Mohon tunggu...
prayoga s purnomo
prayoga s purnomo Mohon Tunggu... Perawat - mahasiswa

membaca dan main bola

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Hemofilia Lebih Dalam

1 November 2024   14:33 Diperbarui: 1 November 2024   15:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah yang bersifat genetik, yang mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku dengan normal. Seseorang yang terjangkit penyakit ini sering kali tekat menyadarinya sampai terjadi pedarahan yang sulit dihentikan, baik akibat luka kecil atau bahkan tanpa sebab yang jelas. Tingginya risiko perdarahan internal dan komplikasi lainnya membuat penting bagi kita untuk memahami hemofilia lebih baik, terutama agar para penderita dapat hidup sehat dan produktif.

Apa Itu Hemofilia?

Hemofilia disebabkan oleh kekurangan atau tidak adanya protein pembekuan darah, terutama faktor VIII (hemofilia A) atau faktor IX (hemofilia B). Tanpa faktor-faktor ini, pembekuan darah tidak akan terjadi dengan normal, menyebabkan perdarahan yang lebih lama dan risiko perdarahan dalam sendi, otot, atau organ tubuh lainnya. Kebanyakan kasus dari penyakit hemofilia adalah laki-laki, meskipun perempuan juga bisa menjadi pembawa sifat hemofilia dan mengalami gejala ringan.

Mengenal Hemofilia Secara Lebih Mendalam

Ada dua tipe utama hemofilia – hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A adalah jenis yang sangat umum terjadi dan disebabkan oleh faktor pembekuan darah VIII, sementara hemofilia B dikaitkan dengan faktor pembekuan IX. Keduanya menjalankan fungsi vital dalam proses pembekuan darah karena faktor-faktor tersebut dapat “menutup” luka atau pembuluh darah yang bocor. Dengan ketidakhadiran protein ini, pendarahan akan lebih lama dan lebih susah kaliannya. Hemofilia sering kali terdeteksi di masa anak-anak. Hal ini terjadi ketika anak laki-laki mengalami pendarahann berkepanjangan ketika mereka jatuh atau ketika mereka medapat suntikan untuk vaksinasi. Penderita yang menderita gejala parah bahkan mungkin mengalami pendarahan di dalam tubuh mereka secara spontan. Ini merupakan kondisi medis yang memerlukan perawatan medis secepat mungkin.

Dampak Hemofilia Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental

Penyakit hemofilia juga dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental penderitanya. Risiko utama pada penderita hemofilia adalah perdarahan internal, terutama pada sendi-sendi seperti lutut, siku, dan pergelangan kaki. Jika terjadi terus menerus maka perdarahan ini dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen yang disebut hemofiliak artropati. Kondisi ini tidak hanya menyakitkan akan tetapi juga bisa mengganggu mobilitas penderita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendarahan jika tidak segera diobati juga bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan organ atau infeksi pada luka yang terbuka.

Dari sisi mental, penderita hemofilia dan keluarga mereka seringkali merasakan kecemasan dan stres yang tinggi. Rasa takut akan perdarahan yang sulit dihentikan atau bahkan bisa terjadi secara tiba-tiba bisa menurunkan kepercayaan diri dan menghambat aktivitas sosial. Untuk itu, pemahaman yang lebih baik mengenai penyakit ini sangat penting agar penderita dan keluarganya dapat mengatasi tantangan fisik dan mental yang muncul

Dampak Hemofilia pada Kehidupan Sehari-Hari

Penderita hemofilia menghadapi berbagai tantangan, termasuk risiko perdarahan spontan yang dapat mengancam jiwa serta dampak jangka panjang pada kesehatan sendi disebabkan perdarahan yang berulang. Selain itu, banyak yang harus membatasi aktivitas fisik yang berlebih dan menjalani perawatan rutin untuk mencegah komplikasi. Dengan penanganan yang tepat, seperti terapi faktor pengganti dan tindakan pencegahan perdarahan, penderita hemofilia bisa menjalani kehidupan yang relatif normal dan minim komplikasi.

Langkah-Langkah Penting dalam Pengelolaan Hemofilia

  1. Edukasi Diri dan Keluarga
    Memberikan edukasi kepada anggota keluarga dan juga diri akan pentingnya pengetahuan penyakit hemofilia dan mengetahui gejala, risiko, serta cara penanganan pertama hemofilia sangat penting. Edukasi mengenai penyakit ini dapat membantu mereka merespon dengan cepat jika terjadi perdarahan.
  2. Terapi Faktor Pengganti
    Terapi faktor pengganti, yaitu infus faktor pembekuan darah yang kurang, adalah penanganan utama hemofilia. Terapi ini bisa dilakukan secara teratur sebagai pencegahan (profilaksis) atau saat terjadi perdarahan (on-demand).
  3. Aktivitas Fisik Aman
    Meskipun aktivitas fisik penting untuk menjaga kebugaran tubuh, penderita hemofilia disarankan memilih olahraga dengan risiko cedera rendah, seperti berenang atau bersepeda. Olahraga ini membantu memperkuat otot dan melindungi sendi tanpa meningkatkan risiko perdarahan.
  4. Pentingnya Dukungan Keluarga
    Dukungan dari keluarga sangat penting  bagi penderita hemofilia karena keluarga menjadi bagian penting bagi penderita dan menjadi orang yang paling dekat juga sangat dipercaya untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
  5. Konsultasi Rutin dengan Dokter
    Memastikan perawatan yang tepat melalui konsultasi dengan ahli hematologi atau dokter spesialis sangat penting dalam memantau kondisi serta menyesuaikan rencana terapi jika diperlukan.

Kesimpulan

Hemofilia adalah kondisi yang memerlukan perhatian khusus, namun dengan penanganan yang tepat dan dukungan penuh, penderita hemofilia dapat memiliki kualitas hidup yang baik. Mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan penanganan hemofilia dapat membantu mengurangi dampak kesehatan dan komplikasi dari penyakit ini. Mari kita bersama-sama mendukung penderita hemofilia untuk hidup lebih sehat dan produktif!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun