Selain gudeg, ada satu lagi makanan khas yang berasal dari Jogja yaitu sate klathak. Warung-warung sate klathak mudah ditemui di daerah Imogiri, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain jauh dari pusat kota, terkadang antriannya panjang, ini berbahaya bagi orang yang ngidam sate klathak.
Tidak perlu jauh-jauh sampai Imogiri jika ingin menyantap sate klathak, karena sekarang ada kedai sate klathak di tengah kota Jogja. Namanya pun unik, diambil dari kata klathak itu sendiri; Nglathak.
Letak Kedai Nglathak mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor, Jalan Gambir Karangasem Baru Gg. Seruni No. 7 Catur Tunggal Depok Sleman (Utara FT UNY). Lebih jelasnya bisa lihat pada Google Map di tautan ini.
Gang Seruni merupakan jalan ber-konblok, mulut Gang Seruni di Jalan Gambir “dicepit” oleh Villa Cepres Deresan dan Pondok Pesantren Sulaimaniyah. Jika masih ada, spanduk Nglathak terpasang membentang di atas Jalan Gambir.
Tempatnya relatif sepi jauh dari keramaian, enak sekali buat nongkrong. Dan menurut ownernya Mas To (beliau lebih suka dipanggil begitu, biar lebih misterius); ruangannya didesain Instagramable. Makanya para Kompasianer Jogja jadi lupa makan hidangan, keasyikan motret makanan.
Dua menu yang namanya asing sengaja saya pesan, penasaran dengan rasanya. Sate Klathak Mozarella dan minuman Yogurt Moringa jadi hidangan yang siap disantap. Menu paket sate sudah termasuk nasi loh, jika nasinya kurang bisa pesan nasi saja.
Nasi putih; nasi putih di Nglathak berasal dari beras organik petani lokal,,, bukan beras impor. Rasa nasinya hampir sama dengan nasi kualitas istimewa... enak :).
Alasannya adalah keberlangsungan keturunan, jika kambing muda banyak disembelih dikhawatirkan populasi kambing betina lebih sedikit dari kambing jantan. Efek berantai, kambing muda susah dicari harganya pun naik karena permintaan lebih besar daripada ketersediaan . UUD lah...