Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) akan berlangsung kembali tahun 2017. Pada penyelenggaraan yang ke 12, PBTY XII mengambil tema Pelangi Budaya Nusantara. Pelaksanaan tetap di Kampung Ketandan, kawasan Malioboro Yogyakarta pada tanggal 5-11 Februari 2017.
Kami berkesempatan berkenalan dengan tokoh masyarakat Tionghoa Yogyakarta dan panitia acara PBTY XII di Move On Cafe Jalan Prawirotaman 8 Yogyakarta 24 Januari 2017 lalu. Di sinilah kami sedikit tahu sejarah Kampung Ketandan dan PBTY.
Jimmy Sutanto selaku Ketua II PBTY XII berkisah pada pertengahan tahun 2005 Profesor Murdijati Gardjito, dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM memiliki ide membuat buku resep masakan Tionghoa di Yogyakarta. Setelah ditelaah, kenapa buku resep saja, bagaimana jika dilanjutkan dengan mengadakan pekan budaya? Akhirnya pada akhir 2006 PBTY I digelar dengan Ketua Panitia Ibu Walikota Yogyakarta kala itu; Dyah Suminar S.E. dan ketua pelaksana Profesor Murdijati Gardjito.
Saya jadi ingat, bersama kompasianer Ang Tek Khun pernah bertemu dengan Prof. Murdijati Gardjito dalam acara Diskusi Kudapan Tradisional Kotagede di RM Sekar Kedhaton Yogyakarta. Beliau sudah sepuh dan sekarang (maaf) tidak bisa melihat, namun semangat berbagi ilmu dan melestarikan makanan tradisional luar biasa besarnya. Didampingi 3 asisten beliau mempresentasikan Kudapan Tradisional Kotagede dan filosofinya, peserta yang hadir kagum dengan kedalaman ilmu beliau dalam teknologi pangan.
Demang Kalibeber meninggal, kemudian ada saudagar Tionghoa Oie The Long mengadopsi anak yang masih bayi tersebut dan diberi nama Tan Jin Sing. Singkat cerita, Tan Jin Sing dewasa menikah dengan perempuan Tionghoa anak seorang Kapitan Tionghoa di Yogyakarta. Ketika mertuanya meninggal, Tan Jin Sing diangkat sebagai Kapitan Tionghoa.
Tan Jin Sing menjadi jembatan antara Sri Sultan Hamengku Buwono III dengan Thomas Raffles; Gubernur Jenderal Hindia -Belanda di Jawa saat itu. Karena jasanya, Sri Sultan HB III mengangkat Tan Jin Sing sebagai bupati dan diberikan gelar Kanjeng Raden Tumenggung Secadiningrat.
Hadiah tanah diberikan Sri Sultan HB III kepada Tan Jin Sing (KRT Secadiningrat), dan mengizinkan etnis Tionghoa untuk tinggal di sana di bawah pengawasannya. Tanah itulah sekarang menjadi Kampung Ketandan.
Yang menarik, 2 artis internasional dari India yakni Shindu Raj dan Ai Hasuda dari Jepang akan mengadakan pertunjukan pada tanggal 6 Februari 2017.