[caption id="attachment_405558" align="aligncenter" width="600" caption="Co-pilot Germanwings Andreas Lubitz /foto.nos.nl"][/caption]
Berita lanjut hari ini terkait kecelakaan pesawat penumpang umum Germanwings dengan route Barcelona Dusseldorf ternyata penyebabnya adalah disengaja. Dalam arti co-pilot Andreas Lubitz dengan sengaja menghancurkan pesawat dengan seluruh isi penumpangnya serta awak pesawat Germanwings di pegunungan Alphen- Perancis selatan. Demikian pemberitaan yang disampaikan hari ini dalam perskonferensi yang diberikan oleh pihak pengadilan Jerman di Perancis, bahwa  co-pilot Andreas Lubitz memang dengan sengaja melakukan tindakan bunuh diri.
Sebuah berita yang sangat menggemparkan dunia penerbangan dan keluarga penumpang yang ditinggalkan.
Pada pemberitaan news live televisi di Eropa hari ini diuraikan kronologis peristiwa; yaitu 10 menit sebelum peristiwa pesawat jatuh di atas pegunungan Alphen, Kapten Pilot pesawat meninggalkan cockpit sejenak untuk ke toilet. Pada saat itulah co-pilot Andreas Lubitz mengunci pintu cockpit dari dalam hingga Kapten Pilot tidak bisa lagi kembali ke dalam cockpit, dan di saat itulah Andreas Lubitz melakukan tindakan bunuh diri.
Penyelidikan masih berlangsung untuk mengetahui mengapa co-pilot melakukan bunuh diri, apakah karena stress, problem pribadi, soal pekerjaan atau lain-lain persoalan yang tidak dapat diselesaikan secara pribadi.  Co-pilot Andreas Lubitz berusia 28 tahun  dan memiliki jam terbang sekitar 630 jam dan bekerja pada perusahaan Germanwings sejak tahun 2013.  Belum diketahui apa penyebab mengapa beliau sampai bunuh diri dengan membawa seluruh penumpang dan awak pesawat.
Dijelaskan pula dalam perskonferensi bahwa kotak hitam yang telah ditemukan bisa didengar beberapa rekaman yang sangat penting, seperti pukulan pintu atau ketukan pada pintu cockpit berkali-kali yang dilakukan oleh Kapten Pilot agar co-pilot membukanya, tetapi teguran ini tidak diindahkan. Juga terdengar nafas tersengal-sengal co-pilot. Terekam pula pintu seperti diketuk keras-keras oleh beberapa awak / karyawan kabin. Co-pilot tidak mengindahkan permintaan memelas karyawan kabin dan Kapten Pilot. Juga co-pilot tidak mengindahkan pesan lalulintas udara serta melapor 'mayday, mayday'. Â Yang paling menyedihkan adalah kotak hitam juga merekam teriakan suara para penumpang yang berteriak histeris, dengan demikian disimpulkan ketika pesawat menukik tajam dari ketinggian 12 kilometer maka terjadi kepanikan oleh karena para penumpang semua sudah mengetahui apa yang akan terjadi menimpa diri mereka. Tuhan Maha Tahu !
Peristiwa ini sangat menyedihkan karena diantara para penumpang terdapat 16 orang anak murid sekolah yang sedang melakukan perjalanan studi.
Semoga dalam waktu dekat kita mengetahui lebih lengkap lagi informasi tentang mengapa co-pilot Andreas Lubitz melakukan tindakan bunuh diri, terancamkah hidupnya?, diancamkah? pengaruh obat-obatan keraskah? terserang penyakitkah? dan lain sebagainya. Untuk semua keluarga yang ditinggalkan oleh para penumpang yang mengalami kecelakaan naas Germanwings marilah kita berdoa agar mereka  diberikan kekuatan. Kehidupan kita hanyalah Tuhan Yang Maha Tahu. Amin. (da260315nl)
--
Referensi; Telegraaf, NPO/NOS.
--
> Sejak acap terjadinya pesawat kena bajak, maka memang setiap crew baik itu Kapten atau co-pilot bila akan meninggalkan cockpit sejenak memang cockpit harus dikunci. Beberapa perusahaan penerbangan memang sudah memulai system ini yaitu bila salah satu crew meninggalkan sejenak kursi tugasnya di cockpit, maka crew lain seperti karyawan kabin / pramugara atau pramugari akan masuk ke ruang cockpit sampai crew lain kembali. Jadi co-pilot atau Kapten pilot tidak sendiri dalam cockpit. Pertanyaannya apakah Germanwings juga menerapkan system ini?
--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H