Mohon tunggu...
Della Anna
Della Anna Mohon Tunggu... Blogger,Photographer,Kolumnis -

Indonesia tanah air beta. Domisili Belanda. Blogger,Photographer, Kolumnis. Berbagi dalam bentuk tulisan dan foto.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melirik Daun Ganja sebagai Opsi Obat-obatan

4 Desember 2016   17:28 Diperbarui: 4 Desember 2016   18:27 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat mengembangkan tanaman Cannabis - Stichting Institute of Medical Marijuana Rotterdam 1990 (foto hashmuseum.com)

Belanda ekspor cannabis secara resmi

Ganja (Cannabis Sativa atau Cannabis Indica). Secara umum telah kita ketahui efek negatif bagi mereka yang memakainya. Di samping terlarang untuk kesehatan orang yang sehat juga terlarang karena peraturan hukum. Memiliki cannabis dalam jumlah ekstrim maka sanksinya hukuman penjara atau mati. Seluruh negara di muka bumi ini menetapkan aneka peraturan untuk ‘’mengerem’’ kepemilikannya dan penggunaan yang ilegal.

Ganja (cannabis) masuk kategori softdrugs yang dilarang di Indonesia dan banyak negara, termasuk Belanda. Meskipun demikian, Belanda termasuk juga negara di Eropa yang memperkenankan penggunaan cannabis asalkan menurut ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh pemerintah seperti;

  • Tidak diperjual-belikan secara bebas pada tempat terbuka.
  • Terlarang bagi usia dibawah 18 tahun, wajib ID diri.
  • Penggunaan rutin menurut resep dokter.
  • Bagi keluarga yang menggunakannya karena faktor tertentu maka terlarang digunakan dimana anak-anak mereka ada disekitar mereka.
  • Hanya diperbolehkan memiliki 5 gram per orang baik resep dokter atau coffe shops.
  • Terlarang memesan secara online atau melalui  dealer ilegal.
  • Coffe shops yang menjualnya harus memiliki izin dan sertifikat yang resmi dari pemerintah setempat.
  • Terlarang menyelundupkan baik melalui pelabuhan laut, udara dan darat secara ilegal.

Dan masih banyak lagi peraturan lain yang mengatur arus penggunaan cannabis.

Membaca pemberitaan pada telegraaf tentang Belanda tingkatkan kuota ekspor cannabisnya guna memenuhi permintaan negara tetangga seperti Jerman. Kuota ekspor cannabis Belanda ternyata dari tahun ke tahun meningkat. Untuk diketahui bahwa jumlah  ekspor yang hanya diperbolehkan sekitar 100 kilo ketika melintasi perbatasan negara kini mencapai 350 kilo. Dan diprediksi jumlah ekspor akan terus meningkat dan mencapai 700 kilo sampai tahun 2019.

Pemerintah Belanda melihat ekspor cannabis sebagai salah satu dari sekian produk ekspornya yang mendatangkan keuntungan devisa negara. Dan untuk memenuhi meningkatnya jumlah permintaan ekspor ini maka pemerintah harus meluaskan dan mempertinggi jumlah penanaman cannabis yang resmi.

Cannabis sebagai opsi obat penyembuh dan sejarahnya

Selain Jerman, maka negara lain yang juga sudah lama mengimpor cannabis dari Belanda adalah negara Italia dan Finlandia. Eskpor cannabis Belanda ini untuk memenuhi permintaan industri farmasi guna memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam bidang pelayanan kesehatan. 

Resep obat cannabis dari dokter /image hashmuseum.com
Resep obat cannabis dari dokter /image hashmuseum.com
Untuk penyakit tertentu yang sangat akut memerlukan cannabis sebagai salah satu obat untuk meringankan atau menyembuhkan penyakit pasien. Dan penyakit yang diberitakan sering mendapat asupan cannabis adalah pasien dengan diagnosa MS (Multiple Sclerosis) atau penyakit autoimun, dan juga penyakit Kanker dengan stadium terminal. 

Hanya melalui resep dari dokter spesialis maka seorang pasien dengan penyakit tertentu bisa menebus cannabis pada apotek yang telah ditunjuk. Penggunaan cannabis yang menurut advis dokter dan dalam jumlah yang layak memang banyak membantu pasien dalam proses penyembuhan atau meringankan rasa sakit mereka.

Dari referensi yang saya baca maka kisah sejarah perjalanan cannabis yang kini dipakai oleh industri farmasi dan para dokter untuk meringankan atau memperlambat atau menyembuhkan beberapa penyakit akut sebenarnya tercipta ‘’secara kebetulan.’’  

Berbasis kisah para nenek moyang pada jaman dahulu yang menurut tradisi mereka sering memakai biji-biji cannabis yang tumbuh di sekitar bunga cannabis untuk diolah dalam menu makanan mereka, dan yang dipercaya dapat mengobati beberapa penyakit tertentu itulah yang akhirnya dipakai sebagai dasar para ilmuwan memakai cannabis sebagai salah satu opsi obat untuk pasien.

Para ilmuwan ini akhirnya menemukan bahwa biji-biji yang tumbuh disekitar bunga cannabis itu ternyata sarat dan kaya akan zat psikoatif -Tetrahydrocannabinol (THC). Dari sinilah ide dunia ilmiah kedokteran menentukan bahwa cannabis bisa menolong pasien. Dan kini berkembang lagi dalam dunia penyelidikan bagi kesehatan bahwa cannabis bisa juga untuk penyakit yang lain.

Seperti kisah para nenek moyang di beberapa daerah tertentu di Indonesia yang membubuhkan daun pakis pada menu sayur daging rendang sebagai khasiat untuk memicu nafsu makan. 

Menarik untuk mengetahui penyelidikan yang dilakukan oleh Salk Institute for Biologial di California bahwa; zat psikoaktif pada ganja, Tetrahydrocannabinol (THC), dapat memusnahkan gumpalan protein yang menempel pada  sel-sel saraf yang diprediksi sebagi cikal bikal penyakit Alzheimer.

“Although other studies have offered evidence that cannabinoids might be neuroprotective against the symptoms of Alzheimer’s, we believe our study is the first to demonstrate that cannabinoids affect both inflammation and amyloid beta accumulation in nerve cells.” ~ David Schubert, study researcher from the Salk Institute for Biological Studies in California.

Bahkan riset dari hasil studi yang diterbitkan oleh America Journal of Medicine melaporkan bahwa mengonsumen cannabis (ganja) bisa mempuasakan insulin pada keseimbangan kadar gula dalam darah sebelum makan. Dan ini sangat membantu bagi pasien diabet dan obesitas.

Amsterdam identik Cannabis bagi turis, Cannabis aroma ‘’urine kucing’’ dan boleh beli hanya 5 gram

Belanda terkenal bukan karena tulip dengan Keukenhofnya, tetapi Amsterdam.

Bukan rahasia lagi kalau Amsterdam mendapat cap demikian. Bagi turis dari negara mana saja maka Amsterdam dinyatakan sebagai kota surga bagi turis dan penggemar cannabis. Warga Amsterdam yang terdiri lebih dari 176 macam warga negara ini memang unik. Pusat kota, pusat perbelanjaan, coffe shops, museum dan kanal-kanal. 

Untuk memenuhi selera penggemar cannabis, maka pemerintah daerah Amsterdam meluluskan sertifikat dan izin untuk lebih dari 300 coffee shops dengan ketentuan per orang hanya diperkenankan memiliki cannabis 5 gram, lebih dari itu akan ditangkap dan masuk penjara.

Coffe shops tidak melayani pembeli cannabis karena memenuhi permintaan pesanan, siapapun pemesan itu. Pelanggaran akan hal ini maka urusannya yang berwajib.

Kalau pembaca kebetulan mampir dan sightseeing ke Amsterdam, jangan terkejut bila bertemu dengan turis yang datang dari tempat jauh seperti California, Sidney, hanya untuk bisa menikmati bagaimana wanginya cannabis. Ada turis datang dari Canada hanya untuk menginap 1 minggu di Amsterdam agar bisa menikmati siang malam sampai loyo cannabis.  Ha ha ha! 

Saya kebetulan menonton di teve kisah perjalanan kuliner terkenal Anthony Bourdain. Beliau mampir disalah satu coffee shop terkenal di Amsterdam. Untuk mencicipi mana cannabis yang paling enak dan paling mahal dan yang paling dicari oleh para  turis, maka beliau harus mencoba canabbis dengan aroma ‘’ kencing kucing.’’ Bayangkan aroma kencing kucing, wah amoniak tajam sekali. Hasilnya, duduklah dari siang sampai malam Anthony Bourdain di coffe shops terpenjara karena high.

Yang paling unik lagi jaman sekarang kalau anda mau tau, coffee shops di Amsterdam kini selain menjual cannabis juga menyediakan menu breakfast, lunch dan aneka aroma kopi. Ya, baguslah selesai high maka perut pun mesti diisi. 

Wah, saya kalau selesai sehari panjang kaki jalan blusukan pusat kota Amsterdam, maka pulangnya sepanjang perjalanan dengan kereta api dapat ‘’sakit kepala.’’ Betapa tidak, sepanjang lorong-lorong kecil baik itu sepanjang pertokoan apalagi area dimana ada coffee shopsnya maka pertama-tama aroma yang terhirup adalah aroma dari macam-macam jenis softdrugs yang aneh-aneh, yang membuat udara jadi tercemar hingga menghadiahkan pusing kepala bagi mereka yang tidak biasa. Ya, salah sendiri siapa suruh datang ke Amsterdam, gak di undang ngluyur sendiri. (da041216nl)

So, wil je ook cannabis met geur van kencing kucing! Ah, nee toch, ik ga lever broodje gezond, lekker! (mau gak kamu cannabis aroma kencing kucing!, gak ah, enakkan juga makan roti)

Bedankt admin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun