masuk garis finish! Saya agak terlambat mengetahuinya, hanya pelari finish kedua yang sempat saya potret. Lihat catatan waktunya sekitar 1 jam 10 menit, dimana start HM dimulai pukul 05.00 WIB. Padahal start kategori 10K baru pada pukul 06.30 WIB dan kategori 5K pukul 06.45 WIB.
Ajang ini juga menjadi tempat wisata, selain pelari dan keluarganya, pengunjung umum Candi Prambanan bisa menikmati hiburan dan kuliner di venue kuliner. Untuk bisa jajan kuliner, harus menggunakan non tunai seperti kartu kredit Mandiri, E-Money, dan Link Aja. Jika belum memilikinya, bisa melakukan aktivasi di venue.
Menteri BUMN Rini Soemarno tidak ketinggalan menikmati kuliner di venue kuliner. Keberadaan beliau menjadi pusat perhatian, banyak pelari dan pengunjung yang mengajak beliau foto bersama. Beliau dengan senang hati menerima ajakan foto para pengunjung.
Secara keseluruhan penyelenggaraan Mandiri Jogja Marathon 2019 berhasil memikat pelari dan pengunjung. Rata-rata puas dengan kinerja panitia, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Yang menjadi perhatian adalah kemacetan sebelum dimulai dan paska acara. Semoga tahun depan penyelenggaraan lebih baik lagi, dan saya masih bisa menjadi saksi para pelari mendapatkan apa yang dicita-citakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H