Mohon tunggu...
BAGAS MAULANA
BAGAS MAULANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Prodi Statistika Unair

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tinjunya Anak Kampus

7 Juni 2024   21:47 Diperbarui: 7 Juni 2024   21:55 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinju atau yang lebih dikenal Boxing menurut Wikipedia adalah suatu olahraga dan seni bela diri menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang tidak jauh berbeda bertanding satu sama lain dengan menggunakan tinju mereka dalam rangkaian pertandingan yang setiap rondenya berdurasi tiga menit. 

Kedua petinju saling mendaratkan pukulan mereka dan saling menghindari pukulan dari lawan dengan tujuan mendapatkan poin. Pemenang dalam olahraga tinju dinilai berdasarkan ketepatan tinju yang diarahkan ke lawannya dan apabila lawan sudah dinilai KO atau TKO oleh wasit.

Menurut sejarah, Tinju pertama kali diperkenalkan dari bangsa Mesir, Romawi dan Yunani. Dikutip dari laman resmi Olimpiade, sejarah olahraga tinju dimulai di bangsa Mesir sejak 3000 tahun SM. Pada abad ke-7 orang-orang Yunani mengikutsertakan olahraga tinju ke dalam Olimpiade kuno, pada saat itu tangan petinju dilapisi oleh kulit lembu dan lengan mereka juga memakai bahan serupa yang bertujuan sebagai pelindung. 

Bangsa Romawi ikut serta meramaikan olahraga tinju ini, mereka menggelar pertandingan tinju dengan cara yang ekstrim. Para petinju bertarung di arena gladiator dan harus menggunakan sarung tangan bertabur logam. Hal ini membuat olahraga tinju menjadi pertarungan hidup mati karena banyak petinju yang harus meninggal di area pertandingan. Kejatuhan bangsa Romawi membuat perkembangan tinju juga ikut berakhir. 

Olahraga ini muncul lagi di Inggris pada abad ke-17. Pada 1867, olahragawan asal Wales bernama Jhon Graham mengusulkan aturan baru soal pertandingan tinju yang kemudian dikenal sebagai Queensberry Rules yaitu peraturan yang mengharuskan menggunakan sarung tangan dengan bahan yang lembut. Tinju kemudian meraih kejayaan pada awal abad ke-20 dan pusat tinju profesional berada di Amerika Serikat.

Pada tanggal 11 Mei 2024 kemarin, terdapat suatu kompetisi olahraga tinju yaitu Ring Tarkam ( Tinju Antar Kampus ) yang berlokasikan di Maspion Square, Surabaya, Jawa Timur. Ring Tarkam merupakan suatu kompetisi tinju antar mahasiswa  yang ada di seluruh Jawa Timur. Kompetisi Ring Tarkam diselenggarakan oleh Projabs Sport yang berkolaborasi dengan legenda tinju Indonesia dan pernah menjadi juara dunia yaitu Chris Jhon. 

Projabs Sport dibentuk oleh promotor muda dari Universitas Airlangga yaitu M. Gibran Cahyaning P.  dari Ilmu Komunikasi Unair angkatan 2022 dan Haykal Muhammad Azzat dari Ekonomi Islam Unair angkatan 2020. Kompetisi tinju ini bertujuan untuk menaikkan nama tinju yang ada di Indonesia dan mencari bakat dan talenta serta menjadi wadah bagi anak-anak muda dalam olahraga tinju agar bisa berprestasi di ajang Internasional dan menjadi penerus Chris Jhon.

Dokumentasi Ring Tarkam
Dokumentasi Ring Tarkam

Tidak hanya melibatkan anak-anak muda yang ada di kampus jawa timur saja tetapi Projabs Sport selaku penyelenggara dari kompetisi Tarkam ini juga mengundang beberapa selebram Tiktok yang beberapa waktu lalu saling menantang untuk bertanding tinju sebagai Main Event dalam kompetisi ini. 

Selebram Tiktok tersebut adalah Bang Arik, Saleh Curik, Bim Bim, dan Ratu Bidadari. Pertandingan mereka dilakukan setelah semua pertandingan mahasiswa sudah selesai. Main Event tersebut berjalan sangat seru serta para penonton sangat antusias dan semuanya berteriak di dalam vanue.Pertandingan pertama pada sesi Main Event antara Bang Arik melawan Saleh Curik dimenangkan oleh Bang Arik dengan kemenangan poin.

Lanjut di pertandingan kedua antara Bim Bim melawan Ratu Bidadari, pertandingan ini sangat seru karena saling jual pukulan serta hasil dari pertandingan ini adalah seri. Tidak hanya pertandingan Main Event saja, Projabs Sport  juga menyelenggarakan pertandingan Internasional dengan mengundang atlet tinju Indonesia yaitu Roy Tua untuk melawan atlet dari Thailand yang bernama Wanphicit. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh atlet kita dari Indonesia yaitu Roy Tua dengan kemenangan poin.

Kita patut bangga dengan atlet-atlet tinju yang ada di indonesia dengan perjuangan keras mereka untuk berprestasi dalam pertandingan Internasional. Dengan adanya kompetisi Ring Tarkam ini bisa menjadi sebuah wadah bagi anak-anak muda untuk menunjukkan bakat dan talenta dalam olahraga tinju. 

Dan diharapkan para anak muda mempunyai semangat yang tinggi untuk berprestasi di nasional maupun Internasional serta menjadikan nama tinju di Indonesia semakin maju dan lebih dikenal oleh negara-negara luar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun