Mohon tunggu...
Della Anna
Della Anna Mohon Tunggu... Blogger,Photographer,Kolumnis -

Indonesia tanah air beta. Domisili Belanda. Blogger,Photographer, Kolumnis. Berbagi dalam bentuk tulisan dan foto.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Dia Calon Kuat, Siap Jegal Imperium Blatter

13 Januari 2015   23:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:13 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_390509" align="aligncenter" width="512" caption="Joseph Blatter dan Putra Mahkota Jordania Ali Bin Al-Hussein/foto AP/dpa"][/caption]

Kursi empuk presiden FIFA- Blatter kena tantangan, badai goncang gancing soal korupsi intern organisasi FIFA di bawah pimpinan Blatter pun kini mulai berani dan tajam disinggung-singgung. Imperium Blatter tinggal tunggu waktunya untuk meledak, bagai bom yang siap ditarik kuncinya. Kharisma Blatter persis seperti telur diujung tanduk. Sanggupkah opa Blatter menghadapi rival yang satu ini meski kekuasaan dan uang bisa ia plintir untuk kepentingannya?

[caption id="attachment_390511" align="aligncenter" width="373" caption="Putra Mahkota Jordania Ali Bin Al-Hussein /foto AFP"]

14211356171985086173
14211356171985086173
[/caption]

Si Dia usianya baru 39 tahun, dan dialah Putra Mahkota dari Jordania - Ali  Bin Al- Hussein. Beliaulah calon kuat kedua yang akan melawan  untuk mengambil kursi kekuasaan Joseph Blatter, boss FIFA pada pemilihan Presiden FIFA pada akhir bulan mei yang akan datang.

Misinya sangat sederhana yaitu nafas segar, pembaharuan dan the good governance. Beliau akan lakukan sapu-sapu  bersih seluruh sendi-sendi dalam organisasi sepakbola dunia ini dari intrik-intrik 'ABS/Asal Bapak Senang.'

Pangeran Ali Bin Al- Hussein bukan orang baru dalam lingkungan anggota kepengurusan FIFA. Sampai saat ini beliau telah empat tahun menjabat sebagai wakil Presiden FIFA untuk regio Asia. Ali Bin Al-Hussein mengatakan, sudah saatnya dilakukan penyegaran pada tubuh organisasi FIFA baik itu ide-ide baru yang sehat dan pembersihan organisasi menjadi organisasi olah raga yang sehat dan bersih.

[caption id="attachment_390515" align="aligncenter" width="484" caption="Copy tweet Ali Bin Al-Hussein /NOS"]

1421136702823404590
1421136702823404590
[/caption]

Seperti kita sudah sama-sama mengetahui dan bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa FIFA di bawah kepemimpinan Joseph Blatter dari kurun waktu kewaktu selama ia menjadi Presiden FIFA seluruh evenement baik dunia, Eropa atau Asia marak akan konspirasi permainan korupsi.

Saya sih setuju saja Sep Blatter segera lengser.  Tidak ada untungnya untuk mempertahankan Sep Blatter untuk satu periode lagi.  Blatter sendiri terpilih sejak tahun 1998, dan sejak itu setiap dilakukan pemilihan ketua atau Presiden FIFA yang berlangsung empat tahun sekali kembali lagi Sep Blatter memenangkan suara. Belakangan tersiar berita burung bahwa boss FIFA ini begitu kuat baik dalam segi finansial dan dukungan moril yang didapat dari kalangan teman-teman seperti pemimpin- pemimpin negara yang masuk menjadi anggota FIFA yang acap kali mensuport beliau dari balik panggung pemilihan. Kini tiba saatnya perubahan itu. Siapa takut!

FIFA butuh wajah dan style kepemimpinan baru

Ketika evenement FIFA World Cup 2010 - South Africa dan tahun 2014 - Brasil, memang FIFA gencar mendapat kritikan. Karena FIFA mengeruk keuntungan yang tidak seimbang dan memaksa kedua negara ini untuk memenuhi peraturan FIFA tanpa melihat situasi kemakmuran rakyat di kedua negara. Belum lagi soal World Cup yang akan datang tahun 2018 dimana Russia sebagai negara penyelenggara, inipun FIFA mendapat sorotan tajam terkait relasi politik negara-negara peserta dengan Russia. Blatter dinilai mengeyampingkan point penting ini dan hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri. Bahkan issue untuk memboikot World Cup 2018 - Russia sudah lama tersiar sebagai peringatan untuk Blatter. Namun lagi-lagi Blatter menghadapi dilema serius ini dengan tertawa, sama seperti ketika ia menanggapi kasus Cristiano Ronaldo. Russia seperti kita ketahui kini terkena sanksi ekonomi dari EU terkait tragedi penembakan pesawat penumpang Malaysia MH17 tahun lalu yang terjadi di atas negara Ukraina. Belum lagi kabar simpang siur soal jual beli evenement World Cup tahun 2022 - Qatar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun