Mohon tunggu...
099_Anisa Nur Janah
099_Anisa Nur Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang

Hi! Saya Anisa. Saya tertarik dengan isu lingkungan, HAM, dan perlindungan anak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Think Globally Act Locally: Kelompok 20 PMM Universitas Muhammadiyah Malang Ajak Anak-anak Panti Asuhan Akhlaqul Kharimah Menjadi Bagian Dari Agent of Change

5 Juli 2022   10:08 Diperbarui: 5 Juli 2022   10:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ungkapan "Think globally act locally" lahir dalam konteks inklusivitas lingkungan. Khususnya atas keprihatinan para pakar multidisipliner, diantaranya David Brower, Frank Feather, Patrick Geedes, dan Rene Dubos atas problematika lingkungan global yang mengancam kehidupan. Melalui think globally act locally para pakar tersebut mendesak setiap individu untuk turut perduli, memikirkan, serta bertindak dalam mewujudkan visi terkait apa yang harus dilakukan, apa yang sebaiknya tidak dilakukan, dan apa yang seharusnya dikurangi dalam meminimalisir dampak dan penyebab persoalan lingkungan yang buruk bagi dunia melalui act locally. Dalam hal ini act locally ditujukan sebagai seruan bagi setiap individu untuk turut berkontribusi secara aktif dalam mengatasi apa yang dilakukan dari, oleh, dan untuk mereka.
Think globally act locally merupakan pengingat bahwa persoalan global yang ada tidak terlepas dari persoalan-persoalan yang hadir di taraf lokal. Berkaitan dengan persoalan lingkungan, kita juga bagian dari penyumbang persoalan lokal. Berdasarkan pernyataan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 2020 total produksi sampah nasional Indonesia mencapai angka 67,8 juta ton. Artinya, setiap harinya dari total 270 juta penduduk menghasilkan sekitar 185.753 ton sampah atau dengan kata lain setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari.

Berdasar pada hal tersebut, kelompok 20 PMM Universitas Muhammadiyah Malang melalui program pendukung peduli lingkungan memberikan edukasi kepada anak-anak Panti Asuhan Akhlaqul Kharimah untuk menumbuhkan kesadaran bahwa isu lingkungan merupakan isu krusial yang memerlukan keperdulian bersama sekaligus menggandeng anak-anak panti menjadi bagian dari Agent of Change dalam aksi peduli lingkungan tersebut.

dokpri
dokpri
Aksi ini dilakukan dengan berpedoman pada gerakan #Generasipilahplastik untuk mengajak anak-anak panti asuhan Akhlaqul Kharimah menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik.
dokpri
dokpri
Kelompok PMM 20 juga memberikan informasi terkait penggunaan aplikasi bank sampah yang dapat dihubungi untuk melakukan sistem pick up terhadap kemasan plastik yang telah dipilah. Melalui konsistensi langkah kecil ini, kami berharap bahwa sebagai individu kami dapat memberikan sedikit kontribusi atas persoalan lingkungan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun