Mohon tunggu...
Sugiman W
Sugiman W Mohon Tunggu... Buruh - Saya

Menulis "sesuatu" di Jogja. Sudah jarang nulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Restoran di Jogja ini Menawarkan Menu No Pork No MSG

29 September 2016   08:02 Diperbarui: 1 Oktober 2016   22:32 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta atau biasa disingkat dengan Jogja sejak dulu dikenal sebagai kota pelajar. Para orang tua dari Sabang sampai Merauke mengirimkan anaknya untuk menuntut ilmu di kota kecil ini. Dari sini muncul julukan lain Jogja sebagai miniaturnya Indonesia, karena hampir semua suku, ras, dan kebudayaan dari penjuru Indonesia dapat kita temukan di Jogja.

Jogja juga terkenal dengan kota wisata, dengan obyek wisata heritage dan pantai selatan yang indah. Karena itulah banyak wisatawan lokal dan manca negara berkunjung ke Jogja.

Keanekaragaman Jogja ikut memacu sektor kuliner. Berbagai macam menu nusantara bisa kita nikmati, demikian pula dengan menu manca negara. Begitu banyaknya restoran dan cafe yang menyediakan menu dari penjuru dunia kadang membuat bingung, mana yang cocok di lidah orang Indonesia. Apalagi tidak sedikit kandungan makanan manca negara yang mengandung babi.

Di sisi lain, saat ini masyarakat mulai “back to nature”;  kembali ke alam. Orang mulai tertarik menggunakan bahan alami terutama pada bahan makanan, sebisa mungkin menghindari penggunaan zat yang membahayakan tubuh. MSG (Mono Sodium Glutamat) adalah salah satu bahan yang memberi efek buruk bagi kesehatan manusia. Pengalaman pribadi, pemakaian MSG dalam takaran banyak menyebabkan sakit tenggorokan dan jantung.

Salah satu restoran di Kota Jogja melihat peluang tersebut dengan mengusung tema. No Pork No MSG.

No Pork No MSG
Sultan Agung Cuisines Resto and Cafe menyajikan menu masakan Indonesia, Chinese, dan Western; dengan jaminan semua masakan no pork no MSG.

Mengkonsumsi pork (babi), menurut beberapa artikel menyebabkan gangguan kesehatan dan perilaku, apalagi babi termasuk binatang haram [baca liputan6.com].

Saya sempat bertanya kepada pramusaji di restoran ini, apakah masakan di sini menggunakan ciu atau arak? Mereka menjawab tidak memakai bahan tersebut. Sultan Agung Cuisines belum memiliki sertifikat Halal BPOM MUI, sebagaimana restoran besar lain atau restoran-restoran yang berada di pusat perbelanjaan.

Memang, tanpa MSG masakan jadi kurang mantab dan “nendang”. Padahal dengan kekayaan rempah di Indonesia, tanpa MSG mestinya masakan tetap mantab dan “nendang”.

Letak
Sultan Agung Cuisines berada di Jalan Sultan Agung 24 Yogyakarta [Lihat lokasi di Google Map ini], hanya berjarak 200 meter dari Pura Pakualaman dan 1 kilometer dari Kilometer Nol Yogyakarta. Restoran ini belum muncul di Google Street View 2016 karena baru dibuka pada 6 Maret 2016.

Letak restoran yang strategis menjadikannya destinasi wisata kuliner wisatawan, disamping warga jogja yang mencari menu dan suasana berbeda dari makan di rumah sendiri.

Sebagai salah satu peninggalan Belanda, bangunan utama Sultan Agung Cuisines masih dipertahankan. Arsitektur Eropa zaman dahulu memang khas, bisa kita lihat dari bentuk bangunan, tiang, pintu, dan jendela yang masih asli.

Ruangan
Empat ruangan bisa dipilih untuk menikmati menu makanan Sultan Agung Cuisines.

1. Ruang Utama
Ruang utama berada di bangunan utama Sultan Agung Cuisines. Ruangan berpendingin ruangan berkapasitas 52 orang dengan suasana heritage yang nyaman.

Ruang Utama.
Ruang Utama.
2. Ruang VIP
Ada 3 Ruang VIP berkapasitas 10 orang/ruang. Ketiga ruangan ini bisa digabung menjadi satu ruangan dengan kapasitas 30 orang.

Ruang VIP.
Ruang VIP.
Ruang VIP berada di belakang ruang utama yang dibatasi dengan taman dan kolam ikan. Jika ingin menggunakan ruangan ini minimal memesan menu Rp. 75.000/orang.

Ruang VIP dilihat dari taman.
Ruang VIP dilihat dari taman.
3. Ruang Merokok
Smoking Area (Ruang Merokok) terletak di sayap kiri ruang utama. Di sini pengunjung bisa santai makan ditemani kicauan burung dan gemericik air kolam ikan. Kapasitas ruangan ini berkisar 36 – 50 orang.

Ruang Merokok.
Ruang Merokok.
4. Lantai 2
Konsep lantai 2 adalah cafe, cocok bagi yang ingin lebih santai bersama keluarga atau kolega. Belum banyak pengunjung yang mengetahui di lantai 2 tersedia spot foto 3D dan dua ayunan.

Cafe Lantai 2.
Cafe Lantai 2.
Ruangan lantai 2 berbentuk U menghadap utara. Di sisi timur dan barat, penataan meja dan kursi seperti di lantai 1. Sedangkan di sisi selatan (berada tepat di atas Ruang VIP); model meja dan kursi mirip di cafe atau kantin, kita bisa diskusi dan duduk “uyel-uyelan” di kursi tanpa sandaran.

Meja dan kursi cafe.
Meja dan kursi cafe.
Jangan salah, di sini juga terdapat dapur yang siap melayani pengunjung dengan segera meskipun dapur utama berada di lantai 1. Untuk mengantar makanan dari dapur lantai 1 ke lantai 2 menggunakan lift barang.

Ayunan di lantai 2.
Ayunan di lantai 2.
Sepintas, lantai 2 lebih luas daripada lantai 1 karena kita bisa lepas memandang ke semua arah tanpa sekat. Dan kenyataanya memang di lantai dua bisa menampung 100 orang, bahkan bisa lebih bila ada acara.

Kompasianer narsis.
Kompasianer narsis.
Beberapa Menu Makanan
Sabtu 25 September 2016 saya bersama Kompasianer Jogja sengaja datang ke Sultan Agung Cuisines untuk mencicipi makanan. Karena ingin membatasi asupan yang masuk ke dalam tubuh, saya memilih makanan Indonesia dengan hidangan penutup es krim. Inilah menu makanan yang saya makan di restoran ini:

1. Nasi Bakar
Dari tampilannya sudah membuat orang kepincut, dengan toping bawang merah goreng dan daun kemangi. Nasi yang dimasak dengan santan ini berisi daging ayam bumbu kecap dan ikan teri. Penyajiannya dengan tempe tahu, lalapan ketimun, selada, dan tomat. Tak ketinggalan sambal terasi yang menggugah selera.

Harga satu porsi nasi bakar adalah Rp. 20.000 belum termasuk pajak.

Nasi bakar.
Nasi bakar.
2. Balado Terong
Terong crispy lalu disiram dengan sambal balado. Saya agak menyesal makan ini dalam keadaan dingin (karena keasyikan memotret), sehingga ke-crispy-an terong ini tidak ada artinya.

Balado Terong.
Balado Terong.
Gambar di atas adalah Balado Terong yang sudah saya “cabik-cabik”. Aslinya, Balado Terong disajikan dengan lalapan ketimun, selada, dan tomat.

Harga Balado Terong Rp. 15.000 belum termasuk pajak.

3. Es Teler
Untuk menemani makan siang, saya pilih Es Teler sebagai pelepas dahaga. Sebenarnya minum Es Teler saja sudah bisa menjadi pengganti makan siang karena disajikan dalam gelas besar :). Degan (kelapa muda) mendominasi isi Es Teler dibandingkan buah-buahan lain semisal nangka, alpukat, dan kolang-kaling. Saya akui menu yang tersaji hanya saya makan 1-2 sendok, kecuali Es Teler habis satu gelas.

Rp. 25.000 belum termasuk pajak.

Es Teler.
Es Teler.
4. Banana Split
Sebagai hidangan penutup, Banana Split menjadi pilihan. Alasannya sederhana; karena saya suka es krim.

Banana Split adalah desert (hidangan penutup, masuk kategori Western foods) yang dibuat dari 2 irisan pisang dengan 3 varian es krim di atas pisang. Varian Es krim untuk Banana Split adalah rasa coklat, vanila, dan strawberi. Tidak lupa meses, daun mint, dan baluran coklat sebagai topping.

Banana Split.
Banana Split.
Nikmat mana yang akan kau dustakan,,,, enak sangaaatt..

Harga Banana Split Rp. 27.000 belum termasuk pajak.

Selain menu satuan, Sultan Agung Cuisines juga menyediakan menu paket dengan pemesanan minimal 4 orang. Paket Rp. 25.000/orang, Rp. 75.000/orang, Rp. 100.000/orang, dan Rp. 125.000/orang.


Anda tertarik mencicipi makanan di sini?

Fasilitas Pendukung

  • Parkir Luas dan gratis
  • AC
  • Free wifi 3 jam
  • Smoking Area
  • Toilet
  • Mushalla
  • Kicauan burung
  • Spot Foto 3D

Sultan Agung Cuisines
Jl. Sultan Agung 24 Yogyakarta
+62-274-379-811
Buka 10.00 – 22.00 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun