Yang buat saya tersenyum-senyum setelah membaca berita di sebuah media cetak lokal di Belanda ini tentang reportase karnaval untuk daerah Brabant - Limburg. Menurut hasil poling atau penelitian maka selama karnaval berlangsung ternyata seperempat (1/4) peserta karnaval melakukan ' cheating sex.' Tak jadi soal telah menikah atau belum. Tahun pertama ketika saya menginjak kaki di Negeri Kincir Angin ini saya mengira bahwa kisah ini hanya isapan jempol belaka. Tetapi dengan bergulirnya sang waktu dan memahami bagaimana kultur kebudayaan dari negara asing dengan pernik-perniknya maka saya kini bisa memahami mengapa bila event karnaval usai maka bulan berikutnya statistik yang mengajukan minta cerai dan relasi putus itu meningkat.
[caption id="attachment_397998" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
Sejak 1 Januari 2014 pemerintah di Belanda mengeluarkan peraturan larangan alkohol untuk muda usia di bawah usia delapan belas (18) tahun. Namun dalam praktiknya banyak evenemen yang lolos kontrol dan pengguna alkohol paling tinggi adalah anak-anak usia di bawah delapan belas (18) tahun. Mereka yang ID-nya di atas delapan belas (18) tahun ternyata penyebabnya oleh karena membantu meloloskannya. Di mana-mana ternyata sama saja.
[caption id="attachment_397999" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
Boerenbruiloft Karnaval atau Karnaval untuk para petani
Bagi masyarakat Limburg maka aktivitas karnaval ditutup dengan karnaval 'Boerenbruiloft Carnaval.' Karnaval yang dimaksudkan untuk petani. Yang paling unik pada pesta karnaval bagi para petani ini adalah diselenggarakannya pernikahan antara petani. Pernikahannya tentu saja tidak sungguh-sungguh, tetapi hanya sekedar meramaikan karnaval. Pada karnaval ini pejabat pemerintah seperti Gubernur memang hadir untuk mengesahkan acara pernikahan palsu para petani. karena Gubernur menjadi saksi penandatanganan akte pernikahan palsu sang pengantin petani. Mereka yang terpilih menjadi pengantin juga lewat masa pemilihan ketat sama seperti The Prince of Carnaval ketika musim gugur tahun sebelumnya, yaitu tepatnya tanggal 11 bulan sebelas (November). Sebab itu terkenal dengan nama 'Elf van de elfde (tanggal sebelas dari bulan ke sebelas).'
Pada karnaval Broerenbruiloft ini memang unik. Karena masing-masing peserta karnaval membawa keranjang yang isinya sayur-mayur, keju dan worst atau sosis seperti salami- cervelat. Kereta berkuda berhias dengan sayuran, buah dan gandum. Dan beberapa peserta mengenakan klompen atau bakyak khas Belanda. Seluruh hasil ladang para petani mereka pertunjukan sebagai simbol kemakmuran.
Pawai pun diarak sepanjang jalan besar dan terutama di pusat perkotaan. Kostum karnaval Boerenbruiloft ini memang berbeda dengan kostum karnaval hari sebelumnya. Kostum mereka berwarna dominasi hitam dan putih lengkap dengan payung berwarna putih (untuk wanita) dan payung berwarna (untuk pria). Para wanita membawa keranjang yang berisi sayur, buah, keju dan potongan worst atau sosis. Dahulu memang pesta karnaval ini benar-benar hanya untuk kalangan petani. Namun situasi telah berubah oleh karena masyarakat kota pun akhirnya memakai tema ini dalam acara pesta karnaval mereka.
Demikian uniknya memperhatikan kultur atau kebudayaan karnaval dari negara lain. Bagi saya, setiap kultur memiliki pernik yang istimewa dan memiliki latar belakang cerita rakyat. Saya suka memperhatikan pernik-pernik kebudayaan yang unik ini. Dan yang namanya karnaval pastinya tidak luput dari segi positif dan negatifnya. Apa pun penilaiannya, inilah pesta rakyat dengan aneka aspirasi dan inspirasi. (da190215nl)
--
Referensi seluruh foto adalah dokumen pribadi terkait Karnaval di Belanda (Limburg)-tahun 2015