Bertempat di komplek Gedung Madu Candhya Madukismo, Sewon Bantul Yogyakarta pada Rabu 12 Desember 2012, berlangsung acara "Momen Suci di Atas Lori" Nikah Bareng Istimewa 12-12-12. Acara ini terselenggara berkat kerjasama Fortais(Forum Ta'aruf Indonesia), KUA Sewon Bantul, Paguyuban Kinasih Yogyakarta, Kasongan Art Festival, dan didukung Pabrik Gula Madubaru, Madukismo Yogyakarta.
[caption id="" align="aligncenter" width="288" caption="Nikah Bareng Istimewa (courtesy @golekjodo)"][/caption]
Dalam Jadwal acara yang dibagikan pada pengunjung yang beruntung, acara resmi dimulai jam 10.00 WIB tapi ternyata molor. Disinyalir molornya acara dikarenakan tamu undangan yang belum semuanya hadir. Tapi meskipun terlambat memulai, penutupan acara bisa tepat waktu sesuai rencana jam 14.00 WIB :).
[caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="Gedung Madu Candhya."]
Peserta Nikah Bareng Istimewa ini memiliki latar belakang status yang berbeda, ada yang masih ting-tong, ada juga yang sudah pernah menikah. Mereka juga mendapatkan jodoh dari berbagai jalan, KUA Kecamatan Sewon Bantul memfasilitasi bagi siapa yang ingin mendapatkan jodoh. Disamping itu ada Fortais (Forum Ta'aruf Indonesia) yang sekarang dipimpin oleh RM. Ryan Budi Nuryanto, SE. Salah satu calon mempelai di acara ini merupakan hasil kontak jodoh Fortais dan hanya butuh 4 hari!!! ciyus, enelan..
[caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="Menunggu."]
Dua belas pasang calon pengantin akan melaksanakan ijab qabul pada jam 12.12 WIB dengan mahar seperangkat alat shalat, 12 bungkus gula pasir, dan uang tunai Rp. 12.000. Yang menarik adalah sebagai pendamping (pagar ayu dan pagar bagus) adalah 24 WNA yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Mereka mengenakan kebaya dan surjan lurik, lengkap dengan kerisnya.
[caption id="" align="aligncenter" width="226" caption="160cm."]
Jam 10.30 WIB para calon pengantin beserta pagar ayu/bagus menuju lori dengan kawalan dua penari 'edan-edanan' dan diiringi drum band Korsik 072/Pamungkas berkostum sport. Lori berumur lebih dari 2 abad peninggalan kolonial Belanda ini membawa 14 gerbong lori dan dua loko. 3 lori digunakan untuk panitia dan wartawan.
[caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="Loko."]
Menurut Pak Agus, salah satu panitia yang ada di loko. Lori ini masih berjalan tiap hari terutama untuk wisata dan edukasi mengelilingi Pabrik Gula Madubaru, Madukismo. Pak Agus menawarkan kepada wartawan untuk berwisata edukasi dengan lori ini. Nah pak,, saya bukan wartawan gimana, bisa gratis nggak pak,,, pelissss :wajah memelas: . Eh jangan dibayangkan naik lori ini seperti naik kereta eksekutif. Lori ini berasa tidak ber-shock breaker. Meskipun relnya mulus tapi terasa melalui jalan berbatu,, ngronjal :) .