Mohon tunggu...
Sugiman W
Sugiman W Mohon Tunggu... Buruh - Saya

Menulis "sesuatu" di Jogja. Sudah jarang nulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Coto Makassar dan Es Tjampolay Penggugah Gelora

30 Oktober 2017   09:03 Diperbarui: 30 Oktober 2017   09:28 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pikiran kosong, draft tulisan yang harusnya tersimpan ternyata tidak bisa dibuka. Platform yang saya pilih memang buruk dan tidak bertanggung jawab, tulisan yang tersimpan kok dikatakan error oleh sistem? Tidak terima dengan perlakuan tersebut saya mending pergi meninggalkan dunia jaringan, sambil menggali kembali memori yang sudah terkubur.

Saya beranjak menuju Hartono Mall di Jalan Ringroad Utara, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. Memarkir motor dekat tiang agar mudah mencari saat pulang, tak lupa memotret deretan huruf dan angka yang terpampang di tiang.

Tujuan saya ke GM Coffee & Lounge yang berada di Ground Floor no 1. Sebenarnya cafe ini mudah dicari jika membawa mobil karena berada di selatan pintu drop penumpang sisi barat mall. Tapi karena saya mengendarai motor, agak bingung mencarinya. Yang jadi patokan saya, cari Parkson dept store karena di depan Parkson ada jalan ke kiri menuju drop penumpang. Dari jalan itu GM Coffee & Lounge terlihat jelas.

gm-coffee-lounge-59f6826d28d54e574e0d8092.jpg
gm-coffee-lounge-59f6826d28d54e574e0d8092.jpg
Interior kafe didesain instagramable dengan konsep 1960an. Banyak pernik lawasan dipajang di kafe masakan Indonesia ini, mulai dari foto artis, kamera, cermin, atau radio. Bahkan pintu dan jendela kayu dengan kaca es juga ada. Selain dalam ruangan, kafe ini juga menyediakan tempat di balkon sambil menikmati udara kota.

salah-satu-sudut-instagramable-59f68252ed4ed6423f0b6122.jpg
salah-satu-sudut-instagramable-59f68252ed4ed6423f0b6122.jpg
Saya memilih duduk di dalam yang lebih privat, tak berapa lama segelas es sirup Tjampolay pisang madu pun datang. Mas Ardhi, Public Relations Consultant GM Coffee & Lounge sudah menyiapkan menu spesial untuk saya, untuk masakannya dipilih Coto Makassar. Sebelumnya kami pernah ketemu saat icip masakan di Swiss-bel Cafe.

Sirup terkenal dari Cirebon ini dimix dengan biji selasih. Di atasnya terdampar irisan jeruk nipis sang penggugah selera. Sendok minum saya raih untuk mengaduk air agar sempurna larut dengan sirup, lalu seketika saya minum untuk lepaskan gundah dan penat. Segarnya es sirup ini menggugah gelora menulis kembali, lalu terpikirlah judul baru untuk tulisan ini: Coto Makassar dan Es Tjampolay Penggugah Gelora.

es-tjampolay-pisang-madu-59f68217ff24056dc2505b23.jpg
es-tjampolay-pisang-madu-59f68217ff24056dc2505b23.jpg
GM Coffee & Lounge menyediakan akses internet gratis, pengunjung bisa memanfaatkan kesempatan kala berkunjung di sini. Andaikan malas meminta kata sandi, masih bisa menggunakan akses internet gratis dari pengelola mall tanpa kata sandi.

Saya pun memulai menulis kembali, mencoba merenda kata yang tertolak sistem. Masih menggunakan platform yang sama, karena hanya itu yang tersedia. Setelah mencapai 300 kata, tibalah saatnya mengunggah gambar. Peringatan pun muncul, "sistem sedang sibuk." Hati terasa terbakar api, benar-benar harus sabar dengan platform yang memang fondasinya kurang beres.

suasana-dalam-gm-coffee-lounge-59f682b828d54e5680559572.jpg
suasana-dalam-gm-coffee-lounge-59f682b828d54e5680559572.jpg
Beruntung Coto Makassar segera tiba di meja, uap kuahnya tercium harum mengirim kode pada lambung. Sejenak melupakan gundah, irisan dadu daging sapi yang mengapung di genangan kuah coto serasa memanggil ingin diselamatkan. Sebagai pertolongan pertama pada daging, saya kuras kuah coto dengan sendok makan.

coto-makassar1-59f68238c226f95ca34e9f22.jpg
coto-makassar1-59f68238c226f95ca34e9f22.jpg
Rasa rempah coto demikian kuat, tapi belum ada rasa sambal di sana. Ujung sendok makan berjalan cepat menuju cawan sambal kemudian menceburkan diri ke dalam kuah dan mulai berenang. Potongan lontong pun merengek ingin ikut serta. Iba dengan mereka, saya mengambilnya satu persatu dan memandikannya dengan kuah, lalu melahapnya perlahan. Hmmm, mata terpejam menghayati alunan lontong merayapi kerongkongan. Beberapa detik kemudian kolaborasi irisan daging menyusulnya. Sejenak daging berhenti di geraham, dengan lembut menerima jabat tangan geraham, lalu mempersilahkannya memasuki perut.

kopi-dan-sirup-59f68309981827057453a6b3.jpg
kopi-dan-sirup-59f68309981827057453a6b3.jpg
Kuah dalam mangkok terkuras habis, penyelamatan daging Coto Makassar ke perut berjalan sukses. Es Tjampolay pisang madu telah kalas. Raga hangat bersama rempah Coto Makassar membawa saya tenang menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun