Mohon tunggu...
Sugiman W
Sugiman W Mohon Tunggu... Buruh - Saya

Menulis "sesuatu" di Jogja. Sudah jarang nulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merangkai Kisah di Kalikuning Adventure Park

11 Januari 2018   21:39 Diperbarui: 14 Januari 2018   05:32 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi muslim yang akan shalat bisa menggunakan pendopo yang berada di dekat pintu masuk KAP, jika merasa letak mushalla di Kalikuning Park relatif jauh. Tersedia juga dua toilet duduk dan jongkok di utara pendopo KAP.

Trekking dan Bird Watching
Usai sarapan, kami bergegas menuju lapangan di selatan pendopo untuk melakukan persiapan trekking (jalan kaki menyusuri Kalikuning) dan bird watching (mengamati burung di pepohonan). Sahabat TNGM yang ikut sekitar 42 orang yang dibagi 4 kelompok. Sebelum pemanasan kami mendapatkan gelang rubber sebagai pengenal kelompok. Saya masuk kelompok 4 dan mendapatkan gelang merah.

Pemanasan. Dok. pribadi.
Pemanasan. Dok. pribadi.
Menurut rencana, peserta akan menuju Plunyon untuk mengamati burung jalak. Setelah itu turun melewati jembatan Plunyon menyeberangi Kali Kuning dan menelusurinya hingga mata air Umbul Temanten. Istirahat di sana dan kembali ke Kalikuning Park. Estimasi jarak trekking 5,7 km.

Rute tracking. Dok. Titin Septiana.
Rute tracking. Dok. Titin Septiana.
Jalan bebatuan mengiringi langkah menuju Plunyon. Di sisi barat terlihat lereng Bukit Plawangan yang dibatasi jurang Kali Kuning. Meskipun hari beranjak siang, kesejukan Kalikuning dan awan yang sedikit menutupi sinar matahari membuat saya tidak cepat lelah. Hanya bebatuan yang membuat lelah telapak kaki, untuk mensiatinya pilih jalan tanah atau berjalan di batas jalan bersemen.

Dok. pribadi.
Dok. pribadi.
Setelah menuruni beberapa anak tangga, terlihat pohon Pinus di kejauhan, jalan yang dilalui sudah dicor. Inilah pertanda hampir sampai di Plunyon. Jalan yang dilewati ternyata jembatan rongga, sayapun turun ke bawah. Sebelum terkena erupsi Merapi, tempat ini indah. Sekarang pun masih tetap cantik meskipun beberapa bagian termakan usia. Di sini juga digunakan untuk sesi foto serta outbond dan camping.

Taman di Plunyon. Dok. pribadi.
Taman di Plunyon. Dok. pribadi.
Bird Watching di Plunyon
Di depan gerbang Plunyon, dua "spotting scope"monokular sudah berdiri sebagai alat pengamatan burung. Selain monokular juga ada beberapa binokular. Burung yang hinggap di pohon Pinus adalah jenis Jalak atau Perling atau Kutilang. Burung itu bebas masuk sarang dan terbang. Ciri khas burung-burung tersebut berbulu hitam bermata merah. Saya kurang tahu persis apakah Perling Kumbang atau Perling Kecil.

Gerbang Plunyon Kalikuning. Dok. pribadi.
Gerbang Plunyon Kalikuning. Dok. pribadi.
Selain menggunakan teleskop, bisa kok dilihat dengan kamera DSLR atau mirrorless asalkan gunakan lensa tele (panjang).


Menuju Dam Plunyon
Puas dengan pengamatan burung, peserta berangkat menuju Umbul Temanten. Di sinilah letak tantangannya. Peserta harus melewati jalan tanah, jalan berbatu dan menyibak ilalang. Saya yang menggunakan sepatu sneakers dan kaos lengan pendek merasakan kulit gatal dan sedikit lecet.

Pipa-pipa perusahaan air saling tumpang tindih, mengalirkan air kepada para pelanggannya. Sebagian pipa terbuat dari baja, sebagian lagi dari rubber yang sepintas terlihat seperti kabel fiber optis.

Dam Plunyon menjadi tempat uji nyali, rute menyeberangi Kali Kuning diubah meniti pipa air! Saya yang berencana melewati Kali Kuning harus mengurungkan niat karena semua peserta lewat atas! Haha..

Uji nyali di Dam Plunyon.
Uji nyali di Dam Plunyon.
Umbul Temanten
Uji nyali masih berlanjut, untuk meneruskan perjalanan mau tidak mau harus meniti pipa air kembali meskipun tidak lagi ada sungai di bawah pipa. Setelah melewatinya, pipa-pipa air menjadi teman perjalanan kami. Peserta jalan setapak yang basah oleh air pipa yang bocor. Sebagian kebocoran ditutup batu, sebagian lagi memancar seperti air mancur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun