Teori Kohlberg merupakan teori yang menjelaskan tentang perkembangan moral.teori ini menekankan bahwa pertumbangan moral berdasarkan penanaman moral yang berkembang secara bertahap. Ada 3 level didalam teori ini dimana disetiap level terdapat 2 tahapan. Jadi memiliki 6 tahapan secara berhubungan.
- Tahapan Pra konvensional
   Tahapan ini dialami oleh anak usia 4-10 tahun. Pada tahap ini anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral penalaran, moral dikendalikan oleh imbalan atau hadiah dan hukuman eksternal. Jadi anak melakukan sesuatu apabila ada imbalan atau hadiah, tahap ini juga menekankan bahwa pemikiran moral anak ditentukan oleh kematangan kapasitas kognitifnya.
- Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
  Seseorang bernilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman. Penalaran moral didasarkan atas hukuman dan anak taat karena orang dewasa menuntut mereka untuk taat. Misalnya seorang anak merasa benar apabila dia mematuhi perintah orang tuanya, dan merasa bersalah apabila melanggar perintah orang tuanya.
- Individualisme dan relativis instrumental
  Penalaran moral didasarkan atas imbalan dan kepentingan sendiri. Karena ia mulai menyadari bahwa orang lain juga punya kepentingan dan keinginanyang sama dengan dirinya. Oleh karena itu, perbuatan baik dapat digunakan menjadi instrumen atau alat untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain. Contoh anak mau melakukan apa yang diperintah karena nantinya akan diberikan hadiah berupa es krim.
- Konvensional
  Tahapan ini dialami oleh anak usia 10-13 tahun. Pada tahap ini anak menganggap moral sebagai sebagai kesepakan tradisi sosial. Mereka berperilaku sesuai dengan aturan dan patokan moral agar dapat memeprolah persetujuan orang dewasa bukan menghindari hukuman.
- Orientasi anak manis
  Seseorang mempunya prinsip bahwa saya adalah anak manis. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan orang lain, membantu orang lain sesuai yang diharapkan orang lain. Maka dari itu, seseorang menghargai kebenaran, kepedulian, kesetian kepada orang lain sebagai landasan pertimbangan moral. Contoh anak memiliki kepedulian terhadap sesamanya.
- Orientasi hukum dan ketertiban
  Makna kelompok diperluas, seseorang muai menyadari diluar kelompok vokal seperti keluarga, teman sebaya, teman sekolah, organisasi-organisasi himpunan-himpunan dan sebagainya, masih ada kelompok yang lebih luas  seperti suku bangsa, agama, dan negara. Ia menyadari bahwa dirinya bagian dari kelompok yang lebih besar itu, pertimbangan sosial didasarkan atas pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, keadilan dan sosial. Contoh anak mentaati aturan sosial dalam keluarga seperti berpamitan kepada kedua orang tua
- Tingkat Pasca Konvensional
  Tahapan ini dialami oleh anak usia 13 tahun keatas. Pada tahap ini, hidup baik mula dipandang sebagai tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip-prinsip  yang dianut dalam batin. Disini, seseorang mulai menyadari baha hukum tidak selalu dapat diterima secara mentah-mentah, hukum bukanlah sesuatu yang ditaati secara mutlak, melinkan sesuatu yang dahulu harus melewati proses penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang muncul didalam hati nurani.
- Kontrak sosial legalitas
  Segi hukum masih ditekankan. Namun, seseorang mula menyadari bahwa suatu hukum tertentu belum tentu bisa di terapkan dalam seluruh segi kehidupan manusia, disini orang mulai berfikir bahwa hukum bisa diubah dan disesuaikan dengan konteks atau situasi yang ada sejauh dapat memberi manfaat sosial demi kepentingan dan kesejahteraan umum. Oleh karena itu, dapat diselenggarakan persetujuan suatu demokratis, kontrak sosial agr tercapai kesepakatan yang baru. Contoh seorang ayah telah diberi kepercayaan dan amanah, maka akan dilaksanakan dengan baik. Namun, jika hak atas dirinya seperti hak untuk bekerja menurut kemampuanya dilanggar, maka dia akan menuntut haknya.
- Prinsip etika universal
  Seseorang mulai menyadari bahwa di lubuk hatinya sebenarnya terdapat prinsip-prinsip yang berlaku universal (umum). Prinsi-prinsip yang berlaku universal itu merupakan prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi nilai dan martabat kemanusiaan. Jadi, seseorang telah mengembangkan suatu standart moral yang didasarkan pada hak-hak manusia universal (umum). Contoh lebih mendahulukan hak orang lain yang lebih penting, selagi tidak melanggar hak nya
   Hubugan teori perkembangan dengan proses pendidikan serta permasalahan anak memang sangat dibutuhkan. Sebagai seorang guru diharuskan mengerti dan memahami tentang psikologi anak karena ketika seorang guru sudah mengetahui psikologi anak, selain itu guru juga akan memahami tentang karakter anak dan tingkah laku mereka,dengan begitu guru akan mudah menyesuaikan dirinya dalam mendidik siswanya. Setelah membahas, mempelajari, dan mengetahui teori dari Kohlberg, maka diharapkan orangtua serta pendidik dapat menerapkannya. Dengan teori perkembangan kognitif moral,  Kohlberg menetapkan bahwa tujuan pendidikan moral adalah pencapaian orientasi etika universal, dimana dalam tahap ini seseorang dapat memahami, menerima dan melaksanakan aturan berdasarkan hati nuraninya. Bahkan sangat dimungkinkan peserta didik mengkritis aturan yang mengabaikan prinsip-prinsip keadilan, kejujuran demokrasi, dan prinsip-prinsip lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H