Suara motor lalu-lalang mengusik tidur saya, padahal jam masih menunjukkan pukul 03.00 WIB. Hari itu, 15 April 2018 Mandiri Jogja Marathon 2018 akan dilaksanakan. Start pertama untuk kategori marathon (42km) dilakukan pada pukul 04.45 WIB.Â
Karena itulah peserta terutama panitia, harus sampai di tempat pelaksanaan sebelum start. Taman Candi Prambanan, Sleman DIY menjadi tempat start dan finish perhelatan besar ini.
Saya bersama seorang kompasianer memutuskan menginap di homestay (penginapan) sekitar 3 km dari Candi Prambanan. Keputusan ini mendadak, setelah seorang pengurus homestay di Prambanan menghubungi pukul 19.00 WIB, ada kamar kosong di luar pengelolaan mereka.Â
Daripada terburu-buru berangkat dini hari dari rumah dan tidak bisa tidur, lebih baik cari penginapan dekat lokasi. Awalnya ingin berangkat bersama rombongan Kompasiana, tapi mobil yang tersedia diprioritaskan untuk wanita. Dari situlah saya berinisiatif mencari penginapan. Perlu dicatat, kami bayar penginapan sendiri, tanpa subsidi, dan diskon voucher :).
Kami berangkat naik motor dari kota Jogja Sabtu pukul 21.00 WIB menembus ramainya jalanan. Maklum Jogja selalu padat saat liburan. Selain liburan sekolah, libur Isra' Mi'raj, juga adanya acara Mandiri Jogja Marathon. Lokasi penginapan sebenarnya dilewati pelari full dan half marathon, tinggal "nyanggong" di depan sudah mendapatkan potret menarik. Namun kami harus registrasi dan mengambil perlengkapan media di arena, sehingga niat ini urung saya lakukan.
Menuju Candi Prambanan
Keluar dari penginapan pukul 03.50 WIB, kami melewati beberapa penjagaan. Jalan yang kami lalui merupakan jalur lomba, agar steril dari orang yang tidak berkepentingan maka ditempatkanlah beberapa penjaga. Sampai di di garis start, kami bingung karena tidak ada lahan parkir. Sedangkan kami belum mengantongi tanda pengenal media. Selanjutnya kami memutar ke utara mengelilingi komplek candi Prambanan, menuju tempat parkir pengunjung wisata.
Di beberapa titik selama perjalanan itu, sudah ada marshall lomba berseragam berjaga, ada yang masih goler-goler di gubuk tepi jalan, ada juga yang makan diterangi lampu portabel.Â
Menjelang sampai lokasi parkir, para peserta lomba sudah beranjak dari penginapan yang menjamur di timur komplek candi. Secara berkelompok mereka berjalan ke arah pintu masuk. Sebagian lagi berlari kecil, selain sebagai pemanasan juga mengejar waktu start marathon.
Tepat pukul 04.00 WIB seperti yang tertera di kertas parkir, kami sampai dan langsung menuju pintu masuk crew. Mas Deri Kompasiana sudah menunggu para Kompasianer.Â
Untuk masuk area lomba harus menunjukkan kartu pengenal media, padahal tanda pengenal ada di tenda media yang letaknya di dalam :). Tak berapa lama, Mbak Dewi Kompasiana datang membawa tanda pengenal media. Ternyata kami berdua kompasianer terakhir yang sampai di lokasi.
Ayo Lari
Usai ganti seragam dan mengenakan kartu pengenal media, kompasianer berpencar. Saya bergerak setelah matahari terbit, karena kamera saya kurang bagus memotret dengan minim pencahayaan. Dari tenda media, tenda mushalla, termasuk toilet portabel, menuju lokasi start berjarak 700 meter. Beberapa pelari mengeluhkan kondisi ini, terutama pelari full marathon.Â
Shubuh waktu setempat jatuh pada pukul 04.25 WIB, sedangkan waktu start pukul 04.45 WIB. Salah seorang pelari mengeluh di Instagram Story, air untuk wudhu belum siap padahal adzan Shubuh sudah berkumandang.
Setelah melewatkan start full marathon, saya menuju garis start yang menempati Jalan Taman Prambanan Kulon (lihat peta Google). Jadwal start lari Mandiri Jogja Marathon 2018 adalah:
- 42k pukul 04.45 WIB
- 21k pukul 05.30 WIB
- 10k pukul 06.00 WIB
- 05k pukul 06.30 WIB
Pelepasan peserta 42k dan 21 dilakukan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno didampingi oleh Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo. Sedangkan 10k oleh Kapolda DIY Brigjen Pol. Ahmad Dhofiri didampingi Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, M.S.I.. Uniknya, Menteri BUMN, Dirut Bank Mandiri, Kapolda DIY, dan Bupati Sleman turut serta lari 5k. Tampak juga dari Dinas Pariwisata Sleman Kabid Pengambangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kabid Pengembangan SDM dan Usaha Pariwisata.
Pelari 10k dan 5k akan mendapatkan pemandangan menarik Gunung Merapi, Candi Sewu, Candi Bubrah, dan Candi Lumbung. Selain 4 pemandangan tadi, pelari 10k juga akan melewati Candi Plaosan Lor dan Kidul. Sedangkan pelari 21k dan 42k melewati desa-desa di sisi barat dan utara Candi Prambanan terlebih dahulu sebelum melewati candi. Sepanjang jalan desa yang tidak semuanya beraspal, pelari akan disuguhi pemandangan sawah dan kesenian daerah. Seperti Badui, Hadroh, Gejog Lesung, dan Keroncong.
Mungkin pelari pemula agak kesulitan mengatur ritme dan target waktu. Di lomba marathon ini sudah ada pacer dengan balon-balon bertuliskan target waktu finish. Pacer adalah pelari (biasanya menggunakan atribut khusus) yang memandu kecepatan pelari mencapai finish dengan target tertentu. Pelari tinggal mengikuti rombongan pacer dengan target waktu finish yang diinginkan. Misalnya dalam Mandiri Jogja Marathon 2018 pada kategori 10k, ada pacer dengan membawa balon bertuliskan 60 menit.
Sesampainya di garis finish, pelari mendapatkan medali dan kaos finisher setelah diverifikasi oleh marshall. Mencapai garis finish merupakan kebahagiaan dan kebanggaan. Mereka meluapkannya dengan berbagai cara, ada yang bersujud di garis finish, berpelukan dengan keluarga, dan berfoto dengan latar belakang Candi Prambanan merupakan hal yang wajib. Tak ketinggalan Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan hal tersebut usai memberi keterangan kepada awak media.
Terima kasih kepada Kompasiana yang telah memberi kepercayaan kepada para Kompasianer Jogja.