Guru paruh waktu yang bekerja di sektor 3T mungkin memiliki ide inovatif untuk mengatasi tantangan pendidikan di bidang tertentu. Hal ini dapat mendorong pengembangan metode pengajaran baru dan solusi inovatif untuk meningkatkan proses belajar mengajar.
Menawarkan berbagai pengalaman:
Keberadaan Guru Honorer dengan latar belakang dan pengalaman yang beragam dapat membawa sudut pandang yang beragam terhadap lingkungan pendidikan. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan keberagaman budaya di kalangan siswa.
Meningkatkan keterlibatan orang tua:
Adanya guru honorer di daerah 3T dapat mendorong keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya. Komitmen ini dapat memberikan dampak positif terhadap keberhasilan siswa dan membangun komunitas pendidikan yang kuat.
Investasi jangka panjang:
Penempatan guru honorer di daerah 3T merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan manusia. Pendidikan yang berkualitas di daerah terpencil dapat membantu menciptakan generasi terpelajar yang siap berkontribusi dalam pembangunan negara. Namun perlu diingat bahwa tinjauan tersebut hanya mencerminkan pandangan profesional terhadap penerapan Guru Honorer bidang 3T. Ada juga pandangan yang bertentangan yang perlu dipertimbangkan dalam diskusi lebih lanjut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh Bapak Chiar Hamidi Busri Endang dari Program Magister Administrasi Pendidikan FKIP Untan Pontianak dengan 6 orang guru yang bertugas di SD Negeri 8 Kayu Bunga Kecamatan Blimbingwulu Kabupaten Melawi dapat dikatakan mempunyai motivasi intrinsik. yaitu;
1. Memiliki rasa tanggung jawab dalam mendidik anak di pedesaan. 2. Guru memandang profesi sebagai profesi yang mulia
3. Mendapatkan apresiasi dari masyarakat setempat, namun bukan dalam bentuk materi, namun melalui kemitraan dengan guru-guru yang baik dan memastikan perlindungan terhadap guru-guru tersebut dan keluarganya.
Mereka juga memiliki motivasi ekstrinsik, yang meliputi: