[caption id="attachment_398039" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"][/caption]
Beberapa tempat di Belanda selama tiga (3) hari yang lalu tepatnya hari Minggu sampai hari Selasa, berlangsung aktivitas tahunan, yaitu karnaval. Dan secara tidak resmi pesta ini sudah ada yang memulai dari hari Sabtu sebelumnya. Karnaval diselenggarakan sebagai aktivitas menjelang hari Paskah dan menyambut musim semi.
Karnaval pastinya berkaitan dengan kostum warna-warni dan kreasi yang unik. Dan untuk memamerkan kreasi unik ini maka karnaval marak dengan pawainya lengkap dengan musik dan pertunjukan sandiwara yang kisahnya pendek sepanjang pawai berlangsung. Terkadang karnaval juga dipakai sebagai wahana penyampaian aspirasi rakyat, seperti krisis ekonomi, tunjangan sosial kesehatan, perdamaian, perlindungan anak, emansipasi wanita dan hak-hak azasi manusia. Aspirasi ini mereka sampaikan lewat show singkat komplet dengan alat peraga dan spanduk terkait tema.
[caption id="attachment_397988" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
Seperti contoh foto di atas, bahasa mereka tulis dalam bahasa Belanda dengan aksen atau dialek Limburg. Tulisan itu menyindir manusia penonton pawai karnaval sendiri dan pemerintah setempat terkait ditutupnya beberapa gedung gereja oleh karena animo umat tidak banyak lagi mengunjungi gereja. Hingga akhirnya secara finansial mau tidak mau gereja menutup pintunya. Subsidi dari pemerintah pun tidak mencukupi.
Inilah yang penonton nantikan, yaitu menyaksikan aspirasi rakyat terkait sikon terakhir pada pemerintahan. Tidak jarang pakai pidato singkat. Tentunya tayangan untuk publik ini mereka sesuaikan dengan tema karnaval. Dan pihak radio dan televisi setempat akan turun ke lapangan untuk meng-interview secara langsung jalannya pertunjukan. Seperti mengapa ada spanduk dengan tulisan 'stop azielzoekers!/stop pengungsi -Â pencari suaka politik dari negara konflik dan sebagainya.' Rakyat menganggap aksi pemerintah untuk tetap menerima arus pengungsi ini hanya menambah problem intern saja. Dan banyak lagi aksi sandiwara singkat sebagai sitir terhadap program pemerintah.
Sejarah karnaval
Karnaval sendiri sebenarnya berasal dari pesta aktivitas gerejawi terutama agama Katholik menjelang masa masuk puasa empat puluh (40) hari yang kemudian diikuti dengan perayaan hari Paskah. Kata karnaval berasal dari bahasa Italy - Carne Levare (istilah latin dari gereja adalah Carnem Levare -lifting/menghapus daging).
Secara tradisional karnaval berarti pesta. Pesta ini berlangsung selama tiga hari, dimulai pada hari Minggu dan berakhir pada hari Selasa malam. Kemudian puasa dimulai pada hari Rabu-As. Liturgi berpuasa bagi umat Katholik ini adalah untuk memperingati teladan Jesus Kristus (dalam testamen Perjanjian baru) yang telah melakukan puasa selama empat puluh (40) hari di padang gurun untuk merefleksikan nilai-nilai kekristenan.
[caption id="attachment_397989" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
Setiap negara memiliki spesifikasi keunikan kultur kebudayaan karnavalnya masing-masing. Jaman dahulu bangsa Romawi melakukan pesta karnaval ini dengan pesta makan minum yang dikenal dengan nama Saturnalien, pesta diikuti oleh pawai dan musik yang digelar di jalan umum dalam bentuk pawai dengan memperkenalkan The Prince of Carnaval yang telah mereka pilih. Mereka yang mengikuti pesta pawai mengenakan kostum warna-warni dan mengenakan topeng yang unik dan indah.
Sesuai dengan berjalannya waktu dan modernisasi maka karnaval akhirnya meng-inovasi diri sesuai dengan situasi. Seperti telah saya uraikan di atas bahwa karnaval di beberapa tempat di Eropa terkadang dipakai juga sebagai wahana penyampaian aspirasi rakyat terkait kebijaksanaan pemerintah yang tidak relevan dengan kesejahteraan rakyatnya.
Tanggal dimulainya pesta karnaval memang mengikuti kalender gerejawi menurut Konsili Nicea (325 setelah Christus). Pesta karnaval bukan lagi seperti jaman dahulu karena karnaval di jaman modern ini lebih banyak dikuasai oleh faktor komersil seperti industri makanan, minuman dan kostum karnaval serta organisasi evenement.
[caption id="attachment_397993" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
[caption id="attachment_397994" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
[caption id="attachment_397990" align="aligncenter" width="600" caption="Fotodok.DellaAnna2015"]
Karnaval pesta kostum, makan, minum, alkohol dan free sex
Foto di atas ini memperlihatkan inilah The Prince of Carnaval yang terpilih. Peserta karnaval ini terbagi dalam banyak organisasi. Dan setiap organisasi memiliki nama sendiri dan memilih Prince dan Princess serta para ajudan/pembantunya. Yang menjadi Prince of Carnaval bukan sembarang profil. Mereka yang terpilih adalah profil yang kuat dalam soal finansial. Oleh karena evenement yang diselenggarakan oleh organisasinya akan dibiayai oleh The Prince of Carnaval. Nah, dapat dibayangkan berapa budget untuk pesta pora makan dan minum plus sewa tempat dan podia untuk tampilan pemusik dan penyanyi selama event karnaval tiga (3) hari berturut-turut. Mereka yang terpilih rata-rata memiliki fungsi atau jabatan yang cukup lumayan tajir di perusahaan di mana tempat mereka bekerja.
Karnaval bagi generasi muda dan industri lebih dilihat sebagai event pesta rakyat dan segi komersial perusahaan. Saat di mana seseorang bebas berkreasi dengan kostumnya atau  penampilannya. Sekolah libur sebagai tanda liburan menyambut  musim semi, libur dari pekerjaan terkait karnaval, makan dan minum, alkohol, musik dan pesta tiga hari berturut-turut.
Tidak banyak lagi generasi muda yang paham apa artinya bersiap diri sebelum memasuki hari puasa. Bagi mereka tiga hari pesta adalah hari-hari yang mereka nikmati senikmat-nikmatnya. Hal ini bukan berarti tidak banyak lagi umat Katholik yang melakukan puasa. Masih banyak umat yang melakukan puasa selama empat puluh (40) hari. Dan juga tidak berarti mereka yang ikut pesta karnaval tidak lagi melakukan puasa. Masih terdapat juga mereka yang melakukan puasa. Yang paling saya anggap unik memperhatikan peserta karnaval ini adalah tidak sedikit umat Islam yang ikut serta turun berpawai dengan macam-macam kostum karnaval. Tentunya mereka memiliki pesan khusus untuk dunia. Umat Islam yang berbaur mengikuti kegiatan karnaval ini adalah mereka yang tidak ekstrem, karena melihat evenement bukan dari sudut religinya.
Setiap kultur kebudayaan berbeda di setiap negara. Bagi rakyat Italy yang beragama fanatik Katholik, maka meskipun mereka melakukan pesta pora selama tiga (3) hari berturut-turut tetap mereka lakukan puasa. Rakyat Italy yang beragama Katholik memang terkenal sangat fanatik. Termasuk clan Mafia Sicilia yang sangat terkenal itu. Tetapi di Belanda tidak lagi seperti dulu. Yang karnaval ya karnaval sepuas-puasnya dan yang mau puasa silahkan puasa.
[caption id="attachment_397996" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
Yang buat saya tersenyum-senyum setelah membaca berita di sebuah media cetak lokal di Belanda ini tentang reportase karnaval untuk daerah Brabant - Limburg. Menurut hasil poling atau penelitian maka selama karnaval berlangsung ternyata seperempat (1/4) peserta karnaval melakukan ' cheating sex.' Tak jadi soal telah menikah atau belum. Tahun pertama ketika saya menginjak kaki di Negeri Kincir Angin ini saya mengira bahwa kisah ini hanya isapan jempol belaka. Tetapi dengan bergulirnya sang waktu dan memahami bagaimana kultur kebudayaan dari negara asing dengan pernik-perniknya maka saya kini bisa memahami mengapa bila event karnaval usai maka bulan berikutnya statistik yang mengajukan minta cerai dan relasi putus itu meningkat.
[caption id="attachment_397998" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
Sejak 1 Januari 2014 pemerintah di Belanda mengeluarkan peraturan larangan alkohol untuk muda usia di bawah usia delapan belas (18) tahun. Namun dalam praktiknya banyak evenemen yang lolos kontrol dan pengguna alkohol paling tinggi adalah anak-anak usia di bawah delapan belas (18) tahun. Mereka yang ID-nya di atas delapan belas (18) tahun ternyata penyebabnya oleh karena membantu meloloskannya. Di mana-mana ternyata sama saja.
[caption id="attachment_397999" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
Boerenbruiloft Karnaval atau Karnaval untuk para petani
Bagi masyarakat Limburg maka aktivitas karnaval ditutup dengan karnaval 'Boerenbruiloft Carnaval.' Karnaval yang dimaksudkan untuk petani. Yang paling unik pada pesta karnaval bagi para petani ini adalah diselenggarakannya pernikahan antara petani. Pernikahannya tentu saja tidak sungguh-sungguh, tetapi hanya sekedar meramaikan karnaval. Pada karnaval ini pejabat pemerintah seperti Gubernur memang hadir untuk mengesahkan acara pernikahan palsu para petani. karena Gubernur menjadi saksi penandatanganan akte pernikahan palsu sang pengantin petani. Mereka yang terpilih menjadi pengantin juga lewat masa pemilihan ketat sama seperti The Prince of Carnaval ketika musim gugur tahun sebelumnya, yaitu tepatnya tanggal 11 bulan sebelas (November). Sebab itu terkenal dengan nama 'Elf van de elfde (tanggal sebelas dari bulan ke sebelas).'
Pada karnaval Broerenbruiloft ini memang unik. Karena masing-masing peserta karnaval membawa keranjang yang isinya sayur-mayur, keju dan worst atau sosis seperti salami- cervelat. Kereta berkuda berhias dengan sayuran, buah dan gandum. Dan beberapa peserta mengenakan klompen atau bakyak khas Belanda. Seluruh hasil ladang para petani mereka pertunjukan sebagai simbol kemakmuran.
Pawai pun diarak sepanjang jalan besar dan terutama di pusat perkotaan. Kostum karnaval Boerenbruiloft ini memang berbeda dengan kostum karnaval hari sebelumnya. Kostum mereka berwarna dominasi hitam dan putih lengkap dengan payung berwarna putih (untuk wanita) dan payung berwarna (untuk pria). Para wanita membawa keranjang yang berisi sayur, buah, keju dan potongan worst atau sosis. Dahulu memang pesta karnaval ini benar-benar hanya untuk kalangan petani. Namun situasi telah berubah oleh karena masyarakat kota pun akhirnya memakai tema ini dalam acara pesta karnaval mereka.
Demikian uniknya memperhatikan kultur atau kebudayaan karnaval dari negara lain. Bagi saya, setiap kultur memiliki pernik yang istimewa dan memiliki latar belakang cerita rakyat. Saya suka memperhatikan pernik-pernik kebudayaan yang unik ini. Dan yang namanya karnaval pastinya tidak luput dari segi positif dan negatifnya. Apa pun penilaiannya, inilah pesta rakyat dengan aneka aspirasi dan inspirasi. (da190215nl)
--
Referensi seluruh foto adalah dokumen pribadi terkait Karnaval di Belanda (Limburg)-tahun 2015
--
Bagi anda yang mau ikutan aktifitas kampretos
silahkan mengunjungi tempat bermain mereka
--©DellaAnna2015--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H