Â
Taksi khusus dalam gedung rumah sakit
Foto di atas saya jepret ketika taksi khusus untuk di dalam gedung rumah sakit sedang beroperasi menjemput pasien atau tamu dari aula utama ke arah poliklinik. Kalau kita perhatikan maka jenis taksi ini tidak kurang tidak lebih modifikasi atau inovasi dari model motor beroda tiga tetapi tidak menggunakan bahan bakar namun bergerak dengan memakai tenaga listrik yang berasal dari aki (accu). Logis bukan, di dalam rumah sakit harus bebas polusi bahan bakar.
Sudah di jemput di area tempat parkir kendaraan, eh sampai di dalam gedung masih juga bisa naik taksi khusus sampai ke poliklinik yang dituju. Taksi-taksi ini memang khusus untuk menolong para pasien yang lansia atau para tamu yang oleh karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan berjalan cepat untuk sampai ke tempat tujuan. Mereka yang masih mampu berjalan kaki dan kuat tidak diperkenankan menggunakan jasa taksi khusus.
Pelanggaran karena memaksa para sopir taksi apalagi memakai kekerasan dengan kata-kata yang kasar wah dalam waktu belum sampai 5 menit maka hadirlah polisi.Nah loh, urusannya bukan mau berobat tetapi malah polisi menggiringnya ke tempat lain. Saya tulis, bukannya tidak berarti tidak pernah terjadi hal-hal seperti itu. Terkadang terjadi karena beberapa faktor seperti pasien yang putus asa karena frustasi dengan penyakit dan situasinya, pengaruh obat-obatan keras hingga membuat pasien labil. Terkadang terjadi juga insiden yang tidak perlu terjadi seperti tindakan urakan dari mereka yang asosial.Â
Taksi-taksi khusus ini beroperasi sejak pagi hari pukul 8.00 sampai pukul 17.00 sore, kecuali hari akhir pekan dan libur besar taksi tersedia hanya sampai pukul 14.00 siang hari.
Inspirasi untuk rumah sakit Indonesia?
Saya melihat bahwa penyediaan jasa taksi khusus sebagai ekstra pelayananan kesehatan dari pihak rumah sakit merupakan suatu inspirasi infrastruktur yang patut diperhitungkan untuk wajah rumah sakit Indonesia di masa yang akan datang. Pelayanan itu bukan hanya melulu soal sakit, obat, pasien, rawat inap, para dokter dan perawat saja. Akan tetapi melingkup gedung rumah sakit dan elemen lain sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di mana pihak rumah sakit dapat juga memperkembangkan segi pelayanan kesehatan ke arah skala yang lebih luas, seperti halnya taksi khusus yang saya ceritakan di atas.
Pelayanan yang baik dan memberikan rasa nyaman bagi pasien akan menghadiahkan kepercayaan dan rasa betah pada pasien. Dan kalau hal ini bisa di capai saya yakin pihak rumah sakit akan meraup keuntungan. Oleh karena setiap pasien yang berkunjung selain mempercayakan kesehatannya pada para medis di rumah sakit untuk kesembuhannya juga merasa bangga mendapat perhatian yang cukup ekstra dalam soal pelayanan kesehatan. Di samping itu memberi nilai tambah wajah rumah sakit Indonesia, modern!
Tetapi harus konsekwen bahwa inovasi mengembangkan segi pelayanan kesehatan jangan sampai akhirnya tercemar manipulasi birokrasi pada departemen rumah sakit untuk di operasikan ke arah mencari keuntungan untuk diri sendiri, wah repot nantinya karena di dalam rumah sakit harus tenang dan bersih serta nyaman malah nantinya berubah menjadi stasiun taksi lengkap dengan para calonya. Memang untuk pengembangan ide ini memerlukan management yang positif, kreatif, pandai dan bebas korupsi.