Lapangan parkir barat Stadion Mandala Krida penuh sesak! Jika dihitung dari pagi hingga malam, puluhan ribu orang silih berganti datang menghadiri Festival Jajanan Bango 2015 (FJB 2015) yang baru diadakan pertama kalinya di kota Yogyakarta. Pemilihan hari pelaksanaan sangat tepat yaitu hari Ahad 17 Mei 2015. Sehari dan tiga hari sebelumnya (14 dan 16) merupakan hari libur nasional, sehingga tak hanya warga Yogyakarta saja yang datang ke FJB 2015, tapi juga wisatawan yang menghabiskan libur panjangnya di Yogyakarta dan sekitarnya. Acara berlangsung dari jam 08.00 - 22.00 WIB.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Festival Jajanan Bango 2015 di Yogyakarta."][/caption]
Sepekan dari pelaksanaan FJB 2015, warga yang sering melewati Stadion Mandala Krida dibuat penasaran ketika lapangan parkir stadion mulai dipenuhi besi-besi tenda. Tapi setelah beberapa tenda berdiri dan terlihat ada logo Bango, akhirnya semua tahu akan ada acara kuliner di akhir pekan nanti.
Warga mulai berdatangan ke Stadion Mandala Krida mulai jam 06.00 WIB, maklum saja karena lapangan parkir sering digunakan untuk olahraga. Selain itu di trotoar depan stadion banyak berdiri warung kaki lima yang ramai diserbu pembeli pada pagi dan malam hari. Yang sedari awal tahu ada Festival Jajanan Bango, mulai datang secara bergelombang sekitar jam 07.30 WIB, semakin siang pengunjung semakin banyak hingga waktu makan siang tiba.
Oh iya, Festival Jajanan Bango adalah festival jajanan nusantara yang dipersembahkan oleh Kecap Bango dengan misi menggali, menampilkan, dan mempopulerkan kekayaan warisan kuliner tanah air. Berbagai kuliner dari Sabang sampai Merauke dihadirkan pada Festival Jajanan Bango.
Tahun 2015 Festival Jajanan Bango berlangsung di 3 kota: - Yogyakarta pada 17 Mei 2015 - Surabaya pada 31 Mei 2015 - Jakarta pada 14 Juni 2015
Masuk FJB 2015 gratis
Apakah ke FJB 2015 harus membayar tiket masuk? Tidak, untuk masuk arena FJB 2015 gratis! Pengunjung hanya perlu merogoh kocek ketika membeli di stand kuliner FJB 2015. Kalau ada yang menawarkan tiket masuk FJB 2015 berarti penipuan!
Cuaca Panas tak menghalangi datang di FJB 2015 Yogyakarta
Masyarakat sekitar datang dengan berjalan kaki dan... memenuhi sebagian bahu jalan. Yang membawa kendaraan pribadi parkir di sisi utara lapangan parkir stadion dan ada juga yang parkir di bahu jalan. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Teriknya sinar matahari tak mengerutkan warga ke FJB 2015."]
Saya pikir datang pas acara pembukaan pengunjung akan penuh sesak. Jadi saya putuskan untuk datang ke FJB 2015 usai jam makan siang saat matahari bersinar terik. Tapi perkiraan saya meleset, pengunjung tetap padat!!! Ternyata warga tetap antusias datang ke FJB meskipun cuaca saat itu sangat panas.
Kuliner di FJB 2015
Sebelum ke FJB, jauh-jauh hari saya sudah kepo website kecap Bango, bagaimana stand (di FJB digunakan istilah hawker), kuliner apa saja yang ada di sana sehingga tidak kebingungan setelah berada di arena festival.
Ada pembagian kuliner pada FJB 2015 yaitu Jagoan Kuliner Terbaik Timur, Tengah, dan Barat. Ada juga Jagoan Kuliner World Street Food Congress, Jagoan Kuliner Favorit Apps, dan Legenda Kuliner. Tujuannya untuk memudahkan pengunjung memilih kuliner yang diburu.
Souvenir FJB 2015
Sampai di gate masuk saya ke bagian informasi untuk mendapatkan informasi dan mendapatkan:
- Brosur berisi informasi FJB 2015 Yogyakarta, cerita kuliner nusantara, peserta dan peta arena FJB 2015 Yogyakarta tergambar di brosur ini. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Peta FJB 2015 Yogyakarta."]
- Kertas stempel, pengunjung dapat menukarkan dengan hadiah langsung dengan syarat mengumpulkan stempel dari stand makanan. Petugas akan memberi stempel setelah kita membayar makanan yang dibeli di stand makanan. Ingat ya,, hanya stand makanan, stand lainnya tidak menyediakan stempel.
- Kipas tangan,
- Kertas kecil bergambar jempol, kertas ini dimasukkan ke kotak stand kuliner yang dianggap favorit atau memuaskan. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Souvenir FJB 2015."]
Sharing #KulinerIndonesiaku
Saya mendapat invitasi dari panitia sehingga masuk tenda media dulu untuk mendapatkan “sesuatu” :). Kurang lebih 1,5 jam saya ada di ruangan ini menyimak sharing tentang FJB 2015 dan #KulinerIndonesiaku, serta #KulinerIndonesiaku Go Internasional yang didukung Kecap Bango. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Arie Parikesit."]
Ada Mas Arie Parikesit sebagai koordinator Ekspedisi Warisan Kuliner Bango ke 120 kota di Indonesia, Mas Aldio Merancia dari Hungerranger, dan Bang Jeffry Sie salah satu owner Gudeg Yu Nap. Beberapa food blogger juga diminta untuk berbagi pengetahuan kuliner yang dimilikinya.
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Aldio Merancia."]
Ada sisi menarik dari Gudeg Yu Nap, kuliner asli Yogyakarta ini “diboyong” beserta chefnya Napsiah dari Gunung Kidul ke Bandung. Gudeg Yu Nap tidak akan ditemukan di Yogyakarta karena saat ini hanya buka di Bandung.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Jeffry Sie."]
Gudeg Yu Nap bersama Ayam Bakar Taliwang Bersaudara dan Kupat Tahu Gempol pada April 2015 lalu menjadi wakil Indonesia di ajang World Street Food Congress 2015 di Singapura. Gudeg Yu Nap sendiri berhasil menjual 2.375 porsi dengan harga $10 Singapura per porsi.
Dan kami yang berada di ruangan media berkesempatan mendapatkan seporsi Gudeg Yu Nap Gratis :).
Fasilitas Umum FJB 2015
Acara yang luar biasa, fasilitas umum yang disediakan panitia cukup lengkap. Ada penunjuk jalan, ruang kesehatan, tenda musholla pria dan wanita, tenda khusus menyusui, serta puluhan toilet umum. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Penunjuk jalan di FJB 2015."]
Toilet yang disediakan membawa masalah sendiri bagi pengunjung karena penggunaannya didesain hemat air dan boros tissue. Akhirnya banyak yang membawa air mineral ke dalam toilet.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Toilet wanita."]
Tempat cuci tangan juga tersedia di FJB 2015 Yogyakarta, langkah bagus untuk mengedukasi agar selalu menjaga kebersihan tangan dan tidak menggunakan banyak tissue setelah makan.
Petugas kebersihan dengan sigap membersihkan sampah pengunjung. Piring dan mangkok cepat ditarik jika pengunjung telah menghabiskan kulinernya. Sampah pun tidak terlihat berserakan di FJB 2015, ternyata mereka terus bekerja. Sampah dikumpulkan dalam plastik besar, setelah terkumpul dengan segera diangkut mobil untuk diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara yang ada di depan Stadion Mandala Krida.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Petugas kebersihan mengangkat sampah ke mobil."]
Edukasi dan Hiburan di FJB 2015
FJB 2015 tidak hanya kuliner saja lho, tapi juga mengajak pengunjung mendapatkan edukasi tentang kecap Bango. Tak ketinggalan hiburan yang wah..
1. Kampung Bango
Di area ini pengunjung bisa narsis dan berfoto ria, dan bisa mendapatkan foto cetaknya gratis hari itu juga dengan syarat menggugahnya di Twitter, Instagram, atau Path dengan hashtag #KulinerIndonesiaku #FJB2015. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Upload foto bisa bawa pulang versi cetaknya."]
Di tenda Kampung Bango pengunjung bisa melihat secara langsung kedelai Malika; bahan dasar kecap Bango, lengkap dengan pohonnya! :) .
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Area Kampung Bango."]
2. Galeri Festival Jajanan Bango
Kalau melihat kuliner di sini jadi ingin mencicipinya. Boro-boro icip-icip, disentuh saja tidak boleh. Ternyata kuliner di atas meja itu bukan makanan beneran, hahaha.. Aneka kuliner nusantara ditampilkan di sini. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Jangan disentuh!"]
Masih satu tenda, pengunjung bisa icip-icip tempe bacem yang dibuat dengan kecap Bango. Sekitar 3 potongan kecil tempe disajikan dalam styroform cup. Saya kok lebih suka disajikan dengan daun pisang, terlihat lebih tradisional.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Foto-foto dulu."]
Mau mengambil cetak foto yang sudah diunggah di media sosial, di sini pula tempatnya. Bahkan sampai malam hari masih banyak foto yang belum diambil.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Panitia sibuk melihat foto yang masuk untuk dicetak."]
3. Dapur Bango
Ingin belajar masak dari chef, di sinilah tempatnya. Mereka mendemokan memasak kuliner Indonesia. Di samping tenda tertera jadwal demo masak. Saat saya mengambil gambar ini, demo masak sudah usai. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Dapur Bango."]
4. Area Bermain Anak
Ada di sisi kanan dari gate masuk (lihat penunjuk jalan atau peta di brosur). Sampai malam tempat ini masih ramai dikunjungi, ada jadwal pertunjukannya juga lho.. [caption id="" align="aligncenter" width="804" caption="Area bermain anak."]
5. Model dan Kesenian Daerah
Model dengan busana daerah mewakili asal kuliner nusantara, mereka bisa dijumpai di depan 3 tenda; Kuliner Terbaik Barat, Tengah, dan Barat. Pengunjung yang akan foto bersama harus antri sampai malam :). [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Foto dengan busana daerah."]
Tarian daerah dari ketiga asal kuliner turut dihadirkan di FJB 2015. Pengunjung cukup antusias menyaksikan dan mengabadikannya.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Tari tradisional."]
6. Layar Tancap
Beberapa film diputar di sini, salah satunya film Paddle Pop Magilika. Nonton bisa sambil lesehan atau berdiri. Makan lesehan sambil nonton layar tancap asyik juga, apalagi meja dan kursi makan yang disedakan selalu penuh. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Nonton film."]
7. Panggung Hiburan
Saya hanya sempat menyaksikan 2 pertunjukan musik, The Produk Gagal dan terakhir Jogja Hip Hop Foundation yang menyanyikan 6 lagu. Beberapa pengisi acara silih berganti menghibur pengunjung. Bincang singkat juga diadakan di panggung ini. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="The Produk Gagal."]
Salah satu video penampilan Jogja Hip Hop Foundation dapat dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=YT3P-utu8-c
Christian Sugiono juga menyempatkan diri ke FJB 2015 Yogyakarta! Dia memang sudah berada di Yogyakarta sehari sebelumnya berwisata kuliner bersama para pemenang Voting Kuliner Bango. Tapi saya tidak sempat mengabadikannya saat ke FJB (terlalu asyik makan) :(.
Di sore hari ini, @csugiono juga masih ikut menikmati kuliner di #FJB2015 lho, yuk jgn mau kalah yuk Kawan Kuliner. pic.twitter.com/YvQbbSUBMx— Warisan Kuliner (@WarisanKuliner) 17 Mei 2015
8. Kuis
Kuis berhadiah voucher hotel dan kupon jajanan FJB 2015 juga ada. Yang ingin mendapatkankannya harus dekat panggung, jawab dengan benar pertanyaan dari pembawa acara. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Menjawab kuis FJB 2015."]
9. Pesta Kembang Api
Luar biasa! Kejutan bagi pengunjung FJB 2015 Yogyakarta malam itu. Jam 20.00 WIB saat Jogja Hip Hop Foundation menyanyikan lagu terakhir, tiba-tiba ada suara petasan di udara dan ternyata pesta kembang api! Huohooo... seketika pengunjung melihat ke langit selatan dimana kembang api terlihat meluncur ke angkasa. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Kembang api."]
Icip-icip Kuliner
Sekarang saya cerita pengalaman icip-icip saya di FJB 2015. Mungkin saya agak gila ya, dari jam 14.00 – 20.10 WIB ada di arena FJB 2015!! Hahaha..., bagaimana lagi; maksud hati ingin merasakan semua kuliner, apa daya perut minta istirahat. Usai istirahat sebentar, perut siap diisi kembali :) .
Rencana tinggal rencana. Sudah merencanakan kuliner apa saja yang akan diicipi, setelah melihat kondisi di lapangan rencana tidak jadi dilakukan. Pengunjung penuh sesak! Kuliner incaran harus antri panjang sekali. Batal deh.. Kebetulan saya bersama dengan co-founder Emak-emak Blogger Mbak Indah Juli, kami mencari stand yang kosong saja :)
1. Celimpungan
Saya baru tahu kuliner ini di stand Pempek Faras yang ada di tenda kelompok Jagoan Kuliner Terbaik Barat. Sebenarnya ingin pempek tapi adanya Celimpungan, ya sudah dicoba saja. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Pilih-pilih stand yang tidak antri."]
Celimpungan terbuat dari ikan tenggiri dan tepung kanji, sama seperti pempek, tapi dihidangkan dengan kuah bersantan dengan taburan bawang merah goreng di atasnya. Celimpungan disantap bersama kerupuk Palembang, rasanya enak :).
2. Gudeg Yu Nap
Stand kuliner Jagoan Kuliner WSFC ada di dekat gate masuk. Dan Gudeg Yu Nap berdampingan dengan Kupat Tahu Gempol, meluncurlah kami ke sana. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Stand Gudeg Yu Nap."]
Nasi gudeg dengan krecek, potongan daging ayam dan tempe bacem, serta separuh telur ayam. Rasanya memang beda dengan gudeg yang selama ini saya makan, bumbu lebih merasuk dan manisnya sedang. Ayamnya juga empuk karena menurut pemiliknya butuh waktu 3 hari agar masakan enak dan empuk. Tempe bacemnya juga top, rasanya beda sekali dengan sample yang diberikan di Kampung Bango :).
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Gudeg Yu Nap."]
3. Minum Air Pure It
Haus dan malas beli minuman? Ada kok air putih gratis dari Pure It. Tinggal ambil sendiri, mau ditambas es juga tinggal ambil sendiri. Ada beberapa titik stand air putih Pure It. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Memasukkan air ke Pure It."]
4. Ayam Bakar Taliwang Bersaudara
Perut penuh, tidak kuat lagi padahal sedari pagi baru makan sekali. Waktu melihat tenda Ayam Bakar Taliwang Bersaudara, stok habis. Kemudian saya tinggal jalan-jalan selama setengah jam lalu balik lagi stok Ayam Bakar Taliwang tersedia lagi! Untuk mendapatkannya perlu perjuangan mengantri :). Karena perut tidak muat, saya minta dibungkus saja.
Sebagai Jagoan Kuliner WSFC, letak stand kuliner Ayam Taliwang bersaudara ada di seberang Gudeg Yu Nap. Di pojok kiri atas tenda terpampang tulisan "World Street Food Congress".
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Antrian Ayam Bakar Taliwang Bersaudara."]
Kelihatannya ayam Taliwang kecil seperti burung dara, tapi entahlah.. lidah saya sepertinya kurang cocok dengan masakan ini :) . Paket kuliner ini disajikan dengan sayur plecing yang terbuat dari kangkung. Tapi yang mantap memang sambal tomat merah. Mungkin lain kali saya harus mencoba lagi dalam suasana ceria :).
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Ayam Bakar Taliwang Bersaudara."]
5. Alpukat Keruk
Haus lagi,, hahaha.. ingin dawet tapi sudah habis sejak siang, akhirnya pilih Alpukat Keruk di tenda kelompok Kuliner Terbaik Timur. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Antri lagi."]
Sebenarnya hanya es alpukat dengan sereal, biskuit, dan coklat bubuk. Cuaca panas membuat pengunjung ingin minum yang segar-segar.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Es Alpukat Keruk."]
6. Coto Makassar Lakapila
Malam telah tiba, saatnya makan malam. Pilihan saya jatuh pada Coto Makassar Lakapila (tulisannya memang begitu), baru kali ini makan coto :). Antrian mengular kembali setelah agak sepi saat Maghrib tiba. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Coto Makassar."]
Dilihat-lihat cotonya ada bawang merah goreng, ditambah jeruk nipis dan kecap Bango. Banyak daging sapinya lagi :).
Obrolan singkat dengan pengunjung
susah sekali mencari tempat duduk untuk makan, semuanya penuh. Saya agak mengkhawatirkan nasib coto yang saya pegang, kalau tidak segera dimakan akan “mbededeg” karena berkuah. Mondar-mandir kesana-kemari akhirnya dapat tempat duduk dan menikmati Coto Makassar Lakapila. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Coto Makassar Lakapila"]
Karena kelamaan mencari tempat duduk, kuahnya sudah tercampur nasi. Tidak bisa mencicipi kuahnya lebih dahulu. Enak juga coto ini, tapi agak kecut hahaha.. salah juga kenapa di depan penjaja langsung diberi jeruk nipis dan kecap Bango. Saat antri saya mendengar ada yang ngomong, “Jangan campur, nasi dan kuahnya minta pisah saja.”
Oke sarannya ditampung, lain kali saya beli coto pisah. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Malam hari pengunjung makin padat."]
DI sela-sela makan coto, orang yang duduk di depan saya berganti dengan dua orang mahasiswi. Bisa ketahuan dari tingkahnya. Salah satu dari keduanya akan mengganti uang pembelian Lontong Sayur Uda Uni. Temannya menolak, “Nanti saja di kos.”
Kami kemudian ngobrol, dan menanyakan bagaimana harga kuliner di FJB 2015 Yogyakarta. Mereka sepakat harga kuliner kurang ramah untuk kantong mahasiswa, tapi kuliner yang diinginkan rasanya tidak mengecewakan. Terlebih dapat cetak foto gratis, kuis berhadiah, hiburan, dan hadiah langsung (mengumpulkan stempel). Kalau dihitung-hitung lagi, tidak rugi berkuliner di FJB.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Cif pembersih gratis."]
Perbincangan kami terhenti karena kami mendapat 5 sachet Cif krim pembersih serba guna :). Pasukan Cif juga sigap membersihkan meja makan saat pengunjung meninggalkan makanan.
7. Pempek Ny. Kamto
Saya masih ngidam pempek, mumpung Pempek Ny. Kamto agak sepi, saya ikutan antri namun yang tersedia tinggal Pempek Kapal Selam Kulit, no problemo,, tentu saja bungkus, perut minta istirahat :). Salut dengan penjaja Pempek Ny. Kamto, penyajiannya cepat sehingga tak perlu menunggu lama. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Pempek Ny. Kamto"]
Pempek baru saya makan pagi harinya hahaha... Duh kenapa pempek ini enak sekali, di dalam kapal selam tersembunyi sebutir telur bebek.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Pempek kulit Ny. Kamto."]
8. Pecel Pincuk Ibu Ida
Kuliner terakhir yang saya pilih adalah Pecel Pincuk Ibu Ida. Kuliner ini adalah salah satu dari 10 Jagoan Kuliner Favorit pilihan. Saya tertarik dengan tempat makannya yang terbuat dari anyaman bambu. Anyaman itu hanya diberikan kepada pengunjung yang makan di tempat. Karena itulah saya beli untuk makan di tempat, meskipun kemudian saya masukkan ke dalam tempat makan yang saya bawa dari rumah :). [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Antri yang terakhir."]
Bumbu sambal pecelnya terasa sekali. Pengunjung dipersilahkan memilih empal sapi atau sate paru. Lauk paketnya adalah rempeyek kacang tanah dan teri, serta tahu bacem.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Pecel pincuk Ibu Ida."]
Tubuh telah lelah, akhirnya saya pulang ke rumah. Masih banyak kuliner di FJB 2015 yang ingin saya coba tapi waktu jua yang membatasi... FJB 2015 hanya sehari.
Agak disayangkan beberapa stand kuliner kehabisan stok dari siang hari. Ada yang mempersiapkan makanan dari nol, padahal antrian pembeli panjang. Ada juga yang menyajikan menu dengan bahan baku yang jarang didapatkan. Dari segi bisnis mereka rugi karena pengunjung silih berganti datang ke FJB 2015.
Baru kali ini saya merasakan euforia pecinta kuliner terhadap kuliner Indonesia, sejauh saya datang di acara festival kuliner belum pernah pengunjung sepadat Festival Jajanan Bango. Selamat untuk kesuksesan FJB 2015 Yogyakarta! Ngomong-ngomong, jika dirupiahkan saya menghabiskan Rp. 125.000 di FJB kemarin :).
- Foto selengkapnya bisa dilihat di Flickr.
- Kumpulan Twit FJB 2015 Yogyakarta bisa dibaca di Storify
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H