Mohon tunggu...
Della Anna
Della Anna Mohon Tunggu... Blogger,Photographer,Kolumnis -

Indonesia tanah air beta. Domisili Belanda. Blogger,Photographer, Kolumnis. Berbagi dalam bentuk tulisan dan foto.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Upaya Bus Listrik, Opsi dan Inovasi Infrastruktur Juga Milieu

28 Januari 2017   17:39 Diperbarui: 29 Januari 2017   14:08 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus listrik yang lagi isi baterai/foto ©DellaAnna

1.Dilakukan di stasiun bus,

2.atau dapat juga dilakukan di tengah perjalanan kalau supir bus membaca energi hampir habis, dan ini dilakukan pada tiang isi baterai yang dengan sengaja dibangun dekat bus halte.

Foto di bawah ini menceritakan kedua peristiwa cara pengisian baterai tersebut;

Isi baterai di stasion/foto ©DellaAnna
Isi baterai di stasion/foto ©DellaAnna
Isi baterai di bus halte/foto John van Hamond
Isi baterai di bus halte/foto John van Hamond
Maksimum bus listrik di Belanda disediakan untuk trayek sepanjang 200 Kilometer. Pada musim dingin (winter) maka maksimum ini menjadi setengah oleh karena di dalam bus supir menyalakan mesin penghangat bagi penumpang.

Sejak bulan desember tahun 2016 dan masuk bulan Januari tahun 2017 diharapkan berlangsung terus dalam jangka panjang sekitar 5 sampai 10 tahun, maka pemerintah daerah bekerja sama dengan perusahaan angkutan umum swasta akan menggunakan bus listrik menggantikan bus yang menggunakan bahan bakar disel. Dan pemerintah menghimbau pula pemilik kendaraan pribadi untuk memilih kendaraan mereka juga dengan kendaraan listrik. Tahun 2030 diharapkan di Belanda tidak ada lagi kendaraan baik itu pribadi atau bus menggunakan bahan bakar bensin atau disel, oleh karena semua sudah menjadi kendaraan listrik. 

Tukar pengalaman antar negara di Eropa juga ramai soal ini. Negara yang banyak memakai bus listrik adalah Swedia. Inovasi ini akhirnya menggerakan para designer untuk menawarkan produk design mereka kepada pabrik-pabrik. Belanda, Finlandia dan China sudah memasarkan beberapa produk design baru terkait soal ini. 

Untuk mencubit minat perusahaan angkutan umum swasta maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberi subsidi. Variasi subsidi antara 60%  sampai 25%. Dan subsidi inilah yang diharapkan untuk membantu perusahaan angkutan umum swasta mau menggunakan bus angkutan umum listrik. Dalam prakteknya terlihat tawaran subsidi yang mencerahkan, oleh karena keuntungan yang didapat dari subsidi dilihat sebagai titik keuntungan bagi perusahaan.

Iseng bertanya, berapa sih harga satu unit bus listrik?

Ya, untuk mula pertama selalu menjadi pionir dan harganya tentu selangit. harga satu bus angkutan umum yang memakai tenaga energi dengan listrik yaitu 450.000 Euro. Harganya memang duakali lipat harga bus angkutan umum yang memakai bahan bakar disel. Akan tetapi rencana jangka panjang tentang udara yang bersih, kesehatan manusia yang merangkak membaik serta produksi tanaman dan hewan meningkat tentunya menjadi mediasi kompensasi faktor-faktor yang layak diperhitungkan.

Nah, gimana? mau ganti bus angkutan umum di pusat kota Jakarta yang hiruk pikuk padat akan kepulan disel lewat knalpot? Cuaca sudah panas, ditambah C02 yang pekat, ya ampun gimana mau sehat. Hmm … sedikitnya inovasi pemikiran infrastruktur memang boleh juga dicoba ya. Apalagi kalau menilik rakyat Indonesia tidak terbiasa untuk membuka polis asuransi kesehatan, masih terlalu mahal (katanya), lebih baik ongkos ini untuk jalan-jalan nikmati kuliner. Ha ha ha.  Wah senang deh bisa tukar pemikiran dari apa yang saya lihat di negeri orang. (da280117nl)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun