Mohon tunggu...
Ide Usaha
Ide Usaha Mohon Tunggu... -

pemburu dollar..

Selanjutnya

Tutup

Money

Lagu indah Membawa Berkah

8 November 2014   10:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:20 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Simaklah petikan lirik sebuah lagu ini;

"Bojoku meteng telung wulan, Bendino ngiler jarene nyidam.. Sak njaluk’e kudu keturutan, Iki nyidam opo kesempatan.. Iki ngono perbuatanmu mas Wetengku cilik mbok gawe lemu.. Kowe seneng nggugahi wong turu Ra diwei mengko kowe nesu.. Yo wis cah ayu, bojoku sing ayu dewe Dewe dewe dewe Gek ndang ngomongo.. Opo sing mbok kepingini, Gek ndang tak turuti.. Sing tak pingini, sing gampang gampang Janji kudu keturutan.. Aku pingin pentol sing enek endog'e, Aku pingin pentol sing dobel endog'e.. Aku pingin pentol pentol pentol pentol endog, sing okeh mie ne.. Ada yang pernah mendengarnya? jika belum, berarti anda bukan pecinta lagu Dangdut. Lirik lagu berbahasa jawa diatas, adalah petikan dari lagu yang berjudul Ngidam Pentol. Liriknya memang agak nakal. Gak cocok untuk anak-anak. Lagu Ngidam Pentol bercerita tentang seorang istri yang sedang hamil dan minta sesuatu pada suaminya. Biasa di sebut ngidam. Ceritanya si istri ini ingin makan pentol. Untuk Kalangan masyarakat di Pedesaan, tentu sudah tak asing dengan makanan ini.

Pentol merupakan sejenis makanan jajanan yang terbuat dari kanji (pati singkong) dengan atau tanpa ditambahkan daging cincang yang dibentuk bulat dan direbus hingga matang, memiliki rasa gurih dan kenyal serta disajikan dengan saus. Penjual pentol sering kita jumpai, baik yang sedang berkeliling menjual barang dagangannya atau sedang mangkal. Tiap tahun jumlahnya terus bertambah. Berjualan Pentol, bisa menjadi peluang usaha kecil. Menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bukan melamar pekerjaan. Berdagang keliling sangatlah mudah. Tidak perlu menggunakan modal yang besar, dan menguntungkan. Berdagang pentol bisa menggunakan sepeda montor atau sepeda. Selain berkeliling berdagang pentol bisanya mangkal di lingkungan  Sekolah.Anak-anak adalah konsumen terbesar makanan ini. Tentu saja, orang dewasa juga banyak yang suka jajanan yang biasa dijual dengan harga Rp 500,- ini.

Untuk anda yang tertarik dengan peluang usaha kecil ini, berikut proses pengolahan dan pemasarannya;

Bahan dasar pembuatan pentol:

  • Tepung terigu
  • Tepung kanji

Untuk bumbu-bumbunya:

  • bawang merah
  • bawang putih
  • ketumbar
  • merica
  • kemiri
  • daun seledri
  • penyedap rasa (1 saset untuk 1 kg)
  • daun seledri

Proses pengolahan pentol:

Persiapkan bumbunya.

  • haluskan rempah-rempahnya dengan cara ditumbuk

  • setelah halus, goreng bumbunya.

  • goreng sampai berwarna kemerah-merahan.

Pembuatan adonan:

  • rebuslah bumbu yang sudah dicampur dengan air secukupnya
  • setelah mendidih, tuangkan pada tepung terigu yang sudah dicampur dengan tepung kanji.

  • aduk sampai rata

  • aduklah hingga kenyal dan mudah dibentuk menjadi bulat-bulat

  • pentol siap direbus.

Proses pengolahan pentol sangat mudah. Bumbu dan bahan yang digunakan juga mudah didapat. Dalam proses pengolahannya tidak dianjurkan menggunakan bahan pengawet. Konsumen  sangat menyukai jika  harganya terjangkau, rasanya enak dan tidak menggunakan bahan pengawet. Dan sebagai seorang penjual, kepuasan konsumen adalah nomer satu. Jagalah kualitas produk dan  pelayanan kita. Rata-rata, para pedagang pentol bisa membuat 3-4 kg. itu membutuhkan modal awal sekitar Rp. 100.000,- Dengan harga jual Rp. 500,- omset per hari sekitar Rp. 250.000,-. jadi, keuntungan yang bisa didapat Rp. 150.000,- per hari. Hasil yang relatif besar, untuk sebuah usaha dengan modal yang kecil. Anda patut mencobanya, dan sebagai penutup, dibawah ini link lagu indah yang membawa berkah itu..

https://www.youtube.com/watch?list=UUe-DKXlF0-7ao68Xz16UyOQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun