Sean Gelael sangat beruntung, sebab kali ini F1-renstal Toro Rosso memberi kesempatan kepadanya untuk  melakukan 4 kali testrace pada musim Grand Prix F1 tahun 2017 di Singapore, Malaysia, USA dan Meksiko.
Nama Sean Gelael masuk menjadi topik headline pada news telesport pada telegraaf.nl
Untuk saya, bangga karena kali ini untuk kedua kalinya pada ajang Grand Prix F1 muncul lagi seorang pembalap F1 berkewarganegaraan Indonesia, setelah nama Rio Haryanto pada tahun 2016.
Hanya saja kali ini Sean Gelael belum diberi kepercayaan untuk mengendarai bolide Toro Rosso pada ajang balap F1, tetapi diberikan kepercayaan untuk melakukan testrace. Dan testrace ini, bagi pembalap yang sedang mengikuti masa pendidikan pada tim renstal merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat mereka impi-impikan. Sebab tidak semua pembalap yang masih dalam taraf pendidikan boleh melakukan testrace.
Sayang pahlawan kita asal Indonesia, Rio Haryanto, cepat mengakhiri kariernya sebagai F1 driver pada tim renstal Manor akibat masalah finansial. Renstal Manor sendiri akhirnya gulung tikar dan dua drivers mereka yaitu Pascal Wehrlein dan Esteban Ocon dengan terpaksa harus pindah ke lain renstal. Pascal ke Sauber dan Ocon ke Sahara Force India.
Bagaimana dengan Sean Gelael, apakah nasib kariernya akan terus berkembang atau akan sama dengan nasib Rio Haryanto, akhirnya menghilang?
Sean Gelael dinilai oleh Bos tim dari Toro Rosso - Franz Tost memiliki kemampuan yang bagus ketika Sean melakukan dua kali testrace pada bolide Toro Rosso di Bahrain dan Budapest. Sean memiliki pengalaman karier sebagai pembalap pada F2 dan berusia 20 tahun.
Setiap renstal memang memberikan pendidikan khusus bagi para drivers. Dan setiap renstal memantau perkembangan anak didiknya dengan cermat, oleh karena dari sekian drivers yang mengikuti pendidikan khusus ini akan dipilih sebagai driver untuk renstal yang bersangkutan. Dan karier untuk sampai kepada titel driver F1 memang sangat sulit.
Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan bagaimana suatu renstal akhirnya akan memutuskan untuk memilih seorang driver adalah faktor kualitas, uang, referensi atau rekomendasi dan terakhir dewi fortuna atau keberuntungan.
Tanpa ini, maka sangat sulit  untuk mendapatkan kursi sebagai driver tetap atau driver bayaran pada suatu renstal setingkat F1. Oleh karena sampai saat ini masih banyak renstal yang memiliki ''paydriver.'' Jadi driver bukannya dibayar oleh renstal, tetapi driver harus bawa uang untuk renstal. Seperti kasus Rio Haryanto untuk Manor.
Oleh karena untuk menjadi seorang pembalap yang dibayar pada ajang Grand Prix F1, memang sangat sulit.
Setiap renstal akan memantau drivers yang mengikuti pendidikan khusus. Bila mereka melihat seorang driver memiliki kualitas yang baik, maka baginya diberikan kesempatan untuk melakukan testrace pada bolide renstal.
Kesempatan 4 kali yang renstal Toro Rosso berikan bagi Sean Gelael untuk melakukan testrace, semoga dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Belum diketahui dengan bolide siapakah Sean akan melakukan testrace, apakah bolide dari Daniil Kvyat atau dari Carlos Sainz Jr.
Testrace ini akan terjadi pada hari Jumat, pada saat semua drivers melakukan training atau latihan. Dari berita yang saya baca, maka Sean Gelael akan melakukan hanya satu kali putaran sirkuit saja sebanyak 4 kali musim balap. Ketika masa training atau latihan di Singapore, Malaysia, USA dan Meksiko.
Nah, kita harapkan Sean dapat melakukan dengan baik.
Oleh karena bukan hanya pandai mengendarai bolide saja, tetapi juga cerdik memahami sektor-sektor. Oleh karena setiap sektor pada setiap sirkuit memiliki perniknya masing-masing. Tidak semua drivers top pada F1 mudah menghadapi pernik sektor-sektor ini, bahkan pembalap top seperti Hamilton atau Vettel, Max dan Riciardo pun tidak luput acap kena dikerjain oleh sektor pada  sirkuit. Jadi yah, semuanya harus dilakukan berdasarkan pengalaman dan feeling.
Sean harus menunjukkan bagaimana ia bisa memahami bolidenya, bukan hanya kena elus saja tetapi juga merawatnya seperti hemat menginjak rem yang tajam, hindari dengan bijaksana grid stones yang acap membuat ban bolide menjadi rusak dan kecepatan.Â
Dewi fortuna sedang mendekati seorang Sean Gelael. Bagaimana Sean mampu memperlihatkan kebolehannya menari dengan bolide Toro Rosso, hasil akhirnya berpulang pada dirinya sendiri.Â
Mari kita harapkan Sean akan berhasil. Satu hal yang harus kita sadari adalah, olah raga racing kelas F1 ini memang masuk kategori olah raga prestigious,tak ada uang dan kemampuan maka tak ada kursi atau titel sebagai driver GP F1.Â
Olah raga bergengsi memang membutuhkan sponsor. Hampir semua drivers mempunyai sponsor. Oleh karena dari sponsor inilah olah raga ini bisa menjadi kenjataan bagi seorang driver. Dan karena sponsorlah maka Grand Prix F1 bisa terlaksanakan. (da300817nl)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H