Sesuai dengan berjalannya waktu dan modernisasi maka karnaval akhirnya meng-inovasi diri sesuai dengan situasi. Seperti telah saya uraikan di atas bahwa karnaval di beberapa tempat di Eropa terkadang dipakai juga sebagai wahana penyampaian aspirasi rakyat terkait kebijaksanaan pemerintah yang tidak relevan dengan kesejahteraan rakyatnya.
Tanggal dimulainya pesta karnaval memang mengikuti kalender gerejawi menurut Konsili Nicea (325 setelah Christus). Pesta karnaval bukan lagi seperti jaman dahulu karena karnaval di jaman modern ini lebih banyak dikuasai oleh faktor komersil seperti industri makanan, minuman dan kostum karnaval serta organisasi evenement.
[caption id="attachment_397993" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
[caption id="attachment_397994" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]
[caption id="attachment_397990" align="aligncenter" width="600" caption="Fotodok.DellaAnna2015"]
Karnaval pesta kostum, makan, minum, alkohol dan free sex
Foto di atas ini memperlihatkan inilah The Prince of Carnaval yang terpilih. Peserta karnaval ini terbagi dalam banyak organisasi. Dan setiap organisasi memiliki nama sendiri dan memilih Prince dan Princess serta para ajudan/pembantunya. Yang menjadi Prince of Carnaval bukan sembarang profil. Mereka yang terpilih adalah profil yang kuat dalam soal finansial. Oleh karena evenement yang diselenggarakan oleh organisasinya akan dibiayai oleh The Prince of Carnaval. Nah, dapat dibayangkan berapa budget untuk pesta pora makan dan minum plus sewa tempat dan podia untuk tampilan pemusik dan penyanyi selama event karnaval tiga (3) hari berturut-turut. Mereka yang terpilih rata-rata memiliki fungsi atau jabatan yang cukup lumayan tajir di perusahaan di mana tempat mereka bekerja.
Karnaval bagi generasi muda dan industri lebih dilihat sebagai event pesta rakyat dan segi komersial perusahaan. Saat di mana seseorang bebas berkreasi dengan kostumnya atau  penampilannya. Sekolah libur sebagai tanda liburan menyambut  musim semi, libur dari pekerjaan terkait karnaval, makan dan minum, alkohol, musik dan pesta tiga hari berturut-turut.
Tidak banyak lagi generasi muda yang paham apa artinya bersiap diri sebelum memasuki hari puasa. Bagi mereka tiga hari pesta adalah hari-hari yang mereka nikmati senikmat-nikmatnya. Hal ini bukan berarti tidak banyak lagi umat Katholik yang melakukan puasa. Masih banyak umat yang melakukan puasa selama empat puluh (40) hari. Dan juga tidak berarti mereka yang ikut pesta karnaval tidak lagi melakukan puasa. Masih terdapat juga mereka yang melakukan puasa. Yang paling saya anggap unik memperhatikan peserta karnaval ini adalah tidak sedikit umat Islam yang ikut serta turun berpawai dengan macam-macam kostum karnaval. Tentunya mereka memiliki pesan khusus untuk dunia. Umat Islam yang berbaur mengikuti kegiatan karnaval ini adalah mereka yang tidak ekstrem, karena melihat evenement bukan dari sudut religinya.
Setiap kultur kebudayaan berbeda di setiap negara. Bagi rakyat Italy yang beragama fanatik Katholik, maka meskipun mereka melakukan pesta pora selama tiga (3) hari berturut-turut tetap mereka lakukan puasa. Rakyat Italy yang beragama Katholik memang terkenal sangat fanatik. Termasuk clan Mafia Sicilia yang sangat terkenal itu. Tetapi di Belanda tidak lagi seperti dulu. Yang karnaval ya karnaval sepuas-puasnya dan yang mau puasa silahkan puasa.
[caption id="attachment_397996" align="aligncenter" width="600" caption="Foto dok.DellaAnna2015"]