Mohon tunggu...
101_Sabina Khairiah
101_Sabina Khairiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

traveler di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Perilaku, Problem dan Strategi dalam Memanajemen Perilaku Anak Spektrum Autis

14 November 2023   17:44 Diperbarui: 14 November 2023   18:50 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan yang memengaruhi cara seseorang berkomunikasi, berinteraksi, dan berperilaku. Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme sering kali menunjukkan perilaku yang sulit dikelola oleh orang tua dan pengasuhnya. Mampu mengidentifikasi perilaku umum, memahami apa yang mungkin menyebabkan masalah, dan mengembangkan strategi penanggulangan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak dan keluarga.

 

Perilaku Anak Spektrum Autis

Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme seringkali memiliki pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas dan berulang. Beberapa perilaku umum meliputi:

  • Bertepuk tangan, bergoyang, atau berputar-putar (perilaku merangsang diri sendiri)
  • Memiliki minat yang kuat pada topik tertentu, seperti kereta api atau angka
  • Amati praktik atau ritual tertentu
  • Kontak mata minimal
  • Kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi
  • Reaksi yang merugikan terhadap rangsangan sensorik, seperti suara keras atau cahaya terang
  • Echolalia (mengulangi kata atau frasa yang diucapkan orang lain)

Perubahan Perilaku Anak Spektrum Autis

Perubahan perilaku adalah suatu paradigma bahwa seseorang akan berubah sesuai dengan apa yang seseorang pelajari baik dari keluarga, teman, sahabat ataupun belajar dari diri sendiri, proses pembelajaran diri inilah yang dapat membentuk seseorang, sedangkan pembentukan tersebut sangat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan orang tersebut baik dalam kesehariannya maupun dalam keadaan tertentu (Irwan, 2017).

Adapun berikut teori teori yang dapat digunakan dalam perubahan perilaku anak autis. Berikut adalah kajian teori tentang perubahan perilaku anak autis yang dapat diambil dari beberapa sumber:

  • Anak autis mengalami hambatan perkembangan yang saling berhubungan dan terlihat sebelum berusia tiga tahun sehingga anak tersebut mengalami hambatan dalam komunikasi dan interaksi sosialnya.
  • Terapi ABA (Applied Behavior Analysis) merupakan salah satu jenis terapi yang sering digunakan untuk anak autis. Terapi ini dilakukan dengan memberikan hadiah atau reward serta hukuman atau punishment yang mana setiap perilaku yang diinginkan akan diberikan reward dan perilaku yang tidak diinginkan akan diberikan hukuman.
  • Karakteristik anak autis meliputi kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, ketidakpedulian terhadap lingkungan sosial, pola bermain yang tidak sama seperti anak lain, gerakan stereotype, penolakan terhadap perubahan lingkungan, dan perilaku yang tidak terkontrol.
  • Anak autis memerlukan bimbingan dan dukungan lebih dari orang tua dan lingkungannya untuk berkembang agar dapat hidup mandiri.
  • Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang berhubungan dengan komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi. Gejalanya tampak pada sebelum usia 3 tahun. Bahkan apabila autis infantile gejalanya sudah ada sejak bayi.
  • Anak autis merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang bersifat pervasif, yaitu menyebar ke seluruh aspek kehidupan anak.
  • Penanganan secara psikologis diperlukan untuk anak autis, terutama pada aspek komunikasi sosial, perilaku, dan bahasa.

Problem Perilaku Anak Spektrum Autis

Perilaku tertentu yang umum terjadi pada anak spektrum autis dapat menjadi masalah dengan mengganggu pembelajaran dan sosialisasi atau menyebabkan kerusakan. Masalah dapat muncul ketika anak terlalu terstimulasi, frustrasi, bingung atau tidak dapat mengomunikasikan kebutuhan yang mendasarinya. Perilaku bermasalah dapat mencakup:

  • Keterlambatan komunikasi
  • Masalah komunikasi adalah ciri utama gangguan spektrum autisme. Dari kemampuan yang buruk dalam mengintegrasikan komunikasi verbal dan non-verbal, kelainan dalam kontak mata dan bahasa tubuh serta kurangnya pemahaman dan penggunaan gerak tubuh, hingga kurangnya ekspresi wajah dan komunikasi non-verbal. Hal ini menjadi masalah bagi penderita gangguan spektrum autisme dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bila perlu, berkomunikasi menggunakan AAC (Augmentative and Alternative Communication) atau bahasa isyarat dapat mendukung perkembangan bahasa dan komunikasi anak.
  • Sensitivitas Sensorik
  • Banyak anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) mengalami peningkatan sensitivitas sensorik. Artinya indra mereka menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi dari lingkungan sekitar, yang berarti perhatian mereka mungkin terganggu oleh suara, cahaya, atau tekstur tertentu. Sensitivitas sensorik terkadang tampak lebih buruk saat anak stres atau cemas. Sensitivitas juga bisa membuat anak merasa stres dan cemas. Masalah sensorik dapat mempengaruhi seluruh keluarga dan lingkungan anak. Misalnya, jika seorang anak terlalu sensitif terhadap kebisingan, hal ini dapat membatasi ke mana keluarga anak tersebut dapat pergi atau jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh keluarga tersebut.
  • Keterbatasan dalam Kemampuan Sosial
  • Anak autis seringkali mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Mereka kesulitan memahami ekspresi wajah, perasaan orang lain, atau berkomunikasi secara efektif dan satu sama lain. Mereka kurang memiliki kemampuan untuk berbagi minat, perasaan (emosi), emosi, dan tidak mampu memulai atau merespons interaksi sosial.
  • Melakukan perilaku yang berulang-ulang
  • Anak autis cenderung memiliki perilaku/stimulasi yang berulang-ulang. Perilaku yang merangsang ini mengacu pada gerakan tubuh, benda bergerak, dan kata atau kalimat yang diulang-ulang, seperti gerakan tangan yang berulang-ulang, berputar-putar, obsesi terhadap objek tertentu, dan ucapan yang berulang-ulang, atau tegas. kehidupan sehari-hari.
  • Kesulitan dengan waktu yang tidak terstruktur
  • Anak-anak dengan ASD mengalami kesulitan menghadapi situasi di mana tidak ada jadwal yang ditetapkan, karena otak mereka kesulitan mengatur aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu, anak-anak penderita ASD lebih cenderung bertingkah saat istirahat atau waktu istirahat lainnya, karena mereka merasa bingung dan frustrasi. Selain itu, anak-anak penderita ASD sering kali mengalami kesulitan menghadapi perubahan dalam rutinitasnya. Usahakan untuk memberikan intruksi dan penjelasan yang jelas ketika ada perubahan jadwal atau lingkungan.
  • Perilaku Sulit (Challenging Behaviors)
  • Masalah perilaku sulit/ perilaku agresif secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan penggunaan obat-obatan psikotropika dan melatonin, fungsi kognitif yang lebih rendah, tingkat keparahan ASD yang lebih rendah, masalah tidur pada anak, internalisasi dan/ masalah perhatian yang lebih banyak. Perilaku agresif pada anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah penyebab utama penempatan di tempat tinggal (Mandell, 2008) dan dikaitkan dengan gangguan fungsional yang lebih besar dan intervensi medis yang lebih intensif (Lecavalier, 2006, Tureck, Matson, Turygin, & Macmillan, 2013 , Witwer & Lecavalier, 2005). Selain itu, perilaku agresif pada anak-anak dengan ASD sering menjadi sumber kekhawatiran orang tua (Mazurek, Kanne, & Wodka, 2013) dan diketahui meningkatkan stres keluarga, tekanan finansial, dan tuntutan terhadap pengasuh (Hodgetts, Nicholas, & Zwaigenbaum, 2013 ;Lecavalier, Leone, & Wiltz, 2006). Meskipun perilaku agresif pada ASD penting karena dampak buruknya terhadap pengasuhan anak, hal ini juga dapat menjadi faktor risiko hasil buruk di kemudian hari. Misalnya, pada populasi umum, perilaku agresif di masa kanak-kanak dikaitkan dengan perilaku maladaptif lainnya termasuk kenakalan/masalah perilaku, disregulasi emosi, rendahnya penerimaan teman sebaya, dan penolakan teman sebaya (Card, Stucky, Sawalani, & Little, 2008).

Strategi dalam Pengelolaan Perilaku Anak Spektrum Autis

Ada berbagai strategi dan intervensi yang dapat membantu mengelola perilaku bermasalah pada anak-anak dengan ASD:

  • Penilaian perilaku fungsional untuk memahami pemicu dan fungsi perilaku
  • Jadwal dan dukungan visual untuk memberikan struktur dan kejelasan
  • Narasi sosial untuk mengajarkan respons yang tepat
  • Penguatan positif seperti hadiah untuk mendorong perilaku yang baik
  • Akomodasi seperti headphone peredam bising untuk meminimalkan masalah sensorik
  • Sistem komunikasi, seperti pertukaran gambar, untuk mengekspresikan kebutuhan
  • Obat-obatan untuk membantu dengan kondisi yang terjadi bersamaan seperti kecemasan atau ADHD
  • Program pelatihan orang tua untuk mempelajari keterampilan manajemen perilaku
  • Berkolaborasi dengan terapis, guru, dan penyedia layanan lainnya untuk konsistensi di seluruh lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun